News

Keluarga Korban Meninggal: Mana Katanya Karet? Semua Itu Peluru

Ia mendapati keponakannya tewas akibat luka di bagian tenggorokan. Jenazah korban, kata dia, didapati di Masjid An Nur KS Tubun, Petamburan.
Korban Kerusuhan di Rawat di RSUD Tarakan. Sejumlah petugas membawa korban kerusuhan Jatibaru ke Unit Gawat Darurat (UGD) di RSUD Tarakan,Jakarta Pusat, Rabu (22/5). | Republika

JAKARTA (popularitas.com) – Satu jenazah tanpa identitas di RSUD Tarakan Jakarta akhirnya berhasil diidentifikasi atas nama Yudianto Rizky Ramadhan berusia 18 tahun. Jenazahnya telah diambil pihak keluarga pada Rabu, 22 Mei 2019 siang.

Tante korban, Widya yuliani tiba dengan histeris di RSUD Tarakan. Ia menangis tersedu-sedu mencari keponakannya. Ia merasa kecewa dengan pihak kepolisian. Sebab ia menganggap polisi menggunakan peluru tajam hingga nyawa keponakannya melayang.

“Mana pak Presiden? katanya peluru bohongan. Meninggal kan tuh keponakan saya, masih kelas 3 SMA,” katanya kepada wartawan.

Ia mendapati keponakannya tewas akibat luka di bagian tenggorokan. Jenazah korban, kata dia, didapati di Masjid An Nur KS Tubun, Petamburan. “Mana katanya karet? Semua itu peluru,” ucapnya.

Widya mengklaim keponakannya memang ingin melakukan aksi massa menyikapi hasil Pilpres. Ia mengklaim tak ada pihak yang menyuruh keponakannya ikut serta karena atas kemauan sendiri. “Dia mau Jihad di Petamburan. Memang dia mau sendiri. Tapi dia sudah kita larang,” ujarnya.

Sementara, polisi melakukan pengecekan terhadap kebenaran informasi adanya demonstran yang meninggal dunia dari peristiwa kericuhan dini hari tadi. Polisi memastikan, petugas pengamanan unjuk rasa tidak dibekali peluru tajam.

“Di situ memang ada beberapa massa yang terluka dan ini sedang kita cek dan investigasi. Ada beberapa informasi ada yang meninggal dunia, sedang kami cek. Nanti ada waktunya akan disampaikan,” ujar Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Muhammad Iqbal, di Kemenko Polhukam, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (22/5).

Terkait dengan informasi adanya peluru tajam saat peristiwa kericuhan terjadi, Iqbal memastikan, instruksi Kapolri dan Panglima TNI sudah sangat jelas, yakni petugas pengamanan unjuk rasa tidak dibekali dengan peluru tajam. Jika ada yang menggunakan peluru tajam, kata dia, maka itu bukan dari personel TNI-Polri yang melakukan pengamanan unjuk rasa tersebut.

“Kami yakinkan kalau ada yang gunakan peluru tajam, diyakinkan itu bukan personel pengaman dari TNI-Polri pada konteks unjuk rasa,” tuturnya.

86 Korban Dirawat di RS Pelni

Sementara itu, Direktur Utama RS Pelni Jakarta, Fathema Djan Rachmat menyebutkan RS Pelni hingga saat ini telah merawat 86 koban kerusuhan di kawasan Petamburan, Jakarta Barar (Jakbar). “Kira-kira korban yang dirawat sudah 86. Ada penambahan lagi belum kita hitung,” kata Direktur Utama RS Pelni Fathema Djan Rachmat kepada wartawan, Rabu 22 Mei 2019.

Dia mengatakan pihak rumah sakit sudah memperbolehkan sebagian besar korban pulang. Kebanyakan, korban mengalami luka ringan. Terkait adanya satu korban meninggal, Fathema mengatakan RS Pelni membawa korban tersebut ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Fathema memastikan banyaknya korban kerusuhan tidak menganggu jadwal operasional. RS Pelni menyediakan layanan antarjemput untuk pasien cuci darah. “Sementara pasien yang di luar hemodialisa, jantung, hipertensi, paru, kita beritahu untuk hadir besok,” ujar Fathema.

Kapasitas RS Pelni, dia mengatakan hampir penuh karena merawat korban kerusuhan. Sementara pasien rawat jalan di rumah sakit tersebut disarankan menunda jadwal pemeriksaan demi kemanan mereka.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id, RS Pelni menyiapkan sedikitnya dua tempat tidur di depan area penurunan pasien. Ada juga satu kursi roda. *

Sumber: Republika

Shares: