Ekonomi

Nelayan Butuh Fishing Ground

POPULARITAS.COM – Komunitas nelayan tradisional (Kontan) Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, meminta pemerintah menerbitkan peraturan yang menetapkan daerah penangkapan ikan (fishing ground), sehingga tidak berebutan pada satu area.

Ketua Kontan Aceh Barat, Indra Jumpa di Meulaboh, Sabtu mengatakan, selama ini nelayan dengan armada di bawah 5 grosstonage (GT), sering berebutan pada satu daerah zona penangkapan ikan yang diketahui ada populasi ikan untuk penguna jaring.

“Kami sudah pernah menyarankan kepada pemda untuk membuatkan pembagian zona wilayah penangkapan ikan. Setiap nelayan memiliki armada berbeda, alat tangkap berbeda, maka wilayah penangkapan ikan tentunya juga berbeda,” sebutnya, Senin (12/2/2018) seperti dilansir Antara Aceh.

Indra Jumpa, menyampaikan, nelayan Aceh Barat memiliki bermacam model alat penangkapan ikan (API), hampir semuanya merupakan tidak ramah lingkungan, sebab cara penangkapan yang ramah lingkungan hanyalah menombak dan memanah ikan.

Menurut nelayan asal Padang Seurahet ini, kondisi tersebut merupakan hal yang wajar, nelayan yang menggunakan mata jaring dengan spek hingga 1-2 inci memiliki zona khusus dan target penangkapan jenis ikan tertentu sesuai potensi daerah.

Menurut dia, tidak tepat apabila pemerintah saat ini bersikeras memaksa nelayan harus mengganti alat penangkapan ikan sesuai yang dikehendaki, karena kemampuan nelayan tradisional hanya melaut di bawah 5 mil dengan alat tangkap pukat tarik.

“Kondisi saat ini nelayan dirugikan, mereka harus ganti alat, kenapa pemerintah tidak mengatur fishing groud sesuai kemampuan armada dan alat penangkapan. Kemampuan pemerintah menganti tidak seberapa, tidak cukup untuk pemerataan,” keluhnya.

Indra Jumpa menjelaskan, pada jalur 2-3 mil dari bibir pantai merupakan jalur penangkapan armada penguna pukat tarek, kemudian melewati 5 mil sudah memasuki wilayah penangkapan penguna API jenis jaring, zona tersebut sering direbutkan.

Terlebih lagi saat ini nelayan di daerah setempat terjepit dengan adanya pencemaran lingkungan pada daerah penangkapan ikan di sekitara 2-3 mil, pada musim tertentu nelayan merugi karena dalam jaring hanya penuh material batu bara di dasar laut.

Nelayan tidak ingin mencari lawan dengan pihak pemilik modal yang beraktivitas di sekitaran zona penangkapan ikan nelayan setempat, akan tetapi setidaknya ada kepedulian pemerintah mempertimbangkan keberlangsungan hidup keluarga mereka.

“Pekerjaan kami sudah seperti pembersih batu bara di laut, jaring pukat selalu penuh, kadang harus dibelah karena tidak sangup diangkat ke atas. Saya sudah beberapa kali harus membelah jaring di dasar laut, ikan lepas semua,” katanya menambahkan.[acl]

Shares: