News

Selama 2019, Kerugian Akibat Bencana di Aceh Capai Rp 125 Miliar

Ilustrasi banjir di dua desa di Simeulue terjadi pada Minggu pagi. Puluhan rumah dan lembaga pendidikan terendam air hingga saat ini | Foto: BPBA

BANDA ACEH (popularitas.com) – Dalam kurun Bulan Januari hingga Oktober 2019, tercatat 693 kali bencana melanda Aceh, dan kerugian akibat bencana itu mencapai Rp 125 Miliar.

Sementara enam orang meninggal dunia 31.612 jiwa serta 5.812 rumah terdampak bencana yang terjadi selama kurun waktu 10 bulan. Bencana kebakaran pemukiman masih mendominas,i yakni sebanyak 242 kali kejadiannya. Kerugian yang diakibatkan oleh bencana ini sebanyak Rp 52 miliar.

Sementara itu, bencana yang paling banyak memakan korban terdampak adalah banjir genangan, banjir luapan, longsor dan banjir bandang yang merendam 4.997 rumah dan berdampak pada 29.613 jiwa.

Total kerugian dari seluruh bencana banjir genangan dan banjir bandang mencapai Rp33 miliar. Kemudian kebakaran hutan sebanyak 218 kali, angina putting beliung 93 kali dan gempa bumi 14 kali.

Semua bencana juga berdampak pada 23 sarana pendidikan, delapan sarana kesehatan , 18 sarana pemerintahan, 13 sarana ibadah. Berdampak pula pada 1,287 meter badan jalan, 11 jembatan, 247ruko dan 1 pasar.

Kebakaran masih menjadi bencana paling banyak terjadi, terutama kebakaran pemukiman. Kalak BPBA, Sunawardi, mengingatkan bahwa mencegah dan mengatasi kebakaran bukan hanya tanggung jawab Dinas Pemadam Kebakaran, masyarakat secara umum wajib ikut serta untuk mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran.

“Bila ternyata api tidak mampu anda padamkan, utamakan keselamatan diri dan orang-orang yang ada di dalam gedung/bangunan dan segeralah minta bantuan kepada masyarakat sekitar,” kata Sunawardi.

Sementara itu, pada bulan Oktober Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat bencana banjir dan longsor di 74 desa pada 30 kecamatan di 9 kabupaten di seluruh Provinsi Aceh sejak 21 Oktober hingga hari 28 Oktober 2019.

Sembilan kabupaten tersebut yakni Aceh Jaya, Pidie Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Singkil, Simeulu, Aceh Utara, Bener Meriah dan Aceh Tenggara.

Pihaknya telah berupaya menurunkan tim kaji cepat ke wilayah terdampak di sembilan kabupaten tersebut, untuk melakukan assesment dan berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/kota terdampak, terkait kebutuhan yang mendesak untuk penanganan darurat.

“Jika pemerintah setempat membutuhkan bantuan kami siap memberikan bantuan masa panik berdasarkan kebutuhan yang diajukan, seperti yang telah kami berikan ke Aceh Jaya dan Simeulu kemarin,” ujar Sunawardi. (DRA/ril)

Shares: