BANDA ACEH (popularitas.com) : Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) sebagai rumah sakit tipe A, dan merupakan instalasi kesehatan terbesar di provinsi ujung pulau sumatera ini, hingga saat ini belum mempunya unit luka bakar.
Pandangan ini, disampaikan oleh dr Muhammad Jailani, SpBP (K) RE, kepada media ini, Selasa, 28 Januari 2020.
Diterangkannya, sebagai rumah sakit rujukan, dan banyaknya sejumlah kasus luka bakar, baik dalam skala kecil, maupun terjadi peristiwa besar, sudah selayaknya RSUZA memiliki unit luka bakar, atau burn unit.
Selama ini, kata Dosen di Fakultas Kedoteran Unsyiah, tersebut, banyak pasien luka bakar, yang masih dirawat pada tempat biasa. Maksudnya, para pasien itu tidak mendapatkan perawatan secara khusus, sambungnya.
Padahal, ujarnya, pasien luka bakar, dalam proses penyembuhannya harus dirawat pada ruang khusus, dan unit khusus. Hal tersebut, tambahnya, agar tindakan medis dapat dilakukan lebih komprehensif, dan potensi infeksi dan penyebaran bakteri dapat diminimalkan.
Dalam sejumlah kasus penanganan luka bakar di Aceh, sebutnya, selama ini perawatannya masih tersebar disejumlah rumah sakit, dan bahkan jika pada luka serius sebagian dirujuk ke Medan, Sumatera Utara.
Karena itu, sambungnya, pihak-pihak berkepentingan di Aceh, terutama pemerintah dan unsur legislatif, harus melihat persoalan ini secara serius, agar kedepan, jika terjadi kasus atau peristiwa luka bakar skala luas dan masif, RSUZA siap menampung dan melakukan tindakan medis.
Saat disinggung mengenai kebutuhan biaya untuk membangun unit luka bakar, Dokter yang suka main bola ini, mengatakan bahwa, perihal itu bukan domainnya menjawab, tapi, dalam kapasitasnya sebagai ahli bedah plastik, kebutuhan akan burn unit sudah sangat mendesak, katanya. (*SKY)
