POPULARITAS.COM – Di kawasan Lapangan Blang Padang, Banda Aceh, berdiri replica pesawat yang menjadi simbol peran besar Aceh dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Namanya pesawat Dakota RI-001 Seulawah, merupakan pesawat angkut pertama milik Indonesia.
Bukan sekadar monumen, replika pesawat ini menjadi pengingat perjuangan Aceh dalam mendukung kemerdekaan Indonesia. Melalui penggalangan dana rakyat Aceh, pesawat ini dapat terbeli pada tahun 1948. Maka tak heran, RI-001 Seulawah menjadi kebanggaan nasional dan simbol solidaritas dari Tanah Rencong.
Husaini Ibrahim, sejarawan sekaligus dosen di Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Syiah Kuala, menjelaskan bahwa pesawat ini memiliki nilai historis dan emosional yang mendalam bagi masyarakat Aceh dan Indonesia.
“Pesawat Seulawah ini bukan sekadar pesawat. Ini adalah bukti nyata betapa besar dukungan Aceh terhadap kemerdekaan Indonesia. Pada saat negara baru merdeka dan dalam kondisi sulit, masyarakat Aceh menggalang dana dan berhasil membeli pesawat pertama untuk negara,” kata Husaini.
Husaini menuturkan, pada Desember 1948, Pemerintah Indonesia mengirimkan perwakilan untuk menggalang dana di Aceh demi membeli pesawat yang sangat dibutuhkan untuk memperkuat pertahanan dan logistik negara yang baru merdeka.
Dalam waktu singkat, masyarakat Aceh berhasil mengumpulkan sekitar 120.000 ringgit Malaya yang setara dengan 25.000 dolar AS. Dana ini kemudian digunakan untuk membeli pesawat yang diberi nama “Seulawah,” yang dalam bahasa Aceh berarti “Gunung Emas”, sebuah penghargaan atas kontribusi besar Aceh bagi Republik Indonesia yang baru berdiri.
Pesawat RI-001 Seulawah memiliki peran strategis dalam mendukung aktivitas pemerintahan Indonesia di tengah situasi darurat. Selama Agresi Militer Belanda II, pesawat ini membantu mengangkut perbekalan dan pejabat penting antara Yogyakarta, Aceh, dan Sumatera. Selain itu, pesawat ini menjadi landasan bagi pembentukan maskapai penerbangan pertama Indonesia, Garuda Indonesia, yang kini menjadi maskapai nasional.
Rizki Munadia, seorang pemandu wisata di Banda Aceh yang sering membawa wisatawan ke Blang Padang, menyebutkan bahwa replika pesawat RI-001 Seulawah merupakan salah satu monumen yang banyak menarik minat pengunjung.
“Setiap kali saya membawa wisatawan ke sini, mereka selalu tertarik mendengar cerita di balik pesawat ini. Banyak dari mereka takjub mengetahui bahwa masyarakat Aceh di masa itu rela menyumbangkan harta mereka demi kemerdekaan negara yang baru saja berdiri,” ujar Munadia.
“Pesawat ini menjadi penghubung generasi muda Aceh dengan masa lalu. Mereka bisa melihat bukti konkret bahwa nenek moyang mereka punya andil besar dalam memperjuangkan kemerdekaan,” ungkapnya.
Seulawah RI-001 merupakan pesawat tipe DC-3, produksi perusahaan Douglas Aircraft Company. Dengan panjang badan 19,66 meter dan rentang sayap 28.96 m, pesawat ini mampu melakukan penerbangan nonstop sejauh 2.430 km. Kedua sayapnya dilengkapi mesin Pratt & Whitney dengan bobot 8.030 kg yang mampu membawa pesawat ini terbang dengan kecepatan maksimum hingga 346 km/jam.
Pesawat yang mulai diproduksi massal tahun 1936 ini masih dipakai oleh banyak maskapai penerbangan internasional hingga puluhan tahun. Kemudian pada sisi kiri atau di belakang replika Seulawah RI-001 terdapat monumen berisi riwayat perjalanan sejarah pesawat RI-001 dan tugas yang pernah diembannya.
Tidak sedikit pengunjung yang datang ke Banda Aceh menjadikan Blang Padang sebagai destinasi utama mereka untuk belajar lebih jauh tentang sejarah perjuangan Aceh. Lokasi replika pesawat ini yang berada di lapangan terbuka memudahkan masyarakat untuk mengamatinya secara dekat maupun hanya sekedar berswafoto. (*)