HeadlineNews

Kisah warga Aceh tipu sepak bola Indonesia selama 11 tahun

Elwizan Aminuddin, karib disapa dokter Amin, adalah warga Bireuen, provinsi Aceh. Pria itu diketahui telah menipu dunia sepak bola Indonesia dalam kurun waktu 11 tahun terakhir.
Kisah warga Aceh tipu sepak bola Indonesia selama 11 tahun
Elwizan Aminudin. FOTO : Twitter @PSSleman

POPULARITAS.COM – Elwizan Aminuddin, karib disapa dokter Amin, adalah warga Bireuen, provinsi Aceh. Pria itu diketahui telah menipu dunia sepak bola Indonesia dalam kurun waktu 11 tahun terakhir.

Dikutip dari CNN Indonesia, dokter Amin telah membohongi klub, operator, hingga federasi PSSI berbekal ijazah bodong yang Ia palsukan dari Fakultas Ilmu Kodekteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

Berbekal ijazah palsu itu, dokter Amin mengawali karirnya di klub Persita Tangerang pada 2006 hingga 2014 di markas Cisadene itu.

Pria kelahiran Bireun, Aceh 25 April 1981, ini mengabdikan diri di klub berjulukan Pendekar Cisadane itu hingga 2014.

Pada 2014 Aminudin juga sempat dipanggil PSSI untuk mengawal Timnas Indonesia U-19 yang akan tampil di turnamen Pre-Repatori AFF 2014 di Vietnam. Status Aminudin di Timnas hanya diperbantukan.

Tahun berikutnya Aminudin dikontrak PS TNI (Sekarang Tira Persikabo) saat tampil di Piala Jenderal Sudirman 2015. Usai itu Aminudin dipinang Bali United yang sedang diasuh Indra Sjafri.

Musim berikutnya pria yang juga memperkenalkan diri sebagai El Amin ini bekerja untuk Madura United. Tak lama ia mendapat tawaran menangani tim asal Sumatera Selatan, Sriwijaya FC.

Dokter PSIS Semarang yang juga mantan dokter Timnas Indonesia, Alfan Nur Asyhar, prihatin klub sepak bola Indonesia dan PSSI bisa kecolongan. Karenanya ia berharap hal ini diusut tuntas.

“Proses hukum saya rasa harus dilanjutkan sebagai efek jera dan jangan sampai terulang oleh oknum siapapun. PSS Sleman ataupun FK USK adalah garda terdepan untuk meneruskan hal ini ke ranah hukum,” kata Alfan.

Pasalnya, penipuan yang dilakukan dokter gadungan ini bukan perkara sepele. Ini merupakan kejahatan besar di bidang kesehatan dan olahraga yang terkait dengan prestasi sepak bola Indonesia.

“Posisi dokter tim itu sangat vital. Dokter tim bertanggung jawab tentang illness dan injury, penanganan yang tepat dan cepat saat cedera di lapangan agar pemain bisa selamat dari hal-hal yang fatal, mengatur gizi pemain, manajemen sistem medis klub, da lain sebagainya,” kata Alfan seperti dikutip dari CNN Indonesia.

Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Akhmad Hadian Lukita mengakui ada yang salah dengan sistem verifikasi di operator. Karenanya temuan ini jadi pelajaran agar tak terulang

Selama ini proses verifikasi ada di klub. Semua verifikasi tentang dokter tim ada di klub, bukan di PT LIB. Ini jadi pelajaran buat kita. Kami akan jadikan ini momen untuk berbenah,” ucap Lukita.

Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan pun menyayangkan hal ini bisa menimpa sepak bola Indonesia. Karenanya Iriawan akan melakukan penerapan lebih tegas dalam perekrutan dokter Timnas Indonesia.

“2018 itu [saat Elwizan Aminudin di Timnas U-19] bukan zaman kepengurusan saya. Walau demikian saya sangat menyesalkan ulah oknum seperti ini. Sangat merugikan tim,” kata Iriawan pada Jumat (3/12).

 

Editor : Hendro Saky

Shares: