EdukasiNews

Om Boy Aceh Si Pembersih Masjid

Jadi seperti ini, saya inikan Allah berikan kehidupan sehari 24 jam, 7 hari dalam seminggu, dan hanya ingin bekerja beberapa jam saja untuk membersihkan rumah rumah Allah, dan itu belum sebanding dengan nikmat yang telah Allah limpahkan kepada saya, ungkapnya.

NAMA aslinya Ubaidillah, tapi dia ini lebih suka dipanggil Om Boi Aceh, pria kelahiran Tiro, Kabupaten Pidie, 49 tahun yang lalu ini, profesi utamanya adalah seorang pegawai negeri sipil (PNS), yang bekerja di Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) wilayah I Aceh. “Profesi utama saya PNS, dan kebetulan saya punya usaha laundry dan cuci karpet,” katanya memperkenalkan diri kepada media ini, Rabu (18/4), dalam pertemuan disalah satu warung kopi yang ada di Banda Aceh.

Media ini sendiri, baru mengenal Ubaidillah melalui akun media sosial facebook, dan merasa tertarik dengan postingannya dilaman medsos miliknya yang kerap mengunggah foto dirinya dan tim sedang membersihkan Masjid yang ada di Banda Aceh.

Sebenarnya, sudah sejak lama saya ingin menerapkan gagasan ini, namun sempat tertunda beberapa waktu karena sejumlah kesibukan, terangnya. Diceritakannya, pembersihan Masjid yang dilakukannya dengan tim kerjanya, terinspirasi dari gerakan tim pemburu masjid (TPM), yang dilakukan sahabatnya di Bogor. “Jadi, hal ini untuk menjalankan niat baik yang sempat tertunda,” ungkapnya.

Saat ini, Om Boi Aceh, sudah memiliki dua usaha laundry, dan satu usaha khusus pencucian karpet, dan dengan profesi serta usahannya ini, Ubaidillah kini dikarunia 8 anak. “Anak saya rapat rapat,” jelasnya sambil tersenyum simpul.

Nah, sambungnya, mulai tahun 2018 ini, niat tertunda itu mulai Ia terapkan, dan Masjid pertama yang Ia bersihkan dengan timnya adalah Masjid Agung Al Makmur, atau lebih dikenal Masjid Oman, yang terletak di Gampong Lampriet, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh. “Saya turun sendiri, dengan tim, yang jumlanya 3-4 orang tiap membersihkan masjid,” ujarnya.

Saat ditanyakan apa kesannya, ketika bekerja membersihkan Masjid, Om Boi Aceh menuturkan bahwa, ada sesuatu keindahan yang tak terlukis dan dapat dimaknai, dan benar benar sulit menyampaikan apa yang saya rasakan ini, terangnya. Jadi seperti ini, saya inikan Allah berikan kehidupan sehari 24 jam, 7 hari dalam seminggu, dan hanya ingin bekerja beberapa jam saja untuk membersihkan rumah rumah Allah, dan itu belum sebanding dengan nikmat yang telah Allah limpahkan kepada saya, ungkapnya.

Ubaidillah yang memulai usaha Laundrinya pada 2010 ini, menamakan usaha miliknya dengan Simply Laundri, dan khusus untuk cuci karpet, dia menamainya, Simply Carpet. Suami dari Sri Aprianti ini, juga merupakan lulusan Magister Teknik Transportasi Universitas Gajah Mada.

Pembersihan Masjid yang dilakukan Om Boi Aceh dan timnya, dilakukan setiap jumat, dan menurutnya, proses pembersihan Masjid yang dikerjakannya dan tim, dimulai pada pagi hari, dan selesai sebelum sholat dilaksanakan. Untuk sedekah bersih bersih Masjid ini, Ia juga mengajak semua pihak untuk terlibat dalam gerakan ini, agar semakin banyak rumah Allah yang bisa dibersihkan. “Saya dan tim kan juga terbatas, jadi jika ada banyak pihak lain yang mau partisipasi, gerakan ini bisa lebih luas dan maksimal,” katanya.

Om Boi Aceh juga menyampaikan pesan kepada pengurus badan kemakmuran masjid (BKM), yang ada di Banda Aceh, dan Aceh Besar, jika membutuhkan timnya untuk pembersihan, siap dipanggil, dan tidak sungkan menghubunginya di nomor hape 08116836767. “Untuk sementara kami hanya mampu bekerja di dua daerah tersebut,” ujarnya.

Selain sedekah pembersihan Masjid, usaha Laundri Carpet milik Om Boi Aceh, juga memberikan harga khusus untuk pencucian ambal dan karpet Masjid, dengan diskon 25-50 persen, dan bahkan dapat dibayarkan sesuai kemampuan keuangan Masjid. | Hendro Saky

Shares: