Hukum

Oditur Militer dakwa Marsekal Madya Henri Alfiandi terima suap Rp8,65 miliar

Oditur Militer dakwa Marsekal Madya Henri Alfiandi terima suap Rp8,65 miliar
Mantan Kepala Basarnas RI Marsdya Henri Alfiandi saat memasuki ruang sidang Pengadilan Tinggi Militer di kawasan Jakarta Timur, Senin (1/4/2024). ANTARA/Walda Marison

POPULARITAS.COM – Oditur Militer Kolonel Wensuslaus Kapo mendakwa bahwa, mantan Kepala Basarnas RI Marsekal Madya Henri Alfiandi, menerima suap sebesar Rp8,65 miliar dari sejumlah pihak. Pemberian uang suap yang disebut sebagai dana komando tersebut, untuk dapat proyek pengadaan barang di institusi itu.

Demikian dakwaan yang disampaikan Oditur MIliter saat persidangan mantan Kepala Basarnas Marsekal Madya Henri Alfiandi di Pengadilan Tinggi Militer Jakarta Timur, Senin (1/4/2024) di Jakarta, dikutip dari laman Antara.

Menurut Oditur Militer, uang senilai Rp8,65 miliar tersebut, merupakan permintaan terdakwa sebagai Kepala Basarnas dengan harapan saksi akan diberikan pekerjaan untuk proyek-proyek kedepannya.

Dalam isi dakwaan tersebut, dijelaskan bahwa saksi sembilan adalah Roni Aidil selaku Direktur PT Kindah Abadi Utama sedangkan saksi sepuluh adalah Mulsunadi Gunawan selaku Komisaris PT Multi Grafika Cipta Sejati sekaligus Komisaris PT Bina Putera Sejati.

Dalam dakwaan tersebut, dijelaskan bahwa terdakwa membantu dua pengusaha itu untuk menggarap beberapa proyek pengadaan fasilitas Basarnas.

Beberapa proyek di antaranya pengadaan alat pendeteksi korban reruntuhan tahun 2021 sampai 2023 yang dikerjain Mulsunadi dengan total nilai proyek mencapai Rp33,370 miliar.

Selain itu ada proyek pengadaan alat peningkatan jangkauan ROV pada 2021, pengadaan hoist helikopter pada 2021, pengadaan Public Savety Diving Equipment pada 2021 dan 2023 serta pengadaan ROV untuk KN SAR Ganesha pada 2023 yang dikerjakan Roni Aidil dengan nilai proyek mencapai Rp144,06 miliar.

Suap itu diberikan secara bertahap dari tahun 2021 hingga 2023 melalui mantan Korsmin Basarnas Letkol Adm Afri Budi Cahyanto yang juga menjadi tersangka dalam kasus yang sama.

Atas perbuatannya, ketiga Oditur pun mendakwa Henri melanggar beberapa pasal.

“Pertama, Pasal 12 huruf a UU RI no. 20 tahun 2001 tentang perubahan atas UU RI no. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo pasal 55 ayat (1) ke satu KUHP atau kedua, Pasal 12 huruf B UU RI No. 20 tahun 2001 tentang perubahan atas RI no. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo pasal 55 ayat (1) ke satu KUHP atau Ketiga, Pasal 11 UU RI No. 20 tahun 2001 tentang perubahan atas RI no. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo pasal 55 ayat (1) ke satu KUHP,” kata Wensuslasus di ruang sidang.

Sebelumnya, para penyuap Henri Alfiandi sudah dijatuhi divonis oleh majelis hakim di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi atas perbuatannya dalam kasus korupsi di lingkungan Basarnas.

Marilya dan Mulsunadi Gunawan, dijatuhi vonis hukuman masing-masing dua tahun penjara oleh Majelis Hakim. Sedangkan Direktur PT Kindah Abadi Utama Roni Aidil hukuman dua tahun dan enam bulan penjara.

Shares: