FeatureNews

IKM Geunara hasilkan tiga produk berbahan baku nilam

Geunara Parfum, salah satu produk yang dihasilkan IKM Geunara. varian minyak wangi itu terdapat dua jenis, yakni aroma kopi, dan meulu. Parfum yang dihasilkan oleh Aulia salah satu bahan pentingnya adala minyak nilam yang didapatkan dari Gampong Geuntet, Lhoong, Aceh Besar. FOTO : popularitas.com/Riska Zulfira

MEMBANGUN usahanya di Desa Geunteut, Lhoong, Aceh Besar, Aulia (28) hasilkan tiga produk berbahan baku utama nilam, yakni Parfum, cairan pembersih piring, dan juga minyak angin. Memulai pengembangan usahanya lewat IKM Geunara, pria kelahiran 1994 itu terus melakukan karya, dan inovasi di tengah minimnya perhatian pemerintah terhadap keberadaan industri Parfum.

Desa Geunteut, Lhoong, Aceh Besar, merupakan salah satu kawasan wisata yang ramai dikunjungi wisatawan. Terletak di kawasan Gunung Kalu, empat puluh kilometer dari pusat kota di Banda Aceh, daerah ini dikenal dengan pesona alamnya, durian, dan juga daerah penghasil Nilam.

Ide melahirkan Geunara Parfum sendiri, sambung Aulia lagi, didasarkan keberadaan Desa Geunteut yang ramai dikunjungi wisatawan, dan dirinya berpikir melahirkan produk yang dapat dibawa sebagai oleh-oleh khas daerah asalnya.

“Itu ide dasar lahirnya Geunara Parfum,” ujar Aulia saat bicang dengan popularitas.com, Rabu, 27 Juli 2022.

Nama Geunara sendiri, katanya lagi, merupakan singkatan dari Geunteut Nilam Aceh Raya. Diambil dari nama desanya yang merupakan salah satu penghasil komoditas unggulan nilam di provinsi ujung barat Sumatra tersebut.

Aulia mendapatkan pengetahuan tentang pembuatan produk parfum dari pelatihan yang dilakukan oleh Atsiri Research Centre (ARC) Universitas Syiah Kuala pada 2020 silam. Sejak saat itu, selanjutnya dirinya membangun IKM Geunara dengan produk utama Parfum, cairan pencuci piring, dan minyak angin. “Produk Parfum kami jadi salah satu oleh-oleh yang dapat dibawa pulang wisatawan saat berkunjung ke Desa Geunteut,” terangnya.

Minyak Nilam, atau Patchouli oil, didapatkan dari tumbuhan semak yang di esktrasi. Tanaman Jenis tersebut banyak terdapat di Aceh, salah satunya dihasilkan di Desa Geunteut, Lhong, Aceh Besar.

Ditempat usahanya, terdapat banyak botol Parfum, dan juga cairan pembersih yang Ia pesan dari luar Aceh. Beberapa alat kerja juga terlihat di bangunan yang dijadikan Aulia untuk memproduksi ketiga produk usaha IKM Geunara.

Sejak mendirikan usahanya, Aulia mengaku sudah menjual lebih dari 500 botol Parfum. Selain dibeli langsung oleh wisatawan yang hadir ke desanya, Dia juga memamfaatkan media sosoal untuk promosi dan memperdagangkan parfum miliknya.

Aulia, pemilik IKM Geunara di Lhoong Aceh Besar

Untuk bahan baku pembuatan nilam dan juga cairan pembersih, Aulia mengaku tidak sulit, sebab mudah didapatkan di desanya. Proses ekstrasi nilam sendiri, dilakukannya dengan metode sederhana.

Untuk mendapatkan minyak Nilam, dirinya melakukan ekstrasi atau penyulingan dengan cara dimasak dengan menggunakan kayu bakar. “Prosesnya ya kira-kira sama seperti mengkukus,” terangnya.

Nah, kemudian minyak dan uap air yang dihasilkan, melewati tahap pengembunan. Peran air dingin dalam porses ini untuk pengembunan.

Untuk minyak nilam sebagai bahan baku parfum, dipilih berdasarkan kebutuhan produk yang akan dibuat. Menurut Aulia nilai dengan Grade A dipakai untuk produksi parfum, kadar Patchouli Alcohol (Pa) berkisar 67 persen, dan grade B untuk minyak angin. 

Geunara Clean merupakan merek cairan pembersih piring yang Ia produksi, sementara Geunara Care dia beri nama untuk produk minyak angin.

Produk Parfum yang dihasilkan Aulia, terdapat dua varian, yakni aroma kopi, dan Meulu. Dia menjami parfum miliknya lebih awet wanginya. “Bisa tiga sampai lima hari wangi tetap nempel di pakaian,” tukasnya.

Saat ini, produk Geunara Parfum bisa dibeli secara offline dan online. Untuk harganya, Aulia menyebutkan parfum dibandrol dengan harga Rp 130 ribu per botol dengan ukuran 30 ml.  Sementara untuk produk minyak angin dibandrol dengan harga Rp 15 ribu dengan ukuran 8 ml, sedangkan sabun cuci piring dibandrol dengan harga Rp 12 ribu. 

Rambah Pasar Nasional

Kalau untuk packingnya sendiri Aulia mengaku hanya memakai botol yang standar. Botol itu ia beli diluar yang kemudian diproses serta pemasangan label produk pada botol tersebut.

Selain memasarkan barang melalui e-commers, Aulia menyebutkan juga aktif memasarkan produknya melalui Instagram @geunarasatore. 

Geunarastore juga memakai jasa influencer maupun selebgram untuk mempromosikan produk Geunara. 

Hingga kini, Geunarastore sudah banyak mendapatkan konsumen dari berbagai daerah di Aceh. Menurut pengakuan Aulia, selain di Aceh, Geunara Parfum sudah merambah ke konsumen dari Jakarta.

“Bagi masyarakat daerah sendiri biasanya mengunjungi store kami yang ada di Desa Geunteut, Lhoong, Aceh Besar. Mereka akan membeli sesuai keinginannya,” tukas Aulia. 

Namun sayangnya, Aulia mengaku, saat ini usaha yang ia geluti ini harus memproduksi produk yang peralatan yang terbatas. Dan bahkan menurut Aulia untuk uji laboratorium sendiri, pihaknya masih harus pinjam di ARC USK. 

“Peralatannya terbatas, kemudian kita juga kekurangan modal, dan bahkan kita sempat jatuh bangun sebelumnya. Untuk peralatannya kami butuh alat labu ukur, karena peracikan parfum di labu ukur itu, jadi terpaksa kami pinjam ke ARC,” tuturnya. 

Geunara store terus berinovasi sehingga bisa merambah kepasar nasional. Maka dari itu Aulia berharap pemerintah bersedia untuk membina usaha tersebut.

“harapannya sendiri harus dibina oleh pemerintah, karena ini produknya bagus dan peminatnya banyak, jadi kita bisa buat dalam skla besar, apalagi kalau banyak permintaan banyak stok yang sudah habis,” harap Aulia.  Untuk kedepannya, Diaberharap bisa bergabung dalam bazar-bazar besar yang diselenggarakan di Aceh guna untuk gencarkan pemasaran. (**)

Shares: