Ilustrasi Medsos
Home News Rektor UII: Pengguna medsos jangan mudah terbawa arus narasi publik
News

Rektor UII: Pengguna medsos jangan mudah terbawa arus narasi publik

Share
Share

POPULARITAS.COM – Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Prof. Fathul Wahid berharap para pengguna media sosial (medsos) di Indonesia mampu menjadi pemikir mandiri serta tidak mudah terbawa arus narasi publik.

“Tidak mudah terbawa arus narasi publik, terutama jika kredibilitas informasi yang beredar tidak bisa diverifikasi,” kata Fathul Wahid dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Sistem Informasi di Kampus UII Yogyakarta, Senin (30/5/2022).

Hanya dengan kesadaran itu, menurut Fathul, Bangsa Indonesia dapat memanen manfaat media sosial sebagai penyubur demokrasi.

Dengan menjadi pemikir mandiri, kata dia, informasi yang menyebar melalui media sosial diharapkan sudah tersaring.

“Sudah tersaring meski tidak sempurna sehingga dapat diharapkan untuk menghadirkan pencerahan dan kesadaran baru,” kata dia.

Di era demokrasi, menurut Fathul, media sosial memberikan harapan untuk membebaskan warga negara dari rezim yang otoriter.

Tetapi di sisi lain, lanjut dia, media sosial dapat digunakan untuk melakukan represi atau memanipulasi opini publik, bahkan membangun kediktatoran.

Fathul mengungkapkan bahwa politisi pengguna medsos bahkan secara manipulatif tidak jarang memainkan perasaan publik untuk mendapatkan atensi dan keterlibatan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ahli strategi media sosial yang terlibat dalam kampanye calon presiden pada awal 2016, Fathul menuturkan bahwa oknum politisi pengguna medsos ada yang menyewa para pesohor (Influencer) dengan cacah pengikut yang banyak.

“Sebuah cuit sepanjang 140 huruf, misalnya ketika musim pemilihan presiden bahkan bisa berharga Rp100 juta,” kata dia.

Dalam konteks perhelatan politik, menurut dia, kebebasan memungkinkan direnggut oleh oknum tertentu dengan manipulasi dan penggiringan opini melalui media sosial sehingga akal sehat menjadi sulit berfungsi.

Oleh sebab itu, menurut dia, selain mampu menjadi pemikir mandiri, pengguna medsos yang tercerahkan perlu mengkonter dengan narasi tandingan untuk meluruskan.

“Pengguna media sosial yang tercerahkan dan mempunyai kesadaran etis baik akan dampak buruk informasi palsu dapat secara kolektif melakukan,” kata dia.

Ia mengatakan media sosial telah menghubungkan miliaran manusia di muka bumi sehingga informasi dapat menyebar dengan kecepatan yang sangat tinggi.

“Ketika yang menyebar adalah informasi menginspirasi, maka semakin banyak orang yang akan teredukasi,” kata dia. (ANT)

Share

Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Tulisan Terkait
Keluarga terlapor kasus pelecehan seksual di Labusel protes penetapan tersangka
News

Keluarga terlapor kasus pelecehan seksual di Labusel protes penetapan tersangka

POPULARITAS.COM – Budi Arman Siregar, warga Labuhanbatu Selatan, telah ditetapkan tersangka oleh...

Kopda Eri Dwi Priambodo, korban ledakan gudang amunisi di Garut dimakamkan secara militer di Temanggung
News

Kopda Eri Dwi Priambodo, korban ledakan gudang amunisi di Garut dimakamkan secara militer di Temanggung

POPULARITAS.COM – Upacara kemiliteran dilangsungkan pada pemakaman Kopral Dua (Kopda) Eri Dwi...

Prabowo melayat ke rumah almarhum Eddie Nalapraya
News

Prabowo melayat ke rumah almarhum Eddie Nalapraya

POPULARITAS.COM – Mayjen TNI (Purn) Eddie Nalapraya, Selasa (13/5/2025) berpulang ke rahamullah....

Kolonel TNI Antonius Hermawan salah satu korban tewas ledakan gudang amunisi di Garut
News

Kolonel TNI Antonius Hermawan salah satu korban tewas ledakan gudang amunisi di Garut

POPULARITAS.COM – Salah satu dari empat korban dari kalangan TNI, yakni Kolonel...