News

Istri bergaji lebih tinggi dari suami rentan alami KDRT

Istri bergaji lebih tinggi dari suami rentan alami KDRT
Ilustrasi korban kekerasan. ((Pixabay/Tumisu))

POPULARITAS.COM – Kesenjangan finansial dapat jadi salah satu faktor terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Saat istri miliki gaji lebih tinggi, suami kerap merasa insecure hingga menunjukkan reaksi kekuasaan.

Hal tersebut disampaikan oleh A Kasandra Putranto, ahli psikologi klinis forensik dari Universitas Indonesia (UI) dalam penjelasannya dikutip dari laman Antara, Jumat (24/11/2023) di Jakarta.

Insecure seorang suami ketika istri bergaji lebih tinggi, ini masalah umum yang kerap terjadi dalam kasus KDRT. Untuk itu hindari hal tersebut, dibutuhkan komunikasi antara pasangan guna cegah konflik.

“Ketika toleransi (dari pihak salah satu pihak) itu rendah, lalu pihak lainnya penerimaannya juga rendah, maka otomatis maslaah ini akan bertambah,” ujar Kasandra.

Konflik akibat kesenjangan finansial itu, kata Kasandra, akan semakin berkembang apabila sumber pendapatan hanya bergantung pada pendapatan istri.

“Apalagi kalau sandwich generation yang terjepit harus menanggung anak dan orang tua, belum lagi kalau ada adik-adik. Ini akhirnya berpotensi mengandung konflik,” ujarnya.

Namun, Kasandra menekankan bahwa kekerasan dalam rumah tangga tidak hanya dipicu oleh faktor finansial, melainkan faktor psikologis, serta faktor sosial.

Tidak hanya tekanan dari lingkungan keluarga, Kasandra mengatakan bahwa tekanan dari masyarakat sekitar juga dapat memicu kekerasan dalam rumah tangga.

“Netizen juga sering berperan ya ketika tahu ‘oh suaminya di rumah, istrinya yang kerja kenapa istrinya yang kerja suaminya yang di rumah’ itu bisa memberikan tekanan,” ujar Psikolog Klinis Forensik lulusan Universitas Indonesia A. Kasandra Putranto.

Komentar dari lingkungan sekitar, lanjut Kasandra, akan memberikan tekanan. Sehingga konflik akan timbul saat penghasilan istri lebih besar dari suami.

“Ketika konflik berkelanjutan, akhirnya bisa meningkat menjadi sebuah kekerasan,” katanya.

Untuk mengubah perilaku tindak kekerasan, menurut Kasandra, dibutuhkan tekad dan niat yang kuat dari pelaku kekerasan tersebut.

“Yang paling penting itu ada niat nomor satu, kemudian kedua ada semacam introspeksi diri, lalu kemudian melihat mau diubahnya ke arah mana. Kalau perlu tentu dengan bantuan psikolog agar lebih lebih termonitor,” kata Kasandra.

Editor : Hendro Saky

Shares: