News

Pasangan Suami Istri Dikukuhkan Jadi Profesor di Universitas Syiah Kuala

Pasangan suami istri yang dikukuhkan jadi Profesor di Unsyiah. (ist)

BANDA ACEH (popularitas.com) – Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) kembali mengukuhkan tiga Profesor baru melalui sidang senat terbuka yang dipimpin oleh Rektor Unsyiah Profesor Samsul Rizal, di gedung AAC Dayan Dawood, Unsyiah, Rabu, 26 Februari 2020.

Mereka yang dikukuhkan adalah Profesor Khairul Munadi, Profesor Taufik Fuadi Abidin, dan Profesor Fitri Arnia. Menariknya, dua di antara tiga professor tersebut berasal dari Fakultas Teknik, bahkan dari Jurusan yang sama yaitu Jurusan Teknik Elektro.

Mereka berasal dari rumah yang sama, karena keduanya merupakan sepasang suami istri yaitu Profesor Khairul Munadi dan Profesor Fitri Arnia. Sementara Profesor Taufik Fuadi Abidin berasal dari FMIPA Unsyiah.

Profesor Khairul Munadi membacakan laporan akhirnya dengan judul, Pengembangan Perangkat Cerdas Deteksi Dini Penyakit Berbasis Pencitraan Termal dan Deep Learning. Kemudian istrinya, Profesor Fitri Arnia dengan judul Pengolahan Citra Digital untuk Restorasi Naskah Kuno dan Temu Kembali (Retrieval) Konten pada Media Daring.

Rektor Unsyiah, Samsul Rizal menilai kepakaran Profesor ini sangat penting. Misalnya Profesor Khairul Munadi yang risetnya tentang pencitraan termal, yang merupakan metode pengamatan terhadap suatu objek melalui sensor termal, atau kamera termal, tanpa menyentuh objek yang diamati.

Gagasan utama dari Prof Khairul Munadi adalah membangun perangkat cerdas dengan mengintegrasikan teknik thermography dan Deep Learning untuk mendeteksi dini penyakit, yang simtomanya terkait dengan perubahan suhu tubuh manusia.

Gagasan ini cukup potensial menjadi alternatif solusi untuk mengantisipasi penyebaran wabah virus Corona. “Target riset ini adalah menghasilkan perangkat deteksi dini, untuk penyakit kronis berbahaya dengan akurasi yang tinggi. Maka temuan ini diharapkan dapat diaplikasikan untuk membantu paramedis, atau individu untuk melakukan pengecekan penyakit secara mandiri,” ujar Samsul Rizal.

Kemudian istri dari Profesor Khairul Munadi, yakni Profesor Fitri Arnia juga sangat penting untuk memahami latar belakang sejarah dari semua kejadian hari ini. Dokumen kuno mengandung informasi penting di masa lalu yang dapat membantu manusia untuk lebih memahami sejarah sebelumnya.

Profesor Fitri Arnia berhasil mendigitalkan naskah-naskah kuno, membinerisasikannya serta mengaplikasikan sistem pengenalan karakter optic untuk proses rekognisinya. Penelitiannya menawarkan penggunaan asumsi histogram multipeak untuk mengantisipasi noise dan keabuan dokumen-dokumen kuno tersebut.

Ia juga menawarkan teknik baru untuk pengenalan karakter Jawi, yaitu menggunakan Algoritme Tree Root. Sistem algoritme ini tidak menggunakan perhitungan matematika yang rumit, tetapi menggunakan proses klasifikasi sederhana, dan membutuhkan lebih sedikit memori penyimpanan.

“Bidang kajian ini memiliki urgensi yang tinggi, terutama untuk Aceh yang konon memiliki sejarah luar biasa, namun belum dieksplorasi secara optimal menggunakan teknologi informasi. Hal ini dapat dimulai dengan merestorasi dokumen dan naskah kuno yang sudah tersedia,” kata Samsul Rizal. (RIL/dra)

Shares: