News

Azanuddin Kurnia Terpilih sebagai Ketua PISPI Aceh 2019-2024

Azanuddin Kurnia terpilih jadi ketua PISPI Aceh. | FOTO: IST

BANDA ACEH (popularitas.com) – Azanuddin Kurnia terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI) 2019-2024. Terpilihnya Azanuddin saat pengurus pemegang mandat melakukan musyawarah wilayah pembentukan pengurus wilayah PISPI Aceh, yang berlangsung di salah satu warkop di Banda Aceh, Sabtu malam, 30 November 2019.

Dalam rapat tersebut, Azanuddin Kurnia yang juga sebagai Kabid Pengolahan dan Pemasaran Perkebunan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh, sebagai ketua umum dan Sekretaris Habiburrahman (Kasi Benih Distanbun Aceh), serta Bendahara dipercayakan kepada Agus Husni (Kadis Kelautan dan Perikanan kabupaten Aceh Besar).

Menurut Wakil Sekjen BPP-PISPI Pusat, Nurchalis dengan terbentuknya kepengurusan yang baru, perlu kontribusi dalam hal pencapaian target pemberdayaan ekonomi melalui sektor tanaman pangan.

Ia juga mengharapkan agar seluruh anggota PISPI Aceh dapat terdata  dengan menggunakan sistem database yang benar. Kedepan katanya, pelantikan pengurus perlu diagendakan untuk menghadirkan Menteri Pertanian bersama ketua umum BPP-PISPI yang juga Dirut BRI Pusat.

“Untuk itu, perlu juga dirancang melalui penyelenggaraan kegiatan seminar nasional,” katanya.

Ketua umum terpilih Azanuddin yang  pernah menjabat Wakil Sekretaris Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Aceh mengatakan, pihaknya akan berusaha untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan semua pihak termasuk dengan Perguruan Tinggi dan lembaga profesi lainnya.

“Membangun pertanian sesuai visi misi pemerintah Aceh kita perlu merangkul petani milenial (mahasiswa) dan lembaga profesi lainnya dengan dukungan stakeholder maupun pengambil kebijakan dari dinas/instansi terkait,” katanya.

Untuk menuju Aceh Hebat dan Aceh Troe, kata dia, pihaknya telah berupaya dalam pemanfaatan limbah yang diolah menjadi rupiah. Seperti memperkenalkan gula sawit Aceh ke event nasional yang diproduksi petani Aceh Tamiang.

Ia juga optimis limbah sawit dapat menjadi nilai tambah dan daya saing produk bagi petani di Aceh. Dalam satu hektare petani gula sawit dapat menghasilkan Rp 60 juta hingga Rp 200 juta per dua bulan dengan harga jual Rp 10.000 – Rp 20.000 per kilogram, di tingkat petani dan menghasilkan Nira 5 -15 per batang/hari.

Azanuddin yang juga ketua Ikatan Alumni Sosial Ekonomi (IKA-SEP) Unsyiah menyebutkan, dalam satu batang sawit dapat menghasilkan 60 kg gula sawit. “Maka pendapatan petani akan lebih sejahtera karena keuntungan yang diperoleh berlipat ganda,” pungkasnya.

Selain itu potensi organik yang sudah dikembangkan oleh berbagai pihak, akan didorong untuk terus ditingkatkan yang bisa berkontribusi terhadap peningkatan produksi dan produktivitas pertanian dalam arti luas. (RIL)

Shares: