Headline

Angin kencang di Banda Aceh, ini penjelasan BMKG

14 Rumah di Bener Meriah Rusak Karena Puting Beliung

POPULARITAS.COM – Angin kencang disertai badai yang terjadi disejumlah kawasan di Aceh, seperti Banda Aceh, Aceh Besar dan kabupaten lainnya, sebabkan kerusakan rumah, fasilitas umum, dan juga pohoh-pohon bertumbangan.

Bahkan, akibat badai tersebut, sejumlah pertandingan cabang olahraga yang dijadwalkan dilangsungkan di sejumlah venue di Banda Aceh dan Aceh Besar ditunda pelaksanaannya.

Tidak hanya penundaan pertandingan PON, badai juga merusak sejumlah fasilitas venue cabang olahraga yang dibangun, seperti lapangan tembak Rindam IM, atap gedung SHB venue bola basket, bahkan pusat perdagangan UMKM yang digelar di Lapangan Blang Padang Banda Aceh, porak poranda diterpa angin.

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kecepatan angin kencang yang terjadi di wilayah Aceh setara 55,56 kilometer per jam. Hal tersebut disebabkan adanya labilitas lokal yang kuat sehingga terbentuknya proses konvektif pada skala lokal yang membentuk awan comulonimbus yang sebabkan pergerakan angin kencang seperti yang terjadi saat ini.

Hal tersebut disampaikan oleh petugas Subdivisi Prakirawan BMKG, Ida Pramuwardani di Jakarta, Kamis (19/9/2024). “Ada faktor cuaca esktrem sebagai akibat awan konvektif,” katanya dikutip dari laman Antara.

BMKG sendiri, sambungnya, telah memberi peringatan terkait dengan prakiraan akan terjadinya potensi angin kencang pada 13-19 September 2024. Hal tersebut telah disosialisasikan ke berbagai pihak, sambungnya.

Selain faktor cuaca regional, kata dia, fenomena cuaca ekstrem tersebut juga merupakan dampak tidak langsung dari bibit siklon 98W yang keberadaanya terpantau di Laut Tiongkok Selatan dengan kecepatan angin 30 knot dan tekanan di pusat sistem 996 hPa.

Sejumlah bangunan rumah, fasilitas olahraga, dan sekolah di Aceh dilaporkan rusak akibat diterpa hujan disertai angin kencang.

Dinas Pendidikan Kota Banda Aceh melaporkan pada Rabu petang seorang siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 62 Cot Mesjid, Kecamatan Lueng Bata bernama Syakir Arkan meninggal dunia setelah tertimpa plafon kelas yang roboh akibat diterjang angin kencang.

Deputi Meteorologi BMKG Guswanto mengimbau masyarakat supaya meningkatkan kewaspadaan karena fenomena cuaca ekstrem tersebut masih berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan diiringi angin yang signifikan sampai dengan Sabtu (21/9) di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat.

Hal itu turut dipengaruhi oleh adanya aktivitas gelombang rossby ekuator dan kelvin di Sumatera bagian utara.

Potensi pertumbuhan awan hujan tersebut diklasifikasikan dalam kategori tinggi hingga lebih dari 70 persen untuk Kota Medan dan sekitarnya dalam beberapa hari ke depan berdasarkan hasil pengamatan Balai Besar MKG Wilayah I Medan.

Tim meteorologi BMKG juga berharap analisa potensi hujan tersebut menjadi perhatian masyarakat dalam beraktivitas sehari-hari supaya terhindar dari dampak potensi bencana hidro-meteorologi yang dapat ditimbulkan saat terjadi hujan disertai angin kencang.

Di sisi lain, BMKG secara khusus telah melaporkan kondisi dinamika cuaca tersebut kepada pihak Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) untuk dapat disesuaikan dalam agenda penyelenggaraan PON XXI Aceh dan Sumatera Utara yang saat ini sedang berlangsung di dua daerah itu, dan agendanya akan resmi ditutup pada hari Jumat (20/9) di Sumatera Utara.

Shares: