News

1.500 mahasiswa USK kuliah kerja nyata di Kabupaten Aceh Besar, Pj bupati beri pembekalan

1.500 mahasiswa USK kuliah kerja nyata di Kabupaten Aceh Besar, Pj bupati beri pembekalan

POPULARITAS.COM – Sebanyak 1.500 mahasiswa dari USK Banda Aceh, akan melaksanakan kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) di Kabupaten Aceh Besar. Berkesempatan saat hadir pada acara pelepasan tersebut Pj Muhammad Iswanto untuk memberikan pembekalan. Acara tersebut, dilangsungkan di Gedung AAC Dayan Dawood di Darussalam, Sabtu (22/6/2024).

Saat memberikan pembekalan kepada para mahasiswa, Pj Muhammad Iswanto sampaikan terima kasih kepada Rektor USK Banda Aceh, Prof Marwan yang telah memberikan kepercayaan kepada daerah sebagai tempat pelaksanaan KKN mahasiswa.

“Hadirnya 1.500 mahasiswa USK Banda Aceh untuk KKN di Aceh Besar momentum penting bagi kami untuk menggerakan dan memberi motivasi kepada para generasi muda tersebut,” katanya.

Menurut Iswanto, berbagai ikhtiar terkait upaya pembangunan kemasyarakatan oleh Pemkab Aceh Besar selama ini selalu melibatkan pihak USK, terutama terkait sektor Pertanian, Perikanan hingga teknologi tepat guna di pedesaan. “Alhamdulillah, banyak permasalahan yang terselesaikan berkat penguatan dari civitas akademika USK,” tandas Iswanto.

Ditambahkan, bukan hanya tahun ini, pada tahun lalu, mahasiaswa USK telah melakukann pengabdian masyarakat berupa KKN di Aceh Besar. “Bahkan pada waktu itu saya minta khusus kepada Pak Rektor agar bisa ditempatkan mahasiswa KKN di Kabupaten Aceh Besar. Alhamdulillah juga, ternyata dipenuhi,” tutur Iswanto.

Pada kesempatan itu Pj Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto menyampaikan sekilas profil dan potensi yang ada di Kabupaten Aceh Besar, untuk dipelajari dan dipahami oleh Mahasiswa yang melakukan KKN di Kabupaten tersebut. “Kabupaten Aceh Besar disahkan menjadi daerah otonom melalui UU Nomor 7 Tahun 1956 dengan ibukotanya pada waktu itu adalah Banda Aceh, dan pada tahun 1969 Kabupaten Aceh Besar mencoba melakukan pemindahan Ibukota di Kecamatan Indrapuri, namun gagal dan mencoba lagi pada tahun 1976 di Kecamatan Seulimuem Kemukiman Jantho dan akhirnya berhasil. Sehingga pada tahun 1979 Kota Jantho ditetapkan sebagai Ibukota Aceh Besar yang jaraknya 52 km dari Kota Banda Aceh,” ujarnya.

Selain itu Iswanto mengatakan dari sisi geografis Kabupaten Aceh Besar memiliki luas wilayah 2.903,50 km² dengan 23 Kecamatan, 68 Mukim dan 604 Gampong.

Iswanto juga mengatakan Kabupaten Aceh Besar sangat cocok untuk mahasiswa yang ingin KKN, karena menurutnya selain memiliki potensi geografis juga memiliki sumber daya air yang mumpuni dan juga memiliki potensi pengembangan wilayah. “Dan secara struktur ekonomi, lapangan usaha yang paling banyak memberikan kontribusi ketahanan  ekonomi untuk Aceh Besar ada di sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Selain itu juga memiliki potensi besar pada sektor industri dan perdagangan, perkebunan dan peternakan, serta pariwisata dan ekonomi kreatif,” tambah Iswanto.

Sedangkan pada kasus stunting menurut Iswanto Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Besar sudah melakukan ikhtiar yang memadai dengan melibatkan semua unsur dan stakeholder yang ada di Aceh Besar.”Mengenai stunting kita sudah melakukan upaya yang memadai, bahkan kemarin kita juga sudah melakukan rapat intervensi serentak pencegahan stunting dengan melibatkan Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk melakukan pengukuran ulang bagi balita yang ada di seluruh Aceh Besar,” ungkapnya.

Iswanto berharap sesuai dengan tema yang diangkat pada KKN Periode XXV dan XXVI Tahun 2024 yaitu ‘Penguatan UMKM dan SIGAP serta Pemanfaatan sumber daya alam untuk Penurunan dan pencegahan stunting, maka mahasiswa yang melakukan KKN di Aceh Besar dapat mencapai targetnya. “Semoga kehadiran mahasiswa KKN di Aceh Besar dapat menguatkan UMKM dan Sistem Informasi Gampong serta pemanfaatan Sumber Daya Alam untuk penurunan dan pencegahan stunting di Aceh Besar,” harapnya.

“Dan bagi mahasiswa yang melakukan KKN di Aceh Besar tolong hargai masyarakatnya, karena dengan kita menghargai orang lain maka orang lain akan seribu kali menghargai kita, karena ilmu sosiologi mengatakan setiap individu manusia itu ingin dihargai dan tolong hargai masyarakat dengan kearifan lokalnya, dimana kita ditempatkan untuk melaksanakan KKN,” imbuh Iswanto.

Sementara itu Rektor Universitas Syiah Kuala (USK) Prof. Dr. Ir. Marwan mengatakan, program pengabdian masyarakat yang diperuntukkan mahasiswa dari perguruan tinggi atau yang lebih dikenal dengan sebutan KKN merupakan program yang wajib diikuti mahasiswa tingkat akhir di sejumlah perguruan tinggi negeri. “Pengalaman terjun ke masyarakat, kemudian terlibat langsung dengan permasalahan yang ada, serta kesempatan untuk dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah diperoleh selama masa studi diukur dengan kegiatan ini. Dengan banyaknya manfaat baik bagi mahasiswa, perguruan tinggi, dan masyarakat, KKN akan terus dilaksanakan setiap tahunnya secara berkala,” ujarnya.

Prof. Marwan mengatakan pada tahun ini mahasiswa KKN USK tidak hanya ditempatkan di Aceh saja, namun menurutnya peserta KKN USK ini selain ditempatkan di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar juga akan ditempatkan di Samosir Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Maluku, dan Negeri Jiran Malaysia. “Jadi kami berharap semoga Mahasiswa yang melakukan KKN ke luar Aceh dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat setempat, sehingga KKN bisa berjalan sesuai dengan harapan kita semua,” tukasnya.

Shares: