BANDA ACEH (popularitas.com) – Harga gula pasir di Kabupaten Bireuen terus melonjak sejak sepekan terakhir. Ini diduga ada pengaruhnya dengan terhentinya pasokan dari Medan, Sumatera Utara.
Afdhal (25), seorang pedagang sembako di Kutablang, Kabupaten Bireuen mengatakan, sejak isu wabah corona heboh di kalangan masyarakat, gula pasir di tingkat grosir di kecamatan tersebut terus melonjak.
Kondisi itu semakin diperparah dengan terhentinya pasokan gula pasir dari Medan, Sumatera Utara. Setelah pasokan terhenti, harga gula di tingkat grosir kecamatan tersebut per Selasa, 25 Maret 2020 mencapai Rp 1,1 juta per sak.
“Yang paling terasa naik yaitu gula pasir, kalau sembako lainnya masih normal. Gula pasir sebelumnya harga Rp 900 ribu per sak, kemudian kemarin naik menjadi Rp 1,1 juta,” kata Afdhal saat dihubungi dari Banda Aceh, Rabu (25/3/2020).
Ia menjelaskan, dengan harga Rp 1,1 juta per sak, maka pedagang di tingkat eceran terpaksa menjual kepada pelanggan dengan harga Rp 24 ribu per kilogram. Dengan jumlah ini, ia telah memperoleh keuntungan sekitar Rp 2 ribu.
“Walaupun kami jual Rp 24 ribu per kilogram labanya tetap sama seperti dulu, tidak banyak, ada sekitar dua ribu lah,” ujarnya.
Selain gula pasir, sembako lainnya yang terasa melonjak di Kabupaten Bireuen adalah cabai kering. Jika sebelumnya ia menjual Rp 5 ribu per ons, maka saat ini terpaksa dijual Rp 12 ribu.
“Cabai kering ini sudah lama naik, sejak awal-awal isu corona,” jelas Afdhal.
Sementara untuk minyak goreng, kata Afdhal, saat ini masih tergolong stabil. Ia menjual kepada pelanggan dengan harga Rp 12 ribu per kilogram. Demikian juga dengan harga beras.
“Beras cukup normal, apalagi rata-rata di sini masyarakat ada beras sendiri dari hasil pertanian,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, harga gula pasir di Kota Banda Aceh melonjak dari Rp 12 ribu menjadi Rp 18 ribu. Hal ini terjadi karena pasokan dari Medan Sumatera Utara dihentikan sementara waktu.
“Gula satu kilo Rp 18 ribu dan naik dari Rp 12.500 seperti yang ditetapkan pemerintah, malah kita kemarin-kemarin jual harga gula Rp 12 ribu di bawah pemerintah, karena sekarang krisis gula sehingga naik jadi Rp 18 ribu,” kata Haji Ramli (54), pemilik toko grosir di Peunayong, Selasa, 24 Maret 2020.
Ramli menjelaskan, harga gula pasir bahkan melonjak melebihi Rp 18 ribu di beberapa toko eceran lainnya di Kota Banda Aceh. Ini juga tak terlepas dari krisis gula di Tanah Rencong.
“Ada juga yang jual di atas itu (Rp 18 ribu), tapi (toko) kita menjaga juga kondisi daripada keadaan masyarakat kita di Aceh dengan tidak menjual melebihi itu,” jelas Ramli. [acl]
Reporter: Fadhil