News

Darah sebanyak dua ribu kantong diselundup dari Aceh ke Tangerang

Oknum PMI Kota Banda Aceh diduga menyelundup darah sebanyak 2 ribu kantong ke Kota Tangerang, Provinsi Banten.
PMI Aceh investigasi kasus dugaan penjualan darah
Sekretaris PMI Kota Banda Aceh, Syukran Aliansyahputra dan Kabid Kesehatan dan Unit Donor Darah, dr. Natalina Kristanto, Rabu (11/5/2022). (Riska Zulfira/popularitas.com)

POPULARITAS.COM – Oknum PMI Kota Banda Aceh diduga menyelundup darah sebanyak 2 ribu kantong ke Kota Tangerang, Provinsi Banten.

Penyelundupan sejak Januari hingga April tahun 2022 tersebut dilakukan di tengah kurangnya stok darah di pusat ibu kota provinsi Aceh itu.

Sekretaris PMI Kota Banda Aceh, Syukran Aliansyahputra mengatakan, pengiriman darah tersebut dilakukan secara diam-diam dan tanpa sepengetahuan pengurus PMI setempat.

“Pengiriman tersebut dari Januari, Februari, April tahun 2022, sedangkan pada bulan Maret tidak dikirim,” kata Syukran, Rabu (11/5/2022).

Syukran menjelaskan, terkuaknya pengiriman darah tersebut setelah beberapa pengurus melakukan sidak ke PMI kota Banda Aceh.

Selama ini, terang Syukran, dirinya tidak pernah dilibatkan dalam pengambilan keputusan, termasuk keputusan pengiriman darah ke luar Aceh.

Dalam sidak yang dilakukan, kata Syukran, terungkap bahwa PMI Tanggerang tidak pernah membuat permohonan ataupun permintaan kerjasama terkait dengan pengiriman darah dari PMI banda Aceh.

“Setelah melakukan sidak, kami menyelidiki dan tidak ditemukan adanya permohonan ataupun permintaan kerjasama terkait pengiriman darah tersebut,” lanjut Syukran.

Sementara, Ketua PMI Kota Banda Aceh, Dedi Sumardi membenarkan adanya pengiriman darah ke PMI Tangerang.

Dia mengklaim bahwa pengiriman tersebut dilakukan di tengah stok darah di Aceh mencukupi.

“Iya benar adanya pengiriman darah ke Tangerang, tetapi kita kirim darah ke sana, saat darah di Aceh sudah terpenuhi dan mencukupi,” jelas Dedi saat dikonfirmasi popularitas.com.

Namun, Dedi membantah jika ia tak melibatkan para pengurus dalam mengirimkan darah tersebut.

Setiap mengambil keputusan, Dedi mengklaim dirinya selalu membuat rapat, hanya saja para pengurus PMI Banda Aceh tidak berhadir.

“Mereka tahu, jika darah ini dikirim ke Tangerang dan saya sering mengadakan rapat, tetapi mereka yang tidak pernah datang,” pungkas Dedi.

Shares: