HeadlineKesehatan

Kasus Polio di Aceh, Orangtua perlu waspada

Kasus penemuan penyakit polio yang terjadi di Pidie, provinsi Aceh, telah menyentak nasional. Betapa tidak, sudah sejak lama Indonesia dinyatakan bebas polio, dan hal itu sejalan dengan program nasional yang di canangkan puluhan tahun silam.
Imunisasi polio putaran kedua di Aceh dimulai
Arsip Foto. Petugas memberikan imunisasi vaksin polio tetes kepada balita di Puskesmas Ulee Kareng, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, Senin (21/11/2022). (ANTARA FOTO/IRWANSYAH PUTRA)

POPULARITAS.COM – Kasus penemuan penyakit polio yang terjadi di Pidie, provinsi Aceh, telah menyentak nasional. Betapa tidak, sudah sejak lama Indonesia dinyatakan bebas polio, dan hal itu sejalan dengan program nasional yang di canangkan puluhan tahun silam.

Atas temuan kasus itu, Kementrian Kesehatan RI telah menetapkan kejadian luar biasa (KLB) untuk Aceh, dan memerintahkan seluruh anak di Aceh wajib mendapatkan vaksinasi polio.

Nah, sebagai orangtua, tentu kita wajib mengikutsertakan anak-anak kita yang belum mendapatkan vaksin polio untuk segera melakukan vaksinasi ke Posyandu dan layanan kesehatan lainnya.

Sebagai orangtua, kita juga wajib mengenali polio, ciri, tanda, dan bagaimana pencegahannya.

Medical Content Marketing Senior Manager Alodokter dr Abi Noya, dalam keteranganya kepada ANTARA, Selasa (29/11/2022) menjelaskan, polio merupakan penyakit saraf yang dapat sebabkan kelumpuhan permanen, dan disebabkan oleh adanya infeksi virus yang sangat menular.

Virus polio ini sangat menular, dan penyebarannya dapat terjadi melalui kontak langsung dengan tinja penderita polio, atau melalui konsumsi makan, dan minuman yang telah terkontaminasi polio, terang dr Abi Noya.

Berdasarkan gejalanya, terdapat dua jenis polio yaitu polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan (non paralisis) dan polio yang menyebabkan kelumpuhan (paralisis).

Polio non paralisis menimbulkan gejala seperti demam, sakit kepala, radang tenggorokan, muntah, otot terasa lemah, kaku di bagian leher dan punggung, serta nyeri dan mati rasa di bagian lengan atau tungkai.

Gejala-gejala tersebut dapat berlangsung selama 1-10 hari dan akan menghilang dengan sendirinya.

Sedangkan polio paralisis, gejala awalnya sama dengan gejala polio non paralisis. Namun setelah satu pekan, akan ada gejala lain yang mengikuti seperti hilangnya refleks tubuh, ketegangan otot yang terasa nyeri, serta tungkai atau lengan yang terasa lemah.

Abi mengatakan bahwa jika sudah terkena polio, maka penanganannya akan sulit dilakukan. Terlebih, obat yang ada saat ini baru mampu meringankan keluhan, memperlambat perjalanan penyakit, dan mencegah komplikasi, bukan menyembuhkan polio sepenuhnya.

“Oleh karena itu, janganlah kita menyepelekan pepatah yang sudah sering kita dengar, yakni mencegah lebih baik daripada mengobati. Dengan menepati jadwal imunisasi dasar yang sudah dicanangkan oleh pemerintah melalui program-program dari Kementerian Kesehatan, kita bisa mencegah bahkan mengakhiri penyebaran polio,” ujar Abi.

Berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, vaksin polio oral (OPV) yang diteteskan ke mulut bayi dapat diberikan segera setelah lahir, kemudian saat usia 2, 3, 4, dan 18 bulan.

Untuk memastikan kebutuhan imunisasi anak sesuai usianya, orang tua dapat mengunjungi puskesmas maupun posyandu di sekitar tempat tinggal.

Selain itu, penting juga bagi orang tua untuk memantau tumbuh kembang anak. Jika anak menunjukkan gejala-gejala polio, segeralah untuk memeriksakannya ke dokter anak. “Sebagai langkah awal, orang tua juga bisa memanfaatkan layanan telemedisin untuk berkonsultasi dengan dokter anak,” pungkas Abi.

 

Editor : Hendro Saky

Shares: