News

“Tumpahan Batu Bara Masih Tersisa di Pantai Lhoknga”

BANDA ACEH (popularitas.com) – Laut Lhoknga dan Lampuuk, Aceh Besar, saban tahun dikotori oleh tumpahan batu bara yang dapat merusak biota laut dari ikan hingga terumbu karang. Tumpahan batu bara ini bersumber dari kapal tongkang pengangkut batu bara untuk supply kebutuhan power plant PT SBA, atau lebih dikenal dengan nama PT Semen Andalas sebelumnya.

Demikian disampaikan salah seorang perwakilan Lhoknga Surf Team, Zaki Mulia, melalui siaran pers yang diterima awak media, Senin, 25 Oktober 2019.

Dia mengatakan, kapal tongkang TB Marina yang mengangkut batu bara terdampar dan patah sekitar setahun yang lalu, tepatnya Minggu, 29 Juli 2018 sekitaran pukul 07.30 WIB. Tumpahan batu bara dari kapal tongkang ini sempat menutup bibir pantai di Lhoknga dan Lampuuk. Hingga sekarang, sebaran batu bara itu pun masih banyak terhampar di laut, di terumbu karang dan sebagian tampak jelas di pinggir pantai.

Padahal, kata Zaki, PT. Solusi Bangun Andalas dan perusahaan pengangkut/pemilik kapal tongkang, sesuai dengan komitmen dengan Pemerintahan Aceh, Pemerintahan Kabupaten Aceh Besar dan warga sekitar, bersedia membersihkan tumpahan batu bara ini secara tuntas.

“PT SBA dalam beberapa keterangannya menyebutkan bahwa ini merupakan tanggungjawab pihak ketiga yang menjadi penyalur batu bara tersebut, itu urusan koordinasi internal yang tidak berhubungan langsung dengan masyarakat. Pemerintah Aceh Besar sudah beberapa kali mengimbau agar PT. Solusi Bangun Andalas bertanggungjawab menyelesaikan kasus yang kalau terlalau lama dibiarkan akan merusak lingkungan,” ujar Zaki lagi.

Lhoknga Surf Team yang terdiri dari anggota selancar sudah beberapa kali menekankan ke semua pihak untuk lebih serius menangani tumpahan batu bara di dua pantai di Aceh Besar tersebut. Apalagi secara lisan sudah banyak peselancar lokal dan nasional yang komplain terhadap kondisi ombak, yang suhu airnya meningkat cepat. “Secara kesehatan pun tumpahan batu bara ini bisa menyebabkan penyakit kulit,” kata Zaki lagi.

Pihaknya juga berharap Anggota DPRK Aceh Besar dari Fraksi PAN, Abdul Mucthi, yang sempat meninjau lokasi untuk turut meminta semua pihak agar melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya terkait hal tersebut. Menurut Zaki, hal ini perlu dilakukan agar tidak merugikan potensi wisata bahari Lhoknga.

“Kita sedang pelan-pelan memperkenalkan potensi wisata laut ke masyarakat luar, jangan sampai tumpahan ini menjadi penyebab berkurangnya pengunjung atau wisatawan, belum lagi dampak lingkungan terutama masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan, yang mencari nafkah di laut Lhoknga dan Lampuuk. Jangan karena sudah memberikan kompensasi seakan-akan sudah menuntaskan tanggung jawab perusahaan,”
tambah Zaki.

Dalam tinjauannya ke lokasi, Abdul Muchti juga secara tegas meminta PT. Solusi Bangun Andalas dan perusahaan pengangkut/pemilik kapal tongkang agar terbuka ke pemerintah serta masyarakat sekitar. Lagipula warga dan pemerintah setempat tidak mengetahui berapa jumlah tumpahan batu bara yang telah diangkut dan dibersihkan.

“Berapa yang tersisa dan bagaimana kelanjutan pembersihannya termasuk apa yang mereka berikan ke masyarakat, kalau sekedar kompensasi itu penyelesaian jangka pendek, apa komitmen perusahaan untuk dampak jangka panjangnya, tidak ada yang tahu karena perusahaan tidak terbuka,” kata Abdul Muchti.

Sebenarnya, kata dia, tidak hanya masalah insidentil saja, banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh PT. Solusi Bangun Andalas dengan masyarakat Lhoknga dan masyarakat Leupung. Dia mencontohkan seperti masalah lingkungan hidup, penyelamatan sumber mata air, penyelamatan kawasan karst, reklamasi lahan tambang termasuk transparansi dan penggunaan dana CSR.

“Semuanya harus menjadi prioritas penyelesaian oleh perusahaan,” katanya lagi.

Dia juga meminta Dinas Lingkungan Hidup Aceh dan Aceh Besar, termasuk perangkat gampong dan kemukiman untuk terus mengawasi proses pembersihan ini. Terlebih, pada November 2019, akan dilaksanakan event tingkat nasional Aceh Surfing Camphionship.

“Ini momentum untuk memperkenalkan peselancar muda Aceh, khususnya Lhoknga, ke tingkat nasional dan juga untuk mengundang wisatawan ke Lhoknga. Jadi saya minta semua pihak untuk bisa menyelesaikan masalah ini sebelum event itu dilaksanakan,” pungkasnya.* (RIL)

Shares: