News

Kemenparekraf Dorong Pelaku Wisata Dapatkan Sertifikasi CHSE

Dispar: 123.391 wisatawan kunjungi Banda Aceh
Ilustrasi, wisatawan mancanegara mengunjungi obyek wisata PLTD Apung di Banda Aceh, Aceh, Rabu (26/9/2018). Kementerian Pariwisata menargetkan sebanyak 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada 2019 dan menetapkan 10 destinasi pariwisata baru untuk menggenjot investasi pada sektor kepariwisataan.(ANTARA FOTO/IRWANSYAH PUTRA)

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mendorong pelaku industri hotel dan restoran di destinasi super prioritas Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, untuk melakukan sertifikasi protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability).

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan, saat ini sertifikasi CHSE merupakan hal yang sangat penting untuk industri pariwisata khususnya bagi pelaku usaha hotel dan restoran untuk memulihkan kepercayaan wisatawan.

“Upaya ini dilakukan supaya dapat menciptakan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan saat berkunjung ke destinasi wisata yang sudah melakukan sertifikasi protokol kesehatan. Karena, sertifikasi ini sudah diselaraskan dengan berbagai macam organisasi pariwisata dunia, seperti UNWTO dan CTTI, serta Kementerian Kesehatan,” kata Wishnutama.

Sebelumnya, Kemenparekraf telah melaksanakan program sertifikasi CHSE gratis bagi industri pariwisata di 34 provinsi di Indonesia. Misalnya, di  Labuan Bajo ada tiga hotel yang telah memiliki sertifikasi CHSE, yaitu Hotel Inaya Bay, Ayana Komodo Resort, dan The Jayakarta Suite Komodo. Sedangkan, Pelataran Komodo Resort sedang dalam proses, disusul beberapa hotel dan restoran juga akan melakukan sertifikasi serupa.

Direktur Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo-Flores, Shana Fatina menuturkan ke depannya, wisatawan tidak perlu khawatir untuk datang ke Labuan Bajo, karena saat ini pelaku usaha hotel dan restoran sedang dalam proses sertifikasi CHSE. Melalui sertifikasi, semua pihak dipastikan siap menjamin kesehatan, keselamatan, dan keamanan tiap wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo.

Tak hanya mengutamakan serifikasi CHSE, Shana menambahkan kelak pariwisata akan mengarah ke teknologi digital. Dengan memanfaatkan aplikasi Indonesia Care, wisatawan dapat mengetahui destinasi wisata mana saja yang sudah tersertifikasi CHSE atau lokasi-lokasi yang merupakan green zone.

“Selain itu, wisatawan juga dapat mengetahui mana saja hotel, kapal-kapal, dan restoran yang sudah mendapatkan sertifikasi CHSE.

Sehingga ketika terjadi situasi darurat, wisatawan dapat mengklik emergency call dan akan langsung terhubung ke posko terpadu, dilanjutkan langsung ke instansi yang akan melakukan follow up, sehingga respon akan lebih cepat ditanggap. Hal ini dilakukan agar wisatawan merasa aman di manapun mereka berada selama berwisata di Labuan Bajo,” ujar Shana.

Senada, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengungkapkan, mengingat perkembangan digitalisasi saat ini yang begitu pesat, pariwisata di destinasi super prioritas tidak hanya berfokus pada health, safety, and security, tetapi juga didukung dengan teknologi informasi dan komunikasi yang memadai.

Ia menuturkan, mulai 2020-2022, Nusa Tenggara Timur akan dibangun infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi yang memiliki akses internet super cepat, berupa fasilitas 4G di seluruh pusat kota dan desa di destinasi pariwisata.

“Hal ini dilakukan, karena salah satu kunci sukses pariwisata yaitu melibatkan desa-desa atau masyarakat lokal untuk bisa maju bersama dalam membangkitkan pariwisata,” kata Johnny.

Sumber: CNN

Shares: