RUANGAN bernomor 928 itu tak terlalu luas. Sekitar 5×4 meter. Sejumlah foto-foto jadul milik Teuku Rifky Harsya terpajang di setiap sudut ruang yang ada di lantai 9 itu. Di kompleks perkantoran Senayan. Tempat para dewan bertugas di ibukota.
Memasuki ruangan kerja milik Teuku Rifky Harsya seperti membaca kembali riwayat singkat politisi pencetak hattrick pada pileg 2019 lalu.
Ada sebuah meja kecil di ruangan tengah. Di ruangan inilah, Teuku Riefky Harsya menerima tamunya. Tak ada yang istimewa, hanya ada air mineral dan aneka permen tersaji dalam piring putih. Hampir setiap hari, ada saja yang datang. Mulai dari sekadar silaturrahmi, diskusi politik, hingga rapat-rapat penting menyangkut arah pembangunan masa depan Aceh.
“Ini foto saya dan keluarga saat bersilaturrahim dengan Allayarham Abu Panton. Alhamdulillah saat ini pak SBY dan saya masih terus berkomunikasi dengan keluarganya di Aceh,” kata Teuku Rifky Harsya membuka pembicaraan.
Dia mengaku ada ruangan khusus yang dipakai untuk menyambut ulama Aceh. Ini bentuk ketakziman Teuku Rifky sebagai orang Aceh kepada alim ulama, “yang terus menyemangati kita.”
Teuku Rifky terus berbincang sembari menyeruput segelas Arabica khas Gayo. Putra Aceh tersebut kini dipercaya menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi I (Bidang Pertahanan dan Intelijen). Komisi yang diketuai Meutya Hafid dari Fraksi Partai Golkar ini memiliki mitra kerja dengan Menteri Pertahanan (Menhan), Panglima TNI, Badan Intelijen Negara (BIN), Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kominfo, TVRI, RRI, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Komisi Independen Pemilihan (KIP). Dalam menjalankan setiap tugas yang diembannya itu, ia meminta doa restu dari seluruh masyarakat Aceh agar dapat menjalankan tugas ini dengan baik.
Sekilas, Teuku Riefky terlihat sebagai sosok yang dingin dan tertutup. Di media, ia hanya bicara sepotong-sepotong. Tapi kenyataannya, jebolan Norwich University ini sosok yang enak diajak bicara dan susah berhenti bila bercerita kisah lama hidupnya. Terkadang ia tertawa lepas, saat mengenang kisah-kisah lucu, dan telihat serius dengan mimik haru. Ia berharap, semua kader terbaik Aceh yang sudah dipercayakan masyarakat ke Senayan harus memiliki satu visi dan misi, yaitu saling bergandengan tangan membangun Aceh.
“Terlepas dari parpol manapun, kita punya satu mimpi, yaitu membangun Aceh secara bersama-sama. Mari kembali berbenah menjadi Aceh Hebat pasca melewati masa kelam konflik dan musibah tsunami hingga perjanjian damai yang digagas oleh Pak SBY. Peran kita semua di Jakarta harus saling merangkul dan working in a team, sehingga semua aspirasi masyarakat tersahuti di Pusat,” ujar Teuku Riefky Harsya.
Disinggung soal perolehan suara telak berturut-turut, pria kelahiran 28 Juni 1972 ini enggan berkomentar banyak. Menurutnya, ini merupakan sebuah amanah besar yang harus dipikulnya dan bukanlah hal mudah. Baginya, selain terus berkomitmen memperjuangkan segala aspirasi masyarakat Aceh di pusat, juga terus mempererat tali silaturrahim dengan seluruh lapisan masyarakat.
“Ini tidak lepas dari silaturrahim dan sekaligus doa alim ulama Aceh. Seperti pernyataan dari pak SBY di berbagai kesempatan untuk seluruh kader Demokrat, menang jangan terbang, kalah jangan patah. Teruslah berbuat dalam mengisi perdamaian di Aceh karena perjuangan belumlah selesai,” ujar Teuku Riefky Harsya.*
Penulis adalah Taufik Abdullah, salah seorang honorer dari Dinas Pendidikan Badan Dayah