News

Mengenal Vaksin Moderna, Suntikan Ketiga untuk Nakes RI

POPULARITAS.COM – Pemerintah akan menggunakan vaksin Covid-19 jenis Moderna, untuk digunakan sebagai vaksin dosis tambahan atau booster vaksin terhadap tenaga kesehatan (nakes) yang dinilai rentan terpapar SARS-CoV-2.

Vaksin covid-19 jenis Moderna yang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi Moderna asal Cambridge, Massachusetts itu telah banyak digunakan di beberapa negara sebagai vaksinasi nasional seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris.

Selain di Indonesia, vaksin jenis mRNA itu juga menjadi kandidat dosis vaksin tambahan di Australia. Sebanyak 15 juta dosis vaksin dilaporkan akan dikirim pada 2022.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan vaksin Moderna dijadwalkan akan tiba di Indonesia pada Minggu (11/7).

Ia merencanakan vaksinasi ketiga untuk nakes itu mulai dilakukan pekan depan. Diklaim efektif lawan varian corona baru Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menyebut vaksin Modena manjur melawan mutasi virus corona B117 Alpha, B1351 Beta, dan P1 Gamma.

Sementara untuk varian B1617 Delta masih belum dilaporkan bukti terkini. Kepala BPOM Penny K Lukito menjelaskan efikasi pada vaksin Moderna mencapai 94 persen untuk kalangan di atas 18 hingga 65 tahun.

Sementara pada lansia di atas 65 tahun mencapai 86,4 persen. BPOM juga menilai vaksin Moderna memiliki kekebalan yang cocok bagi masyarakat Indonesia yang punya komorbid atau penyakit penyerta.

Dalam uji klinis fase tiga, dijelaskan Penny vaksin Moderna terbilang cukup bagus bagi penderita penyakit paru-paru kronis, jantung, obesitas, liver, diabetes hingga HIV.

Pengembang vaksin Moderna dilaporkan memperbarui formulasi vaksin mRNA untuk memperhitungkan perubahan protein lonjakan yang ada dalam varian B1351 asal Afrika Selatan. Pada Maret lalu, Moderna memulai uji klinis fase 1 dan 2 untuk menyelidiki keamanan dan kemampuan vaksin booster untuk varian B1351.

Studi praklinis menyatakan vaksinasi dengan varian khusus B1351 disebut efektif dalam meningkatkan antibodi penetralisir.

Dikutip Reuters, studi juga mengatakan campuran dari vaksin booster dan vaksin asli disebut efektif dalam memberikan perlindungan lintas varian, termasuk varian P.1 dari Brasil.

Ada kemungkinan Moderna memperbarui vaksinnya, merespons varian virus corona di masa depan. Sehingga dianggap dapat memberikan perlindungan kepada orang-orang dengan mutasi virus yang baru muncul.

Dikutip The Conversation, vaksin Moderna yang digunakan sebagai vaksin dosis tambahan berisi instruksi genetik bagi sel-sel manusia untuk membuat protein lonjakan dari virus corona.

mRNA dibungkus dalam cangkang berminyak yang melindunginya agar tidak segera terdegradasi oleh tubuh, dan memastikannya dikirim ke sel setelah disuntikkan.

Begitu berada di dalam sel, mRNA diubah menjadi protein yang dapat dikenali oleh sistem kekebalan tubuh. Sistem imun kemudian membangun respons kekebalan terhadap protein lonjakan, dan mempelajari bagaimana melawan virus corona jika virus masuk ke tubuh.

Vaksin Moderna dapat disimpan pada suhu -20 derajat celcius hingga enam bulan. Karena sebagian besar perusahaan logistik farmasi mampu menyimpan dan mengangkut produk pada suhu -20 derajat celcius, penyimpanan dan pendistribusian vaksin ini relatif mudah.

Perusahaan pengembang vaksin Moderna mengklaim uji klinis fase 3 dengan peserta lebih dari 30 ribu menunjukkan efikasi 94,1 persen dalam mencegah virus SarS-CoV-2, serta memberi perlindungan bagi orang dengan komorbid.

Para peneliti juga mengungkap efek samping usai penyuntikan vaksin Moderna. Efek samping seperti sakit sementara di titik penyuntikan, sakit kepala, dan kelelahan hingga tiga hari kerap dirasakan oleh penerima vaksin.

Sumber: CNN

Shares: