News

Sebaran Covid-19 di Aceh, Banda Aceh dan Aceh Besar Tertinggi

Lima warga Aceh meninggal akibat Covid-19
Ilustrasi: pemeriksaan COVID-19 (ANTARA/ HO - Dok. Diskominfo Probolinggo)

POPULARITAS.COM – Sejak kasus pertama terinfeksi Covid-19 ditemukan di Aceh, jumlah positif virus corona terus meningkat di Serambi Makah. Hingga sekarang kurva yang terkonfirmasi positif belum ada tanda-tanda menurun, kendati angkanya fluktuatif.

Penambahan angka positif baru setiap harinya yang dilaporkan oleh Tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Aceh terus meningkat. Bahkan Aceh sudah terdapat dokter meninggal dunia satu orang dan menjadi kasus pertama ditemukan di Tanah Rencong.

Data dari website dinkes.acehprov.go.id Sabtu (5/9/2020) pukul 12.34 WIB tercatat, total yang terkonfirmasi positif sebanyak 1.883 pasien. Yang sedang dirawat 1.109 orang, sembuh 700 orang dan meninggal dunia mencapai 74 orang.

Banda Aceh dan Aceh Besar daerah paling tinggi angka positif selama ini. Masing-masing Banda Aceh 625 kasus dan Aceh Besar 482 kasus. Angka kesembuhannya sebanyak 191 kasus dan Aceh Besar terdapat 13 kasus. Sedangkan data meninggal dunia sama-sama 18 pasien.

Data Lengkap di Bawah Ini

Data website diskes.acehprov.go.id

Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani (SAG) mengatakan, kasus-kasus baru Covid-19 akan terus bertambah bila belum tumbuh kesadaran bersama, bahwa Covid-19 bisa dilawan dengan cara sangat sederhana.

Virus corona tak leluasa menular apabila semua orang disiplin mencuci tangan dengan sabun, tidak berkerumun, menjaga jarak antarsesama, dan memakai masker seperti pakaian yang wajib dikenakan sehari-hari.

Melonjaknya kasus-kasus baru belakangan ini karena proses tracing terus dilakukan di kabupaten/kota. Setiap satu orang Covid-19 yang ditracing ditemukan dua atau tiga kasus baru yang merupakan kontak eratnya.

“Mereka ikut terinfeksi karena kontak erat, tinggal serumah, satu ruangan kerja, dan tidak memakai masker,” kata SAG.

Lebih lanjut SAG melaporkan jumlah akumulatif Covid-19 di Aceh per tanggal 4 September 2020, pukul 15.00 WIB, telah mencapai 1.883 orang. Rinciannya sebanyak 1.109 orang dalam perawatan tim medis di rumah sakit rujukan atau dalam proses isolasi mandiri, 700 orang dinyatakan sembuh, dan 74 orang meninggal dunia.

Sementara itu, jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) bertambah 4 kasus, secara akumulatif menjadi 272 orang. Dari jumlah tersebut, 28 PDP dalam penanganan tim medis, 229 telah sembuh, dan 15 orang lainnya meninggal dunia.

Sedangkan jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) secara akumulatif sebanyak 2.535 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.443 orang sudah selesai proses isolasi, dan sebanyak 89 orang masih menjalania isolasi di pelbagai kabupaten/kota.

“Penyakit Covid-19 belum ada obatnya. Kita harus berupaya dengan sungguh-sungguh agar tidak tertular dengan cara disiplin mencuci tangan pakai sabun, jaga jarak dengan orang lain, dan selalu memakai masker, terutama saat berada di luar rumah,” ulang SAG.

Sementara itu Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh, Safrizal Rahman menyebut kasus virus corona (Covid-19) di Aceh sudah masuk ke tahap yang mengkhawatirkan. Sehingga, diperlukan strategi yang jitu untuk bisa memutus rantai penularannya.

Hal itu didasari karena adanya penemuan mutasi virus corona yang meningkat hingga 10 kali lipat. Di samping itu, khususnya di Aceh, jumlah kasus corona juga sedang meningkat tajam.

“Aceh sudah sampai ke tahap serius, kita harus punya strategi, kalau tidak kita bakal kewalahan nanti,” kata Safrizal, Jumat (4/9/2020).

Menurutnya, hal itu terlihat dari kondisi ruang RICU di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) dan beberapa rumah sakit lainnya, yang hampir penuh oleh pasien terinfeksi corona.

Dikhawatirkan, jika ruang RICU penuh, terpaksa dipindah ke ruang biasa. Dan itu akan membahayakan bagi pasien lainnya yang non-covid-19.

“Ruang RICU itu sudah penuh terus, khawatirnya kalau penuh tentu akan di bawa ke ruang biasa, nah itu bisa bahaya bagi pasien lainnya,” ucapnya.

Selain itu, kondisi para petugas medis di Aceh juga sudah banyak yang terinfeksi virus corona. Jumlah mencapai 210 lebih. Hanya saja mereka yang terpapar corona sebagian besar bergejala ringan dan tanpa gejala.

“Angkanya 210, sebagian besar ringan dan tanpa gejala, jadi hanya sekedar isolasi baik mandiri maupun di RS, yang aktif isolasi hanya disekitaran 50 an orang,” ujar Safrizal.[]

Editor: Acal

Shares: