HeadlineNews

Pertiwi dari Dusun Rikit ke Sibolangit

Tim BKSDA berupaya memindahkan orangutan muda yang terjebak di lahan perkebunan warga Kecamatan Sultan Daulat ke karantina Sibolangit Sumatera Utara | Foto Istimewa

PERTIWI dalam kondisi lemah. Tangan kanannya terlihat kurang responsif. Tubuhnya juga dalam kondisi malnutrisi karena terjebak di Area Penggunaan Lain (APL) yang berjarak sekitar 10 Kilometer dari SM Rawa Singkil. Pertiwi bukanlah manusia, tetapi orangutan yang diperkirakan berusia 7 tahunan.

Rabu, 20 Maret 2019, menjadi hari baru bagi Pertiwi. Pasalnya orangutan yang terkurung di Dusun Rikit, Desa Namo Buaya Kecamatan Sultan Daulat, Subulussalam tersebut akhirnya diselamatkan. Adalah Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, HOCRU OIC, dan WCS-IP yang berhasil mengevakuasi orangutan tersebut.

Proses penyelamatan ini berawal dari informasi warga yang mengatakan adanya beberapa individu orangutan di dusun mereka. Tim kemudian memverifikasi langsung informasi tersebut pada 19 Maret 2019. Informasi yang diterima ternyata benar. Tim menemukan adanya beberapa sarang baru di kawasan.

Selain itu, tim juga menemukan seekor orangutan muda, yang lokasinya tak jauh-jauh dari lokasi penyiksaan Hope, beberapa waktu lalu. Sayangnya matahari yang kian tersuruk ke barat membuat proses evakuasi dibatalkan.

Esoknya, tim penyelamat kembali ke Sultan Daulat. Orangutan muda yang belakangan diberi nama Pertiwi masih berada di sarangnya. Tim lantas merekomendasi BKSDA Aceh untuk melakukan translokasi. Pasalnya warga sedang membuka lahan baru di kebun tempat orangutan itu bersarang.

Rekomendasi yang diberikan mendapat lampu hijau. Proses evakuasi disusun. Namun, tim tidak berencana membius orangutan Pertiwi yang berada di sarang. Ini disebabkan kondisi Pertiwi begitu kurus dan kecil. Tim khawatir tembakan bius justru mengenai organ vital pongo abelii muda tersebut.

Alhasil mereka memutuskan untuk memotong pohon akses dan menggiring orangutan ke pohon yang rendah. Tujuannya agar tim dapat menangkap Pertiwi dengan mudah.

“Setelah orangutan berhasil ditangkap baru kemudian dilakukan pembiusan untuk tujuan pemerikasaan kondisi tubuh orangutan. Orangutan terbius pada pukul 11.50 dan tim membawanya ke kandang transport untuk pemeriksaan fisik,” kata Kepala BKSDA Aceh, Sapto Aji Prabowo, Kamis, 21 Maret 2019.

Pertiwi kemudian menjalani pemeriksaan dan hasilnya normal. Hanya saja tim enggan kembali melepasliarkan Pertiwi. Alasannya karena tangan kanan orangutan itu tidak normal dan Pertiwi berada di luar habitatnya. Informasi yang diberikan Sapto menyebutkan tim lantas memboyong Pertiwi ke karantina SOCP di Sibolangit, Sumatera Utara, pada hari yang sama.

“Saat ini tim dari BKSDA Aceh dan mitra terus memantau daerah perkebunan yang diperkirakan masih ada orangutan yang terisolasi. BKSDA akan terus serius melakukan upaya-upaya mengatasi konflik antara manusia dan orangutan sehingga insiden konflik yang mengakibatkan kematian dan perburuan orangutan dapat dicegah,” pungkas Sapto.* (BNA)

Shares: