EkonomiFeature

Keluh Kesah Pedagang Bendera di Tengah Pandemi

Keluh Kesah Pedagang Bendera di Tengah Pandemi
Amrullah menjual bendera di Jalan Teuku Nyak Arief, Peurada, Kota Banda Aceh, Aceh, Senin, 10 Agustus 2020. (Fadhil/popularitas.com)

BANDA ACEH (popularitas.com) – Depi Ropi duduk santai di atas becak kayu mesin di Jalan Panglima Nyak Makam, Lampineung, Kota Banda Aceh, Senin, 10 Agustus 2020 siang. Tubuhnya bersandar di besi dinding pembatas becak, tangannya memegang smartphone.

Di sekeliling Depi, bendera merah putih dan umbul-umbul dengan berbagai ukuran dan motif terpasang memanjang sekitar 15 meter. Bendera dan umbul-umbul itu dibiarkan bergerak mengikuti alunan angin sepoi-sepoi.

Keluh Kesah Pedagang Bendera di Tengah Pandemi
Amrullah menjual bendera di Jalan Teuku Nyak Arief, Peurada, Kota Banda Aceh, Aceh, Senin, 10 Agustus 2020. (Fadhil/popularitas.com)

HUT ke-75 RI pada Agustus 2020 menjadi tahun ke-8 bagi Depi untuk menjual bendera merah putih di Tanah Rencong. Artinya, pemuda berusia 25 tahun asal Bandung, Jawa Barat ini sudah menjual bendera sejak 2013 silam.

“Saya asli Bandung, cuma sudah lama di Banda Aceh. Hari-hari biasa jual bubur ayam di Darussalam,” ujar Depi saat ditemui popularitas.com, Senin, 10 Agustus 2020 siang.

Setiap tahun, ketika akan memasuki Agustus, Depi banting stir dari penjual bubur ayam menjadi penjual bendera merah putih. Hal ini dilakukan karena menjual bendera lebih menjanjikan daripada menjual bubur.

Namun, kenyataan pahit dirasakan Depi tahun ini. Apa yang ia harapkan tak sesuai harapan, di mana daya penjualan bendera merah putih menurun drastis di tengah pandemi Covid-19. Penurunan penjualan mencapi 50 persen.

“Penjualan menurun dari tahun kemarin, 50 persen bahkan, tahun lalu bisa sampai Rp 3-5 juta per hari. Kalau tahun ini Rp 2 juta itu paling tinggi,” jelas Depi.

Menurut Depi, menurunnya daya penjualan karena peringatan HUT RI tahun ini tak semeriah daripada tahun-tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan pandemi Covid-19, sehingga warga tidak boleh menggelar acara keramaian.

“Tahun lalu di sepanjang trotoar jalan ini (Panglima Nyak Makam) penuh dengan umbul-umbul HUT RI, tetapi tahun ini belum nampak,” sebut Depi.

Ia berharap, pemerintah atau masyarakat tetap menyambut kemerdekaan Indonesia dengan meriah meski sedang pandemi Covid-19. Selain menghargai perjuangan pejuang kemerdekaan, hal ini juga dapat membantu pedagang bendera.

“Harapannya, walaupun di tengah pandemi ini pemasangan di rumah dan kantor harus meriah, ditingkatkanlah,” harap Depi.

Khusus ke Aceh Jual Bendera

Berbeda lagi dengan Amrullah. Pria berusia 36 tahun ini khusus datang dari Medan, Sumatera Utara ke Banda Aceh khusus untuk menjual bendera merah putih. Hal ini sudah dilakukan Amrullah sejak 2016 silam.

“Kita dari Sumatera, tepatnya di Medan, khusus jual bendera setiap 17 Agustus, kita sengaja datang kemari (Banda Aceh) untuk merayakan 17 Agustus, ini tahun 5 kita jual bendera di Banda Aceh,” kata Amrullah.

Keluh Kesah Pedagang Bendera di Tengah Pandemi
Depi Ropi menjual bendera di Jalan Panglima Nyak Makam, Lampineung, Kota Banda Aceh, Aceh, Senin, 10 Agustus 2020. (Fadhil/popularitas.com)

Amrullah mendirikan lapak penjualan bendera di Jalan Teuku Nyak Arief, kawasan Peurada, Kota Banda Aceh, atau tepatnya di bawah jembatan penyeberangan Peurada. Tahun lalu, Amrullah mendirikan lapak di kawasan Neusu.

“Lokasi dari tahun ke tahun berpindah-pindah, tetapi tetap dalam kawasan Banda Aceh, saya datang bersama keluarga dan ngontrak selama satu bulan di Banda Aceh, habis satu bulan balik ke Medan,” jelasnya.

Ia memilih Banda Aceh sebagai kota tujuan penjualan bendera karena potensinya cukup mengembirakan. Barang yang didatangkan dari Bandung, Jawa Barat tersebut sangat laris, seperti tahun-tahun sebelumnya.

Namun, hal tersebut tak berlaku pada tahun ini. Pandemi Covid-19 merusak bisnis penjualan bendera, bukan hanya di Banda Aceh, tetapi juga di seluruh Indonesia.

“Untuk tahun ini drastis meningkat tajam menurun 75 persen. Tahun lalu, satu hari 50 bendera paling sedikit, paling banyak bisa lebih dari 50, tahun ini alhamdulillah jugalah, walaupun kita tak seberapa, untuk di atas 10 bendera sudah dapat,” katanya.

Adapun harga penjualan bendera dan umbul-umbul cukup bervariasi, dengan harga mulai Rp 15 ribu hingga Rp 90 ribu. Tahun ini, jenis bendera yang paling banyak diburu adalah bendera untuk mobil dan rumah tangga.

“Paling diburu bendera yang Rp 10 ribu untuk mobil dan bendera untuk rumah yang harganya Rp 90 ribu,” sebut Amrullah.

Ia berharap agar pemerintah untuk meningkatkan semangat patriot HUT RI dengan membeli bendera dan memasang di kantor-kantor pemerintahan. Harapan yang sama juga ditujukan kepada masyarakat.

“Harapan kepada pemerintah agar ditingkatkanlah kita jiwa patriotnya, untuk membeli bendera kembali, karena ini kan setahun sekali, bukan tiap bulan atau minggu,” pungkasnya.

Batasi Perayaan HUT ke-75 RI

Pandemi Covid-19 juga menyebabkan sejumlah daerah meniadakan perayaan HUT ke-75 RI dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat masal. Salah satu daerah yang meniadakan perayaan adalah Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh.

Camat Baiturrahman, Muhammad Rizal mengatakan keputusan tersebut merupakan hasil rapat Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Baiturrahman dengan para keuchik dan ketua pemuda. Ini sebagai upaya perlindungan warga setempat dari kemungkinan terpaparnya Covid-19.

“Dalam rapat telah disepakati tahun ini kita tidak mengelar kegiatan yang membuat kerumunan massal. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, karena pandemi Covid-19 masih terus melanda,” ujar Rizal dalam keterangannya pada popularitas.com, Rabu, 5 Agustus 2020.

Namun, kata Rizal, masyarakat Baiturrahman masih bisa memperingati hari Kemerdekaan Indonesia dengan menaikkan bendera di rumah masing-masing, memasang umbul-umbul, memperindah gapura gampong dan memasang spanduk-spanduk dengan tema memaknai kemerdekaan.

“Makna kemerdekaan masih bisa kita rasakan. Kita sudah minta masyarakat menaikkan bendera merah putih dan spanduk-spanduk. Hanya saja euforia kita batasi dengan meniadakan berbagai kegiatan hiburan rakyat seperti tahun-tahun sebelumnya,” kata dia.

Sementara, Kapolsek Baiturrahman, Iptu Tri Andi Darma meminta kepada para keuchik dan pemuda untuk mengisi peringatan HUT RI dengan karya bakti, seperti melakukan penyemprotan pada rumah rumah-rumah ibadah.

“Kita mengimbau tidak ada kerumunan, karena pandemi Covid-19 belum berakhir,” pungkasnya. [acl]

Reporter: Muhammad Fadhil

Shares: