News

Banjir Tak Halangi Pedagang di Aceh Utara Untuk Berjualan

Sejumlah pedagang tradisional di Kota Lhoksukon terpaksa berjualan di pinggir jalan lintas nasional. (popularitas/Rizkita)

Sejumlah pedagang tradisional di Kota Lhoksukon terpaksa berjualan di pinggir jalan lintas nasional untuk memulihkan perekonomian pasca bencana banjir bandang melanda Kabupaten Aceh Utara, Selasa (8/12/2020).

Salah seorang pedagang buah di Kota Lhoksukon, Aceh Utara, Munir (40) mengatakan, ia harus berjualan untuk menghabiskan sisa barang dagangannya sebelum terjadinya banjir agar tidak 100 persen merugi.

“Ini dagangan sisa sebelum banjir, banyak buah dagangan saya busuk akibat terendam air banjir, sebagian lagi sudah dibawa arus banjir. kalau tidak dijual murah-murah saya bisa rugi 100 persen, yang sudah pasti kerugian saya mencapai Rp 12 juta ” ujar Munir.

Mereka terpasa berjualan di pinggir jalan dikarenakan pasar di kota tersebut masih terendam banjir, sehingga memutuskan untuk berjualan di pinggir karena banjir tak menggenangi badan jalan tersebut.

“Disini yang gak ada air, kalau lapak jualan masih tergenang, ketinggian air masih selutut orang dewasa bahkan sepinggang, mau gimana lagi sementara ini kami jualan disini saja sembari menunggu lokasi lapak dagangan tidak digenangi air lagi,” kata Munir.

Amatan popularitas.com dilokasi, terlihat jalan lalu lintas di pusat kota Lhoksukon saat ini masih terjadi kemacetan akibat aktifitas pasar dadakan baik yang berjualan ikan, sayur, buah dan bahan dapur di lokasi itu.

Hal senada juga disampaikan oleh pedagang lainnya, Syarifuddin (45) mengatakan, ia juga harus berdagang di pinggir jalan meskipun semua dagangannya sudah terendam banjir.

“Barang dagangan saya hari ini semua saya pesan baru seperti cabai, tomat, dan bahan dapur lainya, ini saja saya berhutang dulu sama grosir kalau tidak seperti itu, mau makan apa kami, tidak sanggup lagi kami makan mie instan setiap hari di posko pengungsian,” ujar salah seorang pedagang bahan dapur Syarifuddin.

Editor: dani

Shares: