HeadlineNews

Kitman Persiraja Beralih Mengajar Mengemudi

Kitman Persiraja Beralih Mengajar Mengemudi
Mahmudi (31), bersama mobil yang digunakan untuk mengajar mengemudi di depan Stadion H Dimurthala, Lampineung, Banda Aceh, Sabtu, 11 April 2020. (Fadhil/popularitas.com)

BANDA ACEH (popularitas.com) – Mahmudi, siapa yang tak kenal sosok pria berusia 31 tahun ini bagi pemain dan pecinta Persiraja. Ketika para pemain Laskar Rencong terkapar setelah duel dengan pemain lawan, ia sering terlihat lari terbirit-birit menghampiri sang pemain.

Magic spray atau spray etil klorida dikeluarkan dari tas jinjingnya. Disemprotkan pada pemain yang mengerang kesakitan. Seketika, sang pemain bangkit kembali dan ada pula yang harus menjalani perawatan lebih lanjut.

Itulah profesi Mahmudi, di dunia sepakbola dikenal dengan sebutan Kitman, salah satu tugasnya merawat pemain bila ditackle lawan di lapangan hijau. Namun dia bukan paramedis, setiap menjalani tugas, dia tetap didampingi tenaga ahli.

Tugas lainnya, Mahmudi juga mempersiapkan kebutuhan pemain seperti kostum, kaos kaki, sepatu, minuman, dan berbagai kebutuhan lainnya. Termasuk yang mengambil bola keluar lapangan saat pemain Laskar Rencong berlatih.

Persiraja sendiri saat ini masih bertahan di posisi 7 klasemen sementara dengan raihan 5 poin dari 1 kali kemenangan dan 2 kali imbang. Torehan ini cukup membanggakan untuk sekelas tim promosi.

Namun, karena kompetisi dihentikan, manajemen Persiraja memutuskan untuk meliburkan seluruh pemain dan official mulai Selasa, 24 Maret 2020 hingga batas waktu belum ditentukan.

Kondisi ini juga berdampak pada official, termasuk Kitman, harus berpikir keras mencari tambahan pundi-pundi rupiah menghidupi keluarganya.

“Karena kompetisi libur, jadi aktivitas seperti itu juga berhenti sementara waktu, saya sekarang fokus mengajar mengemudi dan menjaga stadion,” kata Mahmudi saat ditemui di sela-sela aktivitasnya di depan Stadion H Dimurthala, Lampineung, Banda Aceh, Sabtu, 11 April 2020.

Mahmudi memiliki beberapa mobil yang disediakan untuk para pelanggan yang ingin belajar mengemudi. Belajar mengemudi dipusatkan di depan Stadion H Dimurthala dan selanjutnya melewati beberapa jalur di pusat kota Banda Aceh.

“Untuk pengajarnya saya sendiri dan ada kawan saya juga,” jelas Mahmudi.

Kata Mahmudi, untuk tarif mengemudi, harganya mulai Rp 650 ribu untuk mobil yang tak memakai fasilitas AC dan Rp 750 ribu untuk memakai fasilitas AC. Kedua tipe mobil ini melayani 5 kali pertemuan.

Setiap hari, Mahmudi biasanya menerima 3 sampai 5 pendaftaraan siswa baru. Namun, setelah wabah virus corona merambak sampai ke Aceh, usahanya sedikit menurun di mana para siswa yang mendaftar 1 sampai 3 orang.

“Setiap pertemuan rata-rata satu jam setengah atau 90 menit, tergantung kondisi juga,” sebut Mahmudi.

Profesi ini harus dia geluti di tengah pandemi Covid-19. Kompetisi terhenti, berdampak pada dirinya. Saat kompetisi berjalan, Mahmudi mendapat honor sebesar Rp 2,5 juta per bulan, ditambah uang saku setiap bermain tandang atau away.

Sedangkan sekarang kompetisi dihentikan, honor mereka tak akan dibayar sepenuhnya oleh manajemen. Informasi yang ia peroleh, sekarang hanya diberikan honor sebesar Rp 1 juta per bulan.

“Tetapi belum pasti juga,” ujar Mahmudi.

Tentunya ia harus berpikir keras menghadapi pandemi corona. Untuk menambah pundi rupiah, sekarang ia fokus mengajar mengemudi yang berada di kawasan Stadion H Dimurtahala, Lampieung, Banda Aceh.[acl]

Reporter: Muhammad Fadhil

Shares: