News

Luka terbuka tidak perlu ditutup selama 24 jam, begini penjelasan pakar kesehatan

Ilustrasi seorang terluka pada bagian hidung. (ANTARA/Pexels/Karolina Grabowska)

POPULARITAS.COM – Pakar kesehatan dr. Gia Pratama mengatakan mereka yang mengalami luka terbuka semisal akibat jatuh tidak perlu menutupnya semisal dengan plester khusus luka selama 24 jam.

“Ditutup tidak mesti 24 jam. Kalau tidak terekspos boleh dibuka. (Ditutup agar) jangan basah kena air karena di dalam air ada bakterinya,” ujar dia dalam “Press Conference Be The Unstoppable Family with Betadine!” di Jakarta, Selasa (11/7/2023), dikutip dari laman Antara.

Menutup luka membantu menjaga area kulit yang terluka lembab yang mempercepat pemulihan. Namun bukan berarti seseorang harus terus mengenakan perban atau plester luka dan tidak melepasnya.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) merekomendasikan untuk melepas perban lama dan memeriksa tanda-tanda infeksi setiap 24 jam. Orang-orang juga diingatkan agar menjaga luka tetap kering selama penyembuhan.​​​​​

Gia mengatakan sebelum melakukan perawatan pada luka terbuka, sebaiknya seseorang memastikan kondisi tangannya bersih dengan mencucinya terlebih dulu dengan air. Setelahnya, periksa ada atau tidaknya pendarahan.

“Lihat ada pendarahan atau tidak, kalau ada ditutup jangan sampai mengalir terus (darahnya). Kalau terus mengalir bawa ke rumah sakit, biasanya langsung dijahit,” kata Gia.

Sebaiknya bersihkan luka dengan air mengalir. Antiseptik juga bisa digunakan, misalnya yang berbahan dasar povidone iodine karena diketahui mencegah terjadinya infeksi pada luka sekaligus cairan pembersih sebelum tindakan medis.

“Pada luka, yang rusak itu kulit, sehingga benteng terbuka, bakteri gampang masuk. Itulah gunanya antiseptik, mencegah bakteri tembus,” ujar Gia.

Povidone iodine juga diketahui memiliki efektivitas tinggi dan kompatibilitasnya pada kulit bagus sehingga hanya melindungi tidak membuat sel sehat menjadi iritasi.

“Tujuan merawat kulit yang luka agar sel-sel bisa beregenerasi menjadi sel baru, tidak terganggu bakteri,” begitu dr. Gia menjelaskan.

Shares: