HeadlineNews

Israel sang pembungkam jurnalis

Israel sang pembungkam jurnalis
Perlengkapan yang dipakai oleh jurnalis saat meliput di Gaza, Palestina. ANTARA/Anadolu/aa.

Israel sang pembungkam jurnalis

POPULARITAS.COM – Jurnalis Al Quds TV, Jumat (29/12/2023) tewas dibunuh tentara Israel saat penyerbuan di Kamp Pengungsian Neseirat di Jalur Gaza Tengah. Kematian perwarta televisi lokal itu, menambah daftar jurnalis yang tewas sejak Israel lancarkan serangan ke Palestina 8 Oktober 2023.

Terhitung, sudah 84 hari Israel menyerbu Gaza. Sudah 106 jurnalis Palestina meregang nyawa. Secara statistik perlihatkan bahwa, kebengisan pasukan Israel sebabkan sedikitnya 1,5 nyawa pekerja pers meninggal sejak negara itu memborbardir Gaza.

106 jurnalis yang tewas dalam kurun waktu 84 hari perang di Gaza, merupakan jumlah terbanyak dalam sejarah peperangan dibelahan dunia manapun. Pekerja pers yang selama ini jadi penyampai pesan kepada dunia tentang kondisi kemanusiaan di Gaza, justru jadi sasaran pembunuhan tentara Israel.

Bagi Israel, nyawa jurnalis bukan sesuatu hal yang penting, apalagi nyawa rakyat palestina. Jika saja ada wartawan asing yang meninggal di Indonesia, bayangkan negara ini akan jadi sorotan dunia berbulan-bulan lamanya. Tapi, dunia membisu kala 106 pekerja pers meregang nyawa ditangan pasukan Israel.

Kantor Berita Al Quds TV dalam pernyataannya menyebutkan bahwa, Israel memang sengaja membunuh jurnalis di Gaza. Hal itu dilakukan negara itu, guna membungkam narasi soal Palestina dan menyembuyikan kebenaran dan mencegah penyampaian berita.

Jurnalis di Gaza yang selama ini aktif memberikan pembantaian oleh Israel, telah secara berhasil membentuk opini publik internasional untuk menekan negara itu. Karna itu, para wartawan yang meliput perang di Gaza pun jadi sasaran para serdadu Israel.

Dibandingkan dengan perang Rusia dan Ukraina, jumlah pekerja pers yang tewas di Palestina jauh lebih banyak.

Perang di Ukraina yang dimulai pada Februari 2022, dan nyaris berlangsung selama dua tahun, jumlah pekerja pers yang meninggal sebanyak 32 orang. Sementara, perang di Gaza yang 84 hari, jurnalis yang tewas mencapai 106 orang.

Sepanjang 2023 bisa dikatakan tahun yang mematikan bagi wartawan, begitu banyak pekerja pers yang tewas dan meninggal saat meliput perang, baik di Israel ataupun di Ukraina.

Federasi Jurnalis Internasional (IFJ) dalam keterangannya menyebutkan bahwa, sepanjang 2023 sebanyak 94 jurnalis terbunuh di seluruh dunia saat melakukan pekerjaan jurnalistrik.

Dari jumlah tersebut, angka kematian jurnalis akibat perang di Gaza lebih banyak dalam waktu 30 tahun.

Perang Israel dan Hamas sumbang 72 persen dari total jumlah kematian jurnalis di seluruh dunia. 

Jumlah kematian jurnalis yang tewas sepanjang 2023, meningkat 67 orang dibandingkan periode yang sama di tahun 2022 dan meningkatkan dua kali lipat dibanding tahun 2021. 

“Pentingnya standar global baru untuk perlindungan jurnalis dan penegakan hukum internasional yang efektif sangatlah penting,” kata Presiden IFJ Dominique Pradalie, seperti dilansir VOA Indonesia

Shares: