Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh

Benteng Kuta Batee, sisa peninggalan Kerajaan Trumon di Aceh Selatan, kini jadi wisata edukasi

POPULARITAS.COM – Kerajaan Trumon, pernah berkuasa di kawasan Aceh Selatan. Kawasan ini, dulunya merupakan salah satu kehulubalangan Kesultan Aceh yang mashyur. Berdasarkan catatan sejarah, kekuasaan kerajaan meliputi, Aceh Selatan, Singkil dan Aceh Barat Daya.

Menurut H Mohammad Said dalam bukunya Aceh Sepanjang Abad, disebutkan bahwa, Kerjaan Trumon berdiri pada abad ke-18. Pendirinya adalah Labai Dafna yang nama aslinya Teuku Djakfar.

Nah, salah satu bukti kemashyuran dari Kerajaan Trumon, dapat dilihat dari benteng sisa pennggalan kerajaan itu yang masih berdiri kokoh. Tempat ini, banyak dikunjungi warga, untuk berwisata sejarah dan edukasi.

Bangunan benteng Kuta Batee dibangun ketika Kerajaan Trumon dipimpin atau di bawah pemerintahan Teuku Raja Fansuri Alamsyah yang juga dikenal dengan sebutan Teuku Raja Batak. Dalam masa ini pula, Trumon meraih kejayaannya hingga berhasil mencetak mata uang sendiri sebagai alat tukar yang sah.

Teuku Raja Batak ini merupakan raja ketiga, menggantikan ayahnya bernama Teuku Raja Bujang yang sebelumnya menerima tahta dari kakeknya (ayah Raja Bujang) yaitu Teuku Djakfar selaku pendiri Kerajaan Trumon dan Kerajaan Singkil.

Bentuk bangunan banteng ini berdenah segi empat yang terdiri dari dua lapis dinding. Dinding benteng luar dikelilingi parit dengan lebar 3 meter. Dinding luar berukuran panjang 51.50 meter, lebar 51.50 meter dan tinggi 4 meter.

Benteng bagian bawah memiliki ketebalan 10.85 meter, permukaan bagian atas 0,45 meter. Dinding benteng bagian dalam berukuran panjang 40.65 meter, lebar 40.65 meter dengan tinggi 2 meter dari permukaan lantai dalam. Jarak antara dinding benteng luar dan dalam berukuran 1.86 meter.
Benteng ini mempunyai dua pintu gerbang, sisi barat (depan) lebar 3.40 m, tinggi 4 meter bagian atasnya berbentuk lengkung (omega). Dinding bagian luar terbuat dari batu bata, kemudian pasir setebal 30 cm dan dinding bagian dalam terbuat dari bata tanah liat.

Gerbang utama ini berbentuk beton padat serta memiliki ceruk hampir sebesar lubang yang sebelumnya terdapat di dinding benteng. Kemudian ada lubang-lubang tempat untuk menaruh laras meriam.

Sementara, lubang yang lebih kecil berfungsi sebagai lubang intip atau teropong untuk mengetahui di mana posisi musuh berada. Warisan sejarah ini terletak di Desa Keude Trumon, Kecamatan Trumon,  Aceh Selatan. 

Jaraknya dari Ibu Kota Tapaktuan sekitar 92 kilometer, atau lebih kurang 2 jam perjalanan menggunakan roda dua dan empat. 

Bangunan tersebut selain berfungsi sebagai benteng pertahanan ketika di serang musuh (penjajah), itu terlihat ada sekitar 32 lubang tempat Meriam yang tersedia di sekeliling banteng, hanya saja sejumlah Meriam itu sudah hancur, bahkan ada yang sudah berganti tempat.

Selain itu, tempat ini juga sebagai tempat digelarnya acara adat saat itu. Menelisik dari sejarahnya, Trumon berasal dari kerjaan kecil dengan kata lain berasal dari rumpun suku bangsa Arab.  Sumber lain dalam buku ‘Aceh Sepanjang Abad’ menyebutkan bahwa pada abad ke-18 kegiatan ekonomi menyebabkan kedatangan petani dari luar daerah tersebut.

Dikisahkan adanya perkembangan kampung-kampung sekitarnya, diantaranya adalah desa Keude Trumon. “Benteng ini juga sebagai tempat pertahanan jika ada penyerangan, juga digunakan untuk kegiatan-kegiatan adat istiadat gampong,” kata juru kunci Benteng Trumon, Muhammad Rais.

Sementara di tengah sudut kanan bangunan ini terdapat bangunan kecil yang disebut sebagai ruang tempat percetakan uang emas kerajaan yang disebut dengan nama mata uang Nagari Trumon. Mata uang itu digunakan sebagai alat tukar bagi warga sekitar dan bagi saudagar yang datang dari jazirah arab maupun eropa yang melakukan perjalanan ke Aceh untuk mencari rempah, seperti lada dan cengkeh.

Selain sejarahnya yang mentereng, lokasi banteng ini hanya berjarak 100 meter dari bibir pantai. Jika anda naik ke atas banteng hamparan birunya laut akan terlihat sejauh mata memandang.

Jadi Pusat Perdagangan Benteng Trumon bukan hanya dijadikan benteng untuk berlindung dari serangan lawan pada saat itu. Namun, benteng ini juga dijadikan sebagai pusat perdagangan di masa lalu. Itu terlihat dari letak geografisnya yang berada di pinggir laut. Banyak pedagang dari Arab hingga Eropa masuk ke Aceh lewat pelabuhan di sana, yang kini jejak bangunannya sudah tidak terlihat karena termakan zaman.

Hanya saja, benteng yang tersisa. Pada saat itu ketika Kerajaan Trumon menyuplai hasil bumi ke berbagai tempat bahkan sampai ke luar negeri maka tinggal menghitung hari sampai namanya mendapat perhatian dari bangsa lain, seperti, Eropa, Asia kecil, India, dan China. Pendatang pun mulai berdatangan ke wilayah Trumon sementara kerajaan lambat laun mulai membangun armada yang mapan.

Salah satu bukti kekuatan ekonomi kerajaan pada masa itu dapat orang lihat dari keberadaan bangunan mirip bunker yang terdapat di dalam benteng. Bunker tersebut sesungguhnya merupakan tempat percetakan mata uang yang berlaku di negeri tersebut serta menjadi alat tukar yang sah dengan pihak lain. Mata uang itu berbentuk koin yang diyakini berbahan mulai dari emas, perak hingga perunggu.

Di tengahnya tertulis ‘Negeri Trumon’. Mata uang ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pedagang yang datang dari jazirah Arab. Menurut Muhammad Rais, Kerajaan Trumon saat itu memiliki kekayaan alam yang cukup diminati oleh pedagang dari luar.

Misalnya, kata dia, produksi lada dan cengkeh yang saat diburu oleh orang Arab. Sehingga hubungan Kerajaan Trumon dengan luar semakin terjalin erat karena proses perdagangan itu. “Hubungan dengan luar itu langsung dengan kerajaan. Jadi di sini ada tempat percetakan uang yang disebut uang negeri trumon. Uang itu berbahan emas,” ujar Muhammad Rais.

Kata Rais, dari berbagai data yang dia peroleh, hubungan dagang itu sudah terjadi sejak pemimpin pertama di Kerajaan Trumon. Apalagi lokasinya saat itu memudahkan para pedagang luar untuk datang ke Aceh Selatan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Aceh Selatan Muchsin menyebutkan, Kerajaan Trumon hingga peninggalan benteng tersebut menjadi saksi sejarah, bahwa di wilayah itu pernah ada sebuah kerajaan yang memiliki power dan cukup disegani.

Shares: