InsfrastrukturNews

RSIA: Komplek Perumahan Dokter Tidak Terbengkalai

BANDA ACEH (popularitas.com) – Pihak Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Banda Aceh mengklarifikasi informasi yang menyebutkan kompleks perumahan dokter milik RSIA di Gampong Baro, Meuraxa, Banda Aceh terbengkalai.

Pihak RSIA menyebutkan, dari total sembilan unit gedung di kompleks itu, hanya delapan unit yang merupakan rumah hunian. Sementara satu gedung adalah gudang.

Sesuai peruntukannya, beberapa rumah tersebut selama ini dihuni oleh para dokter. Namun sejak beberapa waktu terakhir memang ada dokter yang pindah lantaran sudah memiliki rumah sendiri.

“Selama ini lima rumah ditempati oleh para dokter. Tapi memang beberapa ada yang pindah karena sudah punya rumah sendiri,” ujar Ayong Liza, Kepala Bagian Tata Usaha RSIA, Rabu, 6 November 2019.

Baca: Perumahan Dokter RSIA Terbengkalai

Ayong menjelaskan, kondisi sebenarnya justru rumah tersebut sedang dipersiapkan untuk dihuni oleh para dokter lainnya. Namun masih dalam proses perlengkapan administrasi.

Pihak RSIA juga melakukan perawatan dan pembersihan komplek secara rutin, termasuk pemotongan rumput. Namun diakui, beberapa rumput liar memang tumbuh di sana, tetapi hanya di bagian kecil pojok halaman belakang rumah.

“Bagaimana pun kita merawatnya, yang namanya rumput pasti dengan cepat tumbuh. Apalagi beberapa rumah belum ditempati. Namun pemotongan rumput kita lakukan rutin,” ujar Ayong Liza.

Pihak rumah sakit juga menyayangkan adanya tudingan bahwa lokasi tersebut dijadikan tempat pembuangan sampah rumah sakit. Kenyataannya, dari sembilan gedung yang ada, satu di antaranya memang merupakan gudang.

“Jadi kalau ada kursi-kursi rumah sakit yang rusak dibawa ke sini untuk digudangkan,” katanya.

Sebelumnya diberitakan, kompleks perumahan dokter Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) yang berada di Gampung Baro, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh diduga terbengkalai.

Amatan popularitas.com, Senin, 4 November 2019 sore, kompleks perumahan itu kini sudah ditumbuhi ilalang liar. Begitu juga dengan gerbang yang dibiarkan terbuka, sehingga ternak dengan mudah masuk ke dalam kompleks tersebut.

Ada total 9 bangunan di kompleks tersebut. Dari jumlah itu, hanya satu bangunan yang nampak seperti ada penghuni. Hal ini bisa dilihat dengan lokasi sekitar bangunan bersih dari ilalang maupun dedaunan. Sementara 8 bangunan lain seperti dibiarkan terbengkalai begitu saja.

Menurut warga setempat, kondisi itu sudah berlangsung satu bulan lebih. Bukan hanya dokter, kompleks itu juga sempat dihuni oleh perawat RSIA.

“Sebelah kiri itu rumahnya dihuni oleh dokter, sementara sebelah kanan dihuni oleh perawat. Yang dihuni perawat bisa dipastikan sudah terlantar satu bulan lebih, sementara yang dihuni dokter sepertinya ada penghuni satu rumah, itupun kalau ada,” kata salah satu warga yang meminta namanya dirahasiakan.

Dia juga mengatakan, lokasi kompleks tersebut kerap dijadikan lokasi pembuatan sambah bekas dari operasional RSIA. Bukan hanya sampah, petugas juga sering membuang barang-barang lainnya ke lokasi tersebut, kemudian dihancurkan dan dibakar.

“Beberapa waktu lalu, kami ada meminta barang-barang tersebut namun tidak dikasih, karena harus dibakar katanya, padahal masih bagus seperti kursi dan beberapa barang lainnya,” katanya.*(C-008)

Shares: