News

Kematian Tenaga Medis Indonesia Akibat Covid-19 Tertinggi di Asia

Kematian Tenaga Medis Indonesia Akibat Covid-19 Tertinggi di Asia
Sejumlah dokter bersama tenaga medis lainnya melaksanakan shalat jenazah untuk almarhum dr Zulkifli Sp.P, dokter senior spesialis paru yang meninggal setelah positif Covid-19, saat pelepasan terakhir jenazah di halaman Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin, Banda Aceh, Selasa (29/9/2020). Dinas Kesehatan Provinsi Aceh menyatakan, almarhum menjadi dokter keempat di Aceh yang meninggal akibat Covid-19.(ANTARA FOTO/AMPELSA)

POPULARITAS.COM – Kematian tenaga medis dan kesehatan di Indonesia tercatat paling tinggi di Asia, dan 5 besar di seluruh dunia.

Bahkan, sepanjang bulan Desember 2020 mencatat 52 tenaga medis dokter meninggal dunia akibat terinfeksi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Disampaikan oleh Dr Adib Khumaidi SpOT dari Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), bahwa kenaikan jumlah kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan ini merupakan salah satu dampak dari akumulasi peningkatan aktivitas dan mobilitas yang terjadi belakangan ini.

Di antaranya seperti berlibur, pemilihan kepala daerah (pilkada) dan aktivitas berkumpul bersama teman dan keluarga yang tidak serumah.

Vaksin dan protokol kesehatan

Adib berkata, meski pemerintah sudah menyiapkan vaksin yang akan diberikan secara gratis kepada masyarakat Indonesia secara bertahap, bukan berarti vaksin tersebut dapat menjadi obat Covid-19.

“Vaksin dan vaksinasi adalah upaya yang bersifat preventif dan bukan kuratif.”

“Meski sudah ada vaksin dan sudah melakukan vaksinasi, kami mengimbau agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat, karena risiko penularan saat ini berada pada titik tertinggi di mana rasio positif Covid-19 pada angka 29,4 persen,” kata Adib dalam keterangan tertulisnya Minggu (3/1/2021).

Menurut Adib, situasi ini bisa menjadi semakin tidak terkendali jika masyarakat tidak membantu, dengan meningkatkan kepatuhan terhadap Protokol Kesehatan 3M yakni memakai masker, mencuci tangan rutin pakai sabun, dan menjaga jarak aman minimal 1,5 meter.

Selain itu, tim mitigasi PB IDI juga mengingatkan kepada pemerintah dan pengelola fasilitas kesehatan, agar memerhatikan ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi para tenaga medis dan kesehatan, serta juga memberikan tes rutin untuk mengetahui status kondisi kesehatan terkini para pekerja medis dan kesehatan.

Perlindungan bagi tenaga medis dan kesehatan ini adalah mutlak diperlukan, karena dalam situasi di mana masih banyak masyarakat yang abai protokol kesehatan dan harus berada di garda terdepan dalam penanganan pandemi ini.
“Namun kami (para tenaga medis dan kesehatan) kini bukan hanya menjadi garda terdepan, tapi juga benteng terakhir,” ucap dia.

Data petugas medis dan kesehatan meninggal dunia

Berdasarkan data yang dirangkum oleh Tim Mitigasi IDI dari Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia (PATELKI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dari Maret hingga akhir Desember 2020 terdapat total 504 petugas medis dan kesehatan yang wafat akibat terinfeksi Covid-19.

Jumlah 504 petugas medis dan kesehatan yang wafat tersebut terdiri dari 237 dokter dan 15 dokter gigi, 171 perawat, 64 bidan, 7 apoteker, 10 tenaga laboratorium medik.

Para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 131 dokter umum (4 guru besar), 101 dokter spesialis (9 guru besar), serta 5 residen, yang keseluruhannya berasal dari 25 IDI Wilayah (provinsi) dan 102 IDI Cabang Kota/Kabupaten.

Berdasarkan data provinsi:

Jawa Timur; 46 dokter, 2 dokter gigi, 52 perawat, 1 tenaga laboratorium medik.

DKI Jakarta; 37 dokter, 5 dokter gigi, 24 perawat, 1 apoteker, 1 tenaga laboratorium (lab) medik.

Jawa Tengah: 31 dokter, 24 perawat, 3 tenaga lab medik Sumatra Utara: 24 dokter dan 3 perawat

Jawa Barat: 24 dokter, 4 dokter gigi, 23 perawat, 4 apoteker, 1 tenaga lab medik
Sulawesi Selatan: 11 dokter dan 6 perawat Banten: 8 dokter dan 2 perawat Bali: 6 dokter, 1 tenaga lab medik

DI Aceh: 6 dokter, 2 perawat, 1 tenaga lab medik

Kalimantan Timur: 6 dokter dan 4 perawat DI Yogyakarta: 6 dokter dan 2 perawat

Riau: 5 dokter, 2 perawat

Kalimantan Selatan: 4 dokter, 1 dokter gigi, dan 6 perawat

Sumatra Selatan: 4 dokter dan 5 perawat

Sulawesi Utara: 4 dokter, 1 perawat

Kepulauan Riau: 3 dokter dan 2 perawat Nusa

Tenggara Barat: 2 dokter, 1 perawat, 1 tenaga laboratorium medik

Bengkulu: 2 dokter

Sumatra Barat: 1 dokter, 1 dokter gigi, dan 2 perawat

Kalimantan Tengah: 1 dokter, 2 perawat, 1 apoteker

Lampung: 1 dokter dan 2 perawat

Maluku Utara: 1 dokter dan 1 perawat
Sulawesi Tenggara: 1 dokter, 2 dokter gigi, 1 perawat

Sulawesi Tengah: 1 dokter

Papua Barat: 1 dokter Papua: 2 perawat

Nusa Tenggara Timur: 1 perawat Kalimantan Barat: 1 perawat, 1 tenaga laboratorium medik

Jambi: 1 apoteker

DPLN (Daerah Penugasan Luar Negeri)

Kuwait: 2 perawat

1 dokter masih dalam konfirmasi verifikasi.

Sumber: kompas.com

Shares: