POPULARITAS.COM – Pesona bawah laut Pantai Pulo Kueh Patek di Aceh Jaya memang sungguh menakjubkan. Deretan terumbu karang dan berbagai jenis ikan berwarna-warni, memanjakan siapa saja yang berwisata snorkeling ditempat ini. Tentu saja, pantai berpasir putih menambah eksotisme liburan bagi siapa saja yang datang ke tempat ini.
Pantai Pulo Keuh Patek, terletak di Gampong Patek, Darul Hikmah, Aceh Jaya. Kawasan ini mulai dikenal masyarakat sejak 2017. Kala itu, digelar turnamen Keuh Island Fishing Cimpetition oleh masyarakat setempat.
Ribuan pehobi mancing dari berbagai daerah ikut berpartisipasi, seperti Sabang, Banda Aceh, Bireuen, Lhokseumawe dan sejumlah kabupaten lainnya membanjiri tempat itu. Sejak itu, Pantai Pulo Keuh Patek mulai dilirik banyak pihak jadi destinasi wisata.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Gampong Patek, Habibi kepada popularitas.com menerangkan bahwa, saat even yang digelar pihaknya pada 2017 silam, ada seribuan peserta berpartisipasi dari berbagai daerah. “Ramai sekali saat itu,” ungkapnya.
Menggelar even yang libatkan ribuan orang saat itu, sambungnya, upaya pihaknya memperkenalkan kawasan ini sebagai destinasi wisata pilihan untuk spot snorkeling atau selam permukaan terbaik di Aceh.
Selama ini, sambungnya lagi, banyak wisatan domestik maupun mancanegara hanya mengenal Sabang, Simuelue sebagai spot wisata untuk snorkeling. Nah, Pantai Pulo Keuh di Patek ini pesonanya jauh lebih indah dan menarik. Karna itu, perlu diperkenalkan kepada masyarakat umum.
Disini, lanjut Habibi, jejeran terumbu karang dan berbagai jenis biota laut jadi magnet tersendiri bagi wisatawan yang menyukai snorkeling. Tentu saja, ditopang hamparan pasir putih menjadikan lokasi berbeda dengan spot-spot serupa. “Hamparan pasir putih, ribuan jenis ikan dan biota lain dan berbagai jenis terumbu karang merupakan pesona bawah laut yang menjakan mata jika snokerling dikawasan ini,” tutur Habibi.
Untuk menuju lokasi ini tidak rumit, sambungnya. Dari Dermaga Patek, wisatawan bisa menyewa speedboat yang disediakan oleh nelayan. Tarifnya juga murah, hanya Rp50 ribu untuk pulang pergi.
Namun karena masih terbatasnya transportasi, pengunjung harus terlebih dulu memberitahukan satu hari sebelumnya kepada pengelola untuk bisa berkunjung ke tempat ini. “Jika ada yang mau berkunjung bisa langsung menghubungi nomor kontak 085277763538, nantinya akan dipandu,” kata dia.
Ia juga tak lupa berpesan kepada pengunjung agar wajib lapor dan menjaga keaslian lokasi ini, dengan tidak membuang sampah sembarangan. Selain itu, bagi pengunjung non muhrim dilarang untuk pergi ke lokasi ini. Pulo Keuh Patek pun dilarang berkunjung setiap hari Jumat. “Kami terbuka bagi siapa saja, asal bersedia ikut aturan dan tidak melanggar kearifan lokal di tempat kami,” ucapnya.
“Kami juga berharap pengunjung nantinya tetap menjaga kebersihan pantai serta tidak merusak terumbu karang,” pungkasnya.
Sementara, salah satu pengunjung yakni Zahlul Akbar mengaku takjub dengan suasana dan keindahan yang ada di Pulo Keuh Patek. Pemuda asli Calang ini tak pernah bosan meski telah berulang kali datang, untuk sekadar melepas penat karena sering berada di kota Banda Aceh. “Sudah sering, kadang satu atau dua minggu sekali. Kadang-kadang main, mandi sekaligus snorkeling, kadang juga mancing,” ungkapnya.
Pemuda berusia 30 tahun ini merasa wilayah Pulo Keuh wajib dikunjungi oleh para wisatawan, terutama wisatawan dari lokal Aceh. Selain itu, dirinya berharap agar Pulo Keuh Patek dapat dikembangkan hingga menjadi salah satu destinasi wisata di Aceh yang terkenal orang banyak.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Almuniza Kamal menerangkan bahwa, saat ini, pihaknya terus melakukan banyak pembenahan, baik aspek sarana, prasarana dan daya dukung infrastruktur terhadap berbagai destinasi wisata di provinsi ujung barat Sumatra tersebut.
Tentu saja, selain mengoptimalisasi spot wisata yang telah populer, keberadaaan spot wisata baru juga jadi fokus dan perhatian pihanya untuk dikembangkan.
Untuk itu, kolaborasi dengan berbagai pihak, baik itu para pelaku wisata, dengan pemerintah kabupaten dan kota, adalah kunci untuk saling memperkuat dan mendorong bangkitnya kepariwisataan di Aceh. “Sektor pariwisata harus jadi salah satu daya ungkit perekonomian masyarakat. Untuk itu, perlu pembenahan dari berbagai aspek. Begitu juga dengan warganya,” katanya.