News

Kadisdik Aceh: Murid lelah Belajar Daring, Mereka Rindu Tatap Muka

Minta Alhudri dievaluasi, PII siang ini geruduk kantor Gubernur Aceh
Alhudri, Kepala Dinas Pendidikan Aceh

POPULARITAS.COM – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Banda Aceh menggelar diskusi daring bertema ‘Peran guru dalam edukasi protokol kesehatan dan vaksinasi, Senin  (30/8/2021).

Diskusi tersebut menghadirkan tiga narasumber masing-masing, Alhudri (Kepala Dinas Pendidikan Aceh), Zulfikar (Persatuan Guru Republik Indonesia Aceh), Saifullah Abdulgani (Juru bicara satgas penanganan Covid-19), dengan penanggap  Risang Rimbatmaja (Communication of development UNICEF), dan moderator Zulkarnaini Muchtar dari AJI Kota Banda Aceh.

Diskusi tersebut diikuti oleh puluhan peserta dari unsur dewan guru dan wali murid. Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Alhudri mengatakan, untuk vaksinasi siswa harus meminta izin terlebih dahulu ke orang tua siswa.

Vaksinasi bagi siswa dilakukan agar proses belajar yang selama ini dilakukan secara daring selama pandemi, bisa segera tatap muka seperti biasanya.

“Koordinasi dengan Dinkes kalau anak-anak bisa divaksin, tim vaksin didatangkan ke sekolah-sekolah. Tentu dengan persetujuaan wali murid. Inilah saatnya, anak-anak sudah lelah sama daring, mereka rindu luring. Kami upayakan sebisa kami, ini bisa,” ujar ujar Alhudri.

Ia menyebutkan, data terbaru 10 ribu lebih tenaga pendidik sudah divaksin. Sementara untuk vaksinasi murid, harus disosialisasikan lagi.

Pihaknya mengupayakan agar tim vaksin yang turun ke sekolah-sekolah, baik boarding school atau pun bukan.  Disebutkan, jumlah peserta didik se-Aceh yaitu 180 ribu lebih.

Sementara usia vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak yaitu, umur 12-17 tahun. Mengutip data UNICEF, 1 dari 19 pasien Covid-19 adalah anak-anak.

Sementara 1 dari 23 pasien Covid-19 yang meninggal adalah anak-anak. Artinya, kalangan usia anak tidak lepas dari ancaman virus tersebut.

“Peran guru besar. Lembaga pendidikan bisa membentuk prilaku baru, budaya protokol kesehatan. Kasus Covid-19 yang naik lebih karena faktor prilaku dan untuk mengubah nilai dalam masyarakat ada 7 tahap, kita menuju proses ke sana,”  kata Juru bicara satgas penanganan Covid-19, Saifullah Abdulgani.

Sementara itu, kalangan dewan guru dan wali murid juga menyampaikan keresahan serupa terkait pandemi.

Sebut saja, sistem belajar daring yang menemui banyak kendala mulai dari ketersediaan perangkat, jaringan, hingga komitmen dari orangtua siswa.

Di sisi lain, orang tua tidak disiapkan untuk menjadi pengajar.

Sementara untuk vaksinasi, para guru harus berperang melawan hoaks terkait Covid-19 yang beredar luas di masyarakat.

“Ada sekolah murid datang ke sekolah pakai pakaian bebas. Kalau protkes kenapa tidak? Kenapa hanya sekolah yang dibatasi,” tanya Rina Fitri, guru dari salah satu SMA di Banda Aceh dalam sesi diskusi.

Saifullah Abdulgani atau yang akrab disapa SAG menjelaskan, bahwa kebijakan tersebut berdasarkan resiko.

Ia menyebutkaan, pandemi Covid-19 memasuki tahun kedua sementara pedoman penanggulangan Covid-19 sudah tujuh kali berubah.

SAG menegaskan, itu bukan bentuk inkonsistensi pemerintah, tapi didasarkan perkembangan dan hasil penelitian.

Shares: