POPULARITAS.COM – Meuligoe Gubernur Aceh atau Pendopo Gubernur Aceh merupakan salah satu bangunan bersejarah peninggalan kolonial Belanda yang ada di kota Banda Aceh. Bangunan ini, terletak di pusat kota, tepatnya di Jalan Sultan Mahmudsyah, yang masuk dalam kawasan Gampong Peuniti, Kecamatan Baiturrahman.
Dari informasi yang ada, bangunan tersebut didirikan pada masa kolonial Belanda tepatnya sekitar awal abad ke- 20 atau sekitar tahun 1880 Masehi. Bangunan ini tak sekadar tempat tinggal resmi Gubernur Aceh, tetapi juga sebagai simbol provinsi berjuluk Serambi Mekkah akan kekayaan sejarah dan budayanya.
Awalnya, Meuligoe Gubernur Aceh dibangun sebagai tempat tinggal bagi residen Belanda yang bertugas di Aceh. Pasca Indonesia merdeka, fungsinya beralih menjadi kediaman resmi gubernur. Meuligoe Gubernur Aceh menjadi saksi bisu sejumlah peristiwa penting, termasuk pertemuan dan diskusi penting para pemimpin perjuangan Aceh kala itu.
Bangunan ini terus digunakan hingga sekarang oleh gubernur-gubernur Aceh terpilih, sekaligus menjadi tempat untuk acara atau kegiatan resmi pemerintahan dan kebudayaan. Meski arsitekturnya masih bergaya khas kolonial, namun tetap ada unsur tradisional Aceh-nya, seperti ukiran kayu bagian interior dan eksterior, serta penggunaan bahan lokal dalam konstruksi.
Kompleks Meuligoe Gubernur Aceh yang dihiasi tanaman serta pepohonan rindang, berbatasan langsung dengan Makam Sultan Iskandar Muda yang terpisah oleh sungai Krueng Daroy. Dalam kompleks ini juga terdapat satu gedung yang kerap digunakan saat kegiatan pemerintah yang penting pula, seperti pelantikan pejabat dan kegiatan budaya lain, yakni Anjong Mon Mata.
Pemerintah Aceh pun sangat mendukung kebijakan dengan menjadikan Meuligoe Gubernur Aceh sebagai salah satu objek wisata sejarah yang dapat dikunjungi para wisatawan.
Oleh karena itu, Meuligoe Gubernur Aceh yang merupakan simbol sejarah Aceh pun kini telah kembali dibuka untuk umum untuk kepentingan pendidikan dan wisata, sejak tahun 2020 kemarin.
Bukan tanpa alasan, tujuannya adalah agar masyarakat serta para wisatawan yang ingin berkunjung bisa mengetahui sejarah sekaligus kebudayaan Tanah Rencong. Nantinya, para wisatawan yang hendak berkunjung ke tempat ini dapat melapor terlebih dahulu ke pihak Museum Aceh, yang kemudian akan didampingi oleh pemandu khusus. “Meuligoe Gubernur Aceh atau Pendopo Gubernur Aceh ini merupakan salah satu aset daerah yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang mashur,” ungkap Kadisbudpar Aceh, Almuniza Kamal.
Dengan dibukanya kembali Meuligoe Gubernur Aceh sebagai salah satu objek wisata, diharapkan nantinya menjadi magnet baru kunjungan wisatawan ke provinsi paling barat Indonesia ini.
Salah seorang warga Banda Aceh, Munzihar menilai bahwa dibukanya kembali Meuligoe Gubernur Aceh sebagai salah satu objek wisata yang dapat dikunjungi adalah hal yang sangat baik.
Apalagi, kata warga asal Surien ini, mungkin masih banyak masyarakat yang belum mengetahui lebih detail tentang sejarah dari bangunan tua tersebut. “Saya pikir itu sangat positif, apalagi untuk mendongkrak pariwisata. Saya juga yakin bahwa banyak dari masyarakat kita yang belum mengenal atau mengetahui lebih detail tentang Meuligoe Gubernur Aceh ini,” ungkapnya.
“Jadi menurut saya itu adalah hal bagus, nantinya masyarakat, masyarakat Aceh khususnya, bisa datang dan berwisata langsung ke lokasi untuk mengetahui lebih banyak sejarah tentang Meuligoe Gubernur Aceh,” pungkasnya.