HukumNews

Pemerintah Diminta Gerak Cepat Selesaikan Penolakan MPTT Sebelum Jatuh Korban

Pemerintah Diminta Gerak Cepat Selesaikan Penolakan MPTT Sebelum Jatuh Korban

POPULARITAS.COM – Pemerintah provinsi dan kabupaten/Kota di Aceh diminta gerak cepat menyelesaikan pro dan kontra Majelis Pengkajian Tauhid dan Tasauf (MPTT) yang saat ini masih terjadi di seluruh daerah.

Mantan kombatan GAM dan tokoh masyarakat, Tgk Mutamimi mengatakan, desakan ini muncul akibat semakin maraknya aksi penolakan MPTT di seluruh Aceh termasuk di Aceh Utara.

Dia menilai peran serta pemerintah dan ulama sangat penting untuk mengakhiri konflik tersebut. Bila mereka diam, dikhawatirkan akan terjadi perpecahan di kalangan umat Islam di Aceh. Bahkan berpotensi terjadi bentrok fisik dan ini harus cepat diwaspadai secepat mungkin.

“Jangan sampai ini terjadi, Pemerintah dan ulama dayah, MPU seluruh Aceh harus segera bertindak menyelesaikan masalah ini. Umat Islam di Aceh sudah sangat trauma dengan konflik dulu. Jangan sampai damai ini menimbulkan konflik baru yang sebenarnya bisa diselesaikan secara bijak,” tegas pria yang akrab disapa Inggreh Sawang.

Ia juga meminta, para pihak untuk menahan diri, sabar dan menyerahkan penyelesaian masalah ini ke pihak berwenang , dalam hal ini pemerintah (Umara) dan ulama.

“Jangan bertindak anarkis dan main hakim sendiri,” pintanya.

Menurutnya, idealnya kedua belah pihak harus sama-sama bijak, menyerahkan masalah perbedaan ini ke pihak yang lebih berwenang, yakni pemerintah dan MPU. “Saya sangat khawatir bila ini terus bermasalah, akan dimamfaatkan oleh pihak-pihak yang ingin merusak Aceh sehingga konflik antar umat Islam kembali terjadi,” tambahnya.

Katanya, cikal bakal konflik mulai tampak akhir-akhir ini. Seperti perusakan mobil milik jemaah MPTT di Kleut Utara, Aceh Selatan yang terjadi pada awal Agustus lalu, kemudian berlanjut kejadian di Aceh Timur, tepatnya di Sungo Raya. Terus insiden aksi demontrasi yang juga berakhir rusuh mengakibatkan perusakan mobil di Abdya.

Ditambah lagi, adanya insiden pembakaran pamflet dan dayah di Samuti Bireuen, merupakan bukti bahwa sudah ada api konflik yang bisa saja membesar. “Jangan sampai setelah ada korban jiwa dan kerusuhan membesar, baru ada campur tangan pemerintah,” pintanya.

Ia mengingatkan, Aceh serambi Mekkah, bangsa bersyariat dengan sejarah yang menyebarkan Islam ke Nusantara bahkan di Asia Tenggara.

“Jangan sampai sejarah Aceh padam karena konflik baru yang memalukan. Jangan sampai Allah turunkan bala karena sesama umat saling bermusuhan,” pungkasnya.[]

Reporter: Rizkita
Editor: Acal

Shares: