News

Pembimbing Haji Akan Diberikan Bimbingan Untuk Tingkatkan Layanan Haji

*Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Nizar saat menjadi pemateri dalam acara Jagong Masalah Haji dan Umrah (Jamarah) di Hotel Grand Nanggroe, Banda Aceh, Minggu, 15 Desember 2019. (Muhammad Fadhil/popularitas.com)

BANDA ACEH (popularitas.com) – Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh melaksanakan kegiatan Jagong Masalah Haji dan Umrah (Jamarah) tahun 2019 di Hotel Grand Nanggroe, Banda Aceh, Minggu, 15 Desember 2019.

Kegiatan bertema “Tingkatkan Integritas Layanan Haji dan Umrah yang Profesional,” tersebut diikuti 250 peserta dari unsur ASN Kanwil Kemenag Aceh, Kankemenag, KUA, penghulu, penyuluh, ormas dan juga insan pers.

Kegiatan ini membahas sejumlah informasi terbaru tentang haji dan umrah, terutama tentang perjalanan ibadah haji tahun 2020 dan informasi mengenai travel umrah.

Dalam kesempatan itu, Kakanwil Kemenag Aceh, Daud Pakeh mengatakan, dalam rangka peningkatan pelayanan jemaah haji, pihaknya akan melakukan bimbingan untuk menyamakan pengetahuan para pembimbing jemaah haji, sehingga tidak salah menyampaikan informasi kepada para jemaah.

“Pembimbing ibadah haji harus punya pengetahuan yang sama sehingga dapat memberi pemahaman kepada para jemaah. Manasik haji tetap dan rukun haji tetap namun perjalanan yang  berubah,” ujarnya.

Selain itu, pihaknya berencana untuk terus melakukan sosialisasi tentang manasik haji kepada masyarakat Aceh. Menurut Daud, pemahaman masyarakat saat ini manasik haji hanya dipelajari oleh  masyarakat yang sudah mendaftar haji. Sejatinya, manasik haji harus dipelajari oleh semua masyarakat.

Kemudian, sosialisasi yang akan gencar dilakukan adalah masalah istitha’ah . Menurut Daud persoalan istitha’ah menjadi sangat penting karena banyak ditemukan permasalahan yang menyebabkan para jamaah batal berangkat terutama faktor kesehatan.

Daud mencontohkan, sebelum berangkat ada jemaah yang dinyatakan bisa berangkat ke tanah suci karena kondisi kesehatan yang baik, namun sesampainya di Asrama Haji Embarkasi Aceh, jemaah tersebut dinyatakan tidak bisa berangkat setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan ulang oleh tim medis.

“Istitha’ah adalah persoalan paling mendasar. Masalah istitha’ah sangat penting untuk dilakukan sosialisasi kepada maayarakat kita,” ujarnya.

Daud berharap, keluarga jamaah tidak merasa malu untuk menyampaikan persoalan penyakit yang dialami oleh para calon jamaah kepada pihak panitia penyelenggara.

“Masalah paling besar kalau di kampung sudah dipeusijuek kemudian di asrama haji dikatakan tim dokter tidak boleh berangkat. Ini beban psikologisnya sangat berat,” kata Daud.*(C-008)

Shares: