HeadlineNews

Pemko Lhokseumawe minta UNHCR bawa pengungsi Rohingya ke Medan

Pemerintah Kota Lhokseumawe meminta lembaga PBB UNCHR dan IOM untuk membawa pengungsi Rohingya ke tempat penampungan di Medan, Sumatera Utara. Hal tersebut disampaikan Walikota Suadi Yahya saat para pengungsi tiba di daratan usai di kapal TNI AL, Kamis (31/12/2021) dini hari.
Pemko Lhokseumawe minta UNHCR bawa pengungsi Rohingya ke Medan
Para pengungsi dari Rohingya saat tiba didaratan usai di tarik oleh KRI, Kamis (31/12/2021). Pemerintah RI memutuskan membawa ratusan pengungsi itu ke daratan dengan pertimbangan kemanusiaan. FOTO : Popularitas.com/Rizkita

POPULARITAS.COM – Pemerintah Kota Lhokseumawe meminta lembaga PBB UNCHR dan IOM untuk membawa pengungsi Rohingya ke tempat penampungan di Medan, Sumatera Utara. Hal tersebut disampaikan Walikota Suadi Yahya saat para pengungsi tiba di daratan usai di kapal TNI AL, Kamis (31/12/2021) dini hari.

Dikatakannya, saat ini, para pengungsi akan ditempatkan sementara di BLK Lhokseumawe guna menjalani pemeriksaan kesehatan, karantina dan juga pencatatan administrasi oleh pihak berwenang.

Setelah prosedur tersebut selesai, sambung Walikota pihaknya meminta kepada lembaga PBB untuk segera mengangkut para pengungsi tersebut ke tempat penampungan di Medan.

Informasi yang dihimpun popularitas.com, jumlah warga Rohingya yang di evakuasi oleh Pemerintah RI di laut lepas 120 orang terdiri dari, perempuan, anak- anak dan lelaki dewasa.

“Kita sudah anjurkan ke UNHCR, setelah karantina 10 hari, selanjutnya mereka langsung dibawa ke penampungan Medan,” kata Suaidi.

pihaknya menyebutkan, pemerintah kota hanya menyediakan tempat dan menerima Rohingya atas dasar kemanusiaan. Terkait anggaran untuk kebutuhan selama karantina dan pemeriksaan kesehatan menjadi tanggung jawab UNHCR.

“Mereka hanya diberikan ijin ditampung sementara di BLK, untuk fasilitas lainya sudah disiapkan oleh UNHCR, IOM dan relawan lainya sejak kemarin, segala persiapan untuk pengungsi sudah siap,” katanya.

Sementara itu, Kapolres Lhokseumawe, Eko Hartanto mengatakan, pihaknya telah menyiapkan personil untuk mengamankan pengungsi selama karantina di BLK.

Selama itu juga pihaknya terus berkoordinasi dan berkomunikasi agar terhindar terjadinya kasus perdagangan manusia seperti sebelumnya yang ditangani di Polres Lhokseumawe pada bulan November 2020 lalu.

“Saling koordinasi meningkatkan pengaman agar terhindar untuk menghindari perdagangan manusia nantinya, mereka juga tidak kabur dan dimanfaatkan oleh jaringan tertentu nantinya,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Sebanyak 120 warga etnis Rohingya yang sudah terombang-ambing selama beberapa hari di tengah laut Aceh, akhirnya dievakuasi ke daratan melalui Pelabuhan Asean, Krueng Geukueh, Kabupaten Aceh Utara, Kamis (30/12/2021) malam.

Protection Associate of UNHCR Oktina mengapresiasi Pemerintah Indonesia dan daerah yang telah menarik kapal motor berisikan pengungsi etnis Rohingya tersebut ke daratan daerah “Tanah Rencong” itu.

“Jadi memang yang harus kita pikirkan sekarang adalah keselamatan jiwa mereka karena sudah lama terombang-ambing di lautan,” kata dia, dikutip dari Antara, Jumat (31/12/2021.

Kapal yang mengangkut warga etnis Rohingya itu mengalami kerusakan, sehingga berlabuh di Pelabuhan Asean, Krueng Geukueh sekitar pukul 23.58 WIB, dengan cara ditarik oleh KRI Parang-647 milik TNI Angkatan Laut dari laut lepas.

Saat mendarat, para pengungsi yang mayoritas perempuan dan anak-anak tersebut dalam kondisi lemas dan kedinginan, karena diguyur hujan.

Setelah turun dari kapal, mereka langsung mengikuti serangkaian pemeriksaan kesehatan guna mengantisipasi penyebaran COVID-19, sebelum dievakuasi ke tempat penampungan sementara.

“Informasi awal masih sekitar 120 orang, nanti kita akan melihat dan akan kembali melakukan penghitungan ulang seperti biasanya,” kata dia.

 

Editor : Hendro Saky

Shares: