POPULARITAS.COM – Jalan Tol Sigli-Banda Aceh sepanjang 74,2 kilometer, sebenarnya ditargetkan tuntas dibangun PT Hutama Karya pada awal Januari 2024. Jalan bebas hambatan tersebut, terdiri atas enam seksi, yakni, seksi I Padang Tiji-Seulimum (14,67 KM), seksi II Seulimum-Jantho (6,26 KM), dan Seksi III Jantho-Indrapuri (16,37 KM).
Kemudian, Seksi IV Indrapuri-Blanbintang (14,60 KM), seksi V Blang Bitang-Kuta Baro (7,3 KM), serta seksi VI Kuta Baro-Simpang (5 KM).
Secara keseluruhan, total dana yang dibutuhkan untuk selesaikan proyek tersebut Rp12,35 triliun. Pekerjannya dilakukan oleh PT Hutama Karya dan PT Adhi Karya.
Selain terdiri dari 6 seksi, Tol Sigli-Banda Aceh juga dilengkapi dengan 12 terowongan reptil, 2 jembatan primata, dan 1 underpass gajah.
Namun, target yang ditetapkan oleh Hutama Karya jalan tol tersebut rampung pada awal Januari tidak tercapai. Kendala terbesar adalah soal pembebasan lahan untuk penyelesaiannya.
Kepala Satker Pengadaan Tanah Jalan Tol Wilayah II Kementrian PUPR, Agung Sapto saat bertemu Pj Gubernur Aceh Bustami Hamzah, Jumat (22/3/2024) melaporkan perihal kendala pembenasan lahan untuk penyelesaian Tol Sigli-Banda Aceh.
Kepada Bustami Hamzah Ia menceritakan perihal 37 persil bidang lahan yang tersebar di seksi I Padang Tiji-Seulimum yang belum tuntas dibebaskan karna ada kendala.
Disampaikannya juga bahwa, untuk merampungkan 100 persen jalan Tol Sigli-Banda Aceh dibutuhkan penambahan lahan seluas 112 hektar sebagai dan jalan dan akses masuk tol. Karna itu dibutuhkan penetapan lokasi tambahan dan pembaharuan dari pemerintah Aceh, lapor Agung Sapto saat itu.
Tak menunggu waktu lama, Bustami Hamzah bergerak cepat, Ia pun langsung menandantangani sejumlah dokumen terkait dengan penetapan lokasi (penlok) untuk kebutuhan 112 hektar lahan yang dibutuhkan.
Dia pun bergerak langsung turun dan menemui masyarakat serta perangkat gampong guna membicarakan persoalan pembebasan lahan jalan tol Sigli-Banda Aceh seksi 1.
Selang sehari usai mendapatkan laporan tersebut, Bustami Hamzah, Sabtu (23/3/2024) langsung bergerak ke dua lokasi yang dilaporkan belum tuntas pembasan lahan oleh pihak Kementrian PUPR, yakni di Kuta Baro dan Padang Tiji. Di tempat ini, Ia bertemu dengan tujuh perwakilan masyarakat.
Tak butuh waktu satu minggu, proses pembebasan lahan untuk kedua lokasi tersebut tuntas diselesaikannya, dan masyarakat menerima ajakan dialog Bustami Hamzah serta kompensasi-kompensasi yang ditawarkan.
Pun begitu soal kendala lainnya, popularitas.com menerima informasi bahwa, ada permintaan uang senilai Rp2,5 miliar sebelum Bustami menjabat sebagai Pj Gubernur Aceh untuk penetapan lokasi underpass gajah dan lahan pemerintah lainnya. Karna permintaan tersebut tak bisa dipenuhi, akibatnya pelaksanaan pembangunan jalan seksi 1 Padang Tiji-Seulimum tak dapat dituntaskan.
Tak butuh waktu berbulan-bulan, proses dan hambatan yang sebelum terjadi 18 bulan bisa diselesaikan oleh Bustami Hamzah hanya dalam waktu sepekan.
Kini, seluruh Kendala soal pembebasan lahan Tol Sigli-Banda Aceh tak ada lagi Kendala. PT Hutama Karya memastikan sebelum Agustus 2024 dapat tuntas untuk sambut tamu-tamu yang akan hadir pada PON 2024 mendatang.
Berita baik juga datang dari Bustami Hamzah. Jika pada tahun lalu, Pemerintah memutuskan mencoret sejumlah ruas jalan Tol, yakni Langsa-Lhokseumawe, Lhokseumawe-Sigli, kini kedua ruas jalan tol tersebut dimasukkan kembali sebagai program strategis nasional (PSN).
Dengan masuknya ruas jalan tol tersebut, maka kedepan Aceh ke Sumatera Utara akan tersambung oleh jalan bebas hambatan. “Kita ingin rakyat Aceh juga bisa menikmat pembangunan dan mendapatkan akses jalan tol,” kata Bustami kala itu saat berbincang dengan popularitas.com
