News

Nelayan tradisional di Aceh masih kesulitan dapat BBM subsidi

Empat Nelayan Aceh Timur tiba di Jakarta
Pekerja menata keranjang berisi ikan di Pelabuhan Perikanan Samudera, Lampulo, Banda Aceh, Aceh, Minggu (20/6/2021). (ANTARA Foto/ Syifa Yulinnas/aww)

POPULARITAS.COM – Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) meminta agar pemerintah mempermudah akses nelayan tradisional di Aceh untuk mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.

Ketua KNTI Wilayah Aceh, Azwar Anas, Selasa (19/7/2022), mengatakan kondisi saat ini, para nelayan tradisional masih kerap mengalami kesulitan mendapatkan BBM bersubsidi, sehingga harus membeli non subsidi.

“Masih sulit, apalagi pertalite, kalau Solar sebagian dikasih tapi dibatasi. Jadi nelayan beli yang tidak bersubsidi untuk memenuhi kebutuhan, seperti pertamax,” kata Azwar Anas.

Akibat dari kesulitan mendapatkan BBM subsidi ini, kata Azwar, nelayan harus mengeluarkan biaya yang besar ketika hendak melaut, sehingga berpengaruh pada iklim usaha nelayan dalam menangkap ikan.

Oleh sebab itu, kata Azwar, dalam momentum Musyawarah Nasional DPP KNTI, pihaknya dari Aceh mendorong agar semua nelayan tradisional mendapatkan akses yang mudah untuk mendapatkan BBM subsidi.

Dengan adanya kemudahan ini maka akan sangat membantu nelayan kecil di seluruh Tanah Air melanjutkan hidup, yang bertumpu pada sektor perikanan.

“Apalagi sekarang pemerintah telah menetapkan pertalite menjadi salah satu yang bersubsidi,” katanya.

Dalam Munas ke IV ini, kata dia, Aceh membawa tiga poin utama yang harus diperjuangkan, yakni mempermudah akses BBM subsidi solar maupun pertalite bagi nelayan tradisional.

Kemudian, membangun lingkungan pesisir dengan menanam bakau agar terlindungi ekosistem laut, serta membentuk koperasi bagi nelayan untuk memudahkan nelayan dalam akses bantuan dan produk ibu-ibu nelayan.

“Ini tiga poin utama yang kita bawa dari Aceh dan kita perjuangkan bersama kepada pemerintah melalui Munas KNTI ke IV di Jakarta,” katanya.

Ia berharap semua hal yang diperjuangkan KNTI bagi nelayan tradisional di Indonesia dapat berjalan dengan baik, dan program dalam terealisasi secara tepat sasaran.

Munas kali ini juga diharapkan menjadi komitmen bersama antara KNTI, Kementerian Koperasi dan UMKM, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian BUMN, Ombudsman RI serta Bank BTN untuk memajukan nelayan tradisional.

“Semoga menjadi momentum baru buat kemajuan penguatan nelayan tradisional,” katanya. (ant)

Shares: