News

Jurnalis Diminta Jadi Benteng Tangkal Hoax

BANDA ACEH (popularitas.com) – Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Aceh, menggelar workshop kepada puluhan jurnalis di Banda Aceh, Sabtu, 28 September 2019.

Hadir di acara tersebut Ketua Komisi Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Profesi Dewan Pers Jamalul Insan, yang memfasilitasi jalannya workshop.

Sementara para pemateri antara lain, Ketua IJTI Yadi Hendriyana, Sekretaris Jendral (Sekjen) IJTI Indria Purnama Hadi, dan jurnalis senior Imam Wahyudi.

Workshop yang dilakukan IJTI Aceh ini mengangkat tema “Hoax Musuh Bersama”.

Ketua IJTI, Yadi Hendriyana memaparkan soal pentingnya seorang jurnalis menjaga independensi. Di tengah melimpahnya kanal informasi saat ini, jurnalis harus bertindak akurat sebelum menerbitkan laporan jurnalistiknya.

“Terutama untuk kawan-kawan jurnalis TV, jika produk jurnalisme kita dari awal sudah keliru menyebar informasi, bayangkan bagaimana efeknya. Sudah seharusnya kita jadi benteng untuk menangkal hoax yang berkembang di masyarakat,” ujarnya.

Sementara Sekjen IJTI Indria Purnama Hadi, dalam pemaparannya lebih menekankan jurnalis harus punya sensitivitas yang tinggi sebelum menerbitkan karya jurnalistik.

“Pikirkan efeknya dan manfaat sebuah berita yang ingin ditayangkan itu. Jika menimbulkan, misalnya, konflik Sara di tengah masyarakat, mending itu di stop. Batalkan segera sebelum kita dikejar-kejar tanggung jawab moral akibat dosa jurnalistik kita,” katanya.

Imam Wahyudi, jurnalis yang punya segudang pengalaman liputan memberikan materi soal hoax dan konten kreatif.

Imam menuturkan, saat ini hoax bisa diproduksi untuk banyak kepentingan dari berbagai medium. Dan media mainstream, bukan tidak mungkin bisa menjadi bagian yang memperpanjang cerita hoax tersebut berkelindan di masyarakat.

“Tapi jurnalisme tidak pernah membenarkan hal itu terjadi. Kita harus melawan hoax agar apa yang diterima masyarakat, adalah informasi yang akurat. Terverifikasi dengan baik. Bukankah itu merupakan nilai-nilai luhur yang ditanamkan di agama kita?” pungkasnya. (ASM)

Shares: