News

Balai Pendidikan Gampong Kebutuhan Urgen Belajar Secara Daring Selama Covid-19

Balai Pendidikan Gampong Kebutuhan Urgen Belajar Secara Daring
Seorang siswa sedang menonton video yang dikirimkan oleh gurunya ditengah wabah corona, sehingga sekolah diliburkan. Foto Ist

POPULARITAS.COM – Penyebaran wabah virus corona yang sedang melanda Provinsi Aceh terus meningkat. Sehingga berdampak pada dunia pendidikan, tidak dapat belajar secara tatap muka, tetapi harus dilakukan secara daring untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Di Kabupaten Pidie misalnya, pasca daerah tersebut masuk dalam zonasi merah pada 4 September 2020. Tim Gugus saat itu langsung mengeluarkan rekomendasi proses belajar mengajar harus dilakukan secara daring.

Sejurus kemudian, Cabang Dinas Pendidikan Aceh, wilayah Pidie dan Pidie Jaya melakukan pertemuan dengan Dinas Pendidikan Pidie, serta Kemenag Setempat.

Keputusannya belajar mengajar tidak lagi dilakukan secara tatap muka, tetapi secara daring. Pelajar tentunya tidak lagi hadir ke sekolah, namun mengikuti proses belajar dari rumah. Di mana materi pendidikanya dikirim oleh guru via aplikasi maupun Whatsapp.

Praktis, orang tua murid diharapkan berperan aktif dengan selalu mendampingi dengan cara memberikan motivasi kepada anak-anaknya saat mengikuti materi pendidikan itu secara online itu.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Aceh, wilayah Pidie dan Pidie Jaya, Muslim Mahmud, walau dalam kondisi apapun, pendidikan tidak boleh terputus untuk anak-anak.

“Ini kita kan belum tau kapan berakhir pandemi ini sebelum obatnya ditemukan,” kata Kacabdin Muslim Mahmud.

Disebabkan para siswa mengikuti materi pendidikan di rumah atau gampong masing-masing, atau tidak lagi di bawah pengawasan guru secara langsung, keberadaan Balai Pendidikan Gampong (BPG) dinilai sebagai salah satu solusi terbaik untuk memaksimalkan fungsi dan urgensi PBM tetap berlangsung.

“Sebaiknya pemerintah kabupaten segera membentuk atau mendirikan Balai Pendidikan Gampong (BPG) secara permanen di tiap-tiap gampong, yang difasilitasi dengan sarana dan prasarana yang diperlukan dan fasilitas internet yang dibutuhkan,” harap Muslim.

Pasalnya, dengan adanya BPG tersebut, dipastikan peran orang tua maupun masyarakat dalam memantau anak-anaknya mengikuti proses belajar secara daring di masing-masing gampong itu bisa dimaksimalkan.

“Peran orang tua dan masyarakat bisa dimaksimalkan sebagai bentuk tanggung jawab bersama terhadap hak anak bangsa untuk mendapatkan pendidikan,” ujarnya.

Bukan hanya itu saja, lanjut Muslim, dengan adanya media belajar BPG tersebut, pastinya bisa mengajak sarjana-sarjana yang belum mendapat pekerjaan.

Dalam pembangunan BPG itu sendiri, bisa dilakukan dengan menggunakan anggaran bersumber dana desa.

Praktik BPG itu sendiri sambung Muslim, sudah terlebih dahulu praktekkan oleh beberapa provinsi lain di Indonesia, seperti halnya Bali dan Jakarta.[]

Reporter: Nurzahri
Editor: Acal

Shares: