HeadlineNews

Persiapan Ortu Saat Anak Masuk Sekolah Selama Pandemi

Siswa dan Orang Tua Antusias Sambut Belajar Tatap Muka di Tengah Covid-19
Ilustrasi.

 – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah mewacanakan akan kembali digelar belajar tatap muka, kendati pandemi COVID-19 di Indonesia belum berakhir.

Bahkan beberapa sekolah di sejumlah daerah sudah mengakhiri pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan lainnya sedang dalam persiapan belajar tatap muka. Yang artinya, para siswa sebentar lagi akan kembali bersekolah setelah berbulan-bulan belajar di rumah!

Menurunnya penularan virus corona di beberapa daerah menjadi alasan sekolah kembali dibuka. Meski begitu, tetap saja pandemi corona masih menghantui di Indonesia.

Oleh karena itu, ketika anak hendak kembali ke sekolah, penting bagi orang tua untuk memerhatikan beberapa hal.

Dokter Muhammad Iqbal Ramadhan dari klikdokter.com menyebut, hal pertama yang harus disiapkan orang tua adalah mengajarkan untuk menerapkan protokol kesehatan kepada anak.

Kata dokter Muhammad Iqbal, hal terpenting perlu diajarkan adalah agar anak untuk selalu memakai masker kain sesuai standar atau masker medis dengan benar. Karena masker terbukti dapat melindungi dari droplet virus corona.

Selain itu anak harus dibiasakan bawakan hand sanitizer di saku baju atau tas untuk membersihkan tangan. Sebab, tangan anak biasanya akan menyentuh banyak benda di sekolah. Hand sanitizer dapat membunuh virus atau kuman yang menempel di tangan secara praktis.

Lalu ajari pula mencuci tangan dengan sabun secara teratur di sekolah. Anak mungkin sering malas mencuci tangan setelah banyak beraktivitas. Namun, di masa pandemi, mencuci tangan penting untuk mencegah penularan corona.

Jangan lupa ingatkan juga physical distancing dengan siapa pun, baik guru maupun teman sekolah. Minimal sejauh satu meter.
Beri tahu anak untuk tidak bersalaman, bergandengan, ataupun berpelukan dengan siapa pun.

“Kemudian, jangan lupa bawakan bekal makanan yang sudah terjamin kebersihannya dari rumah. Ketimbang anak harus jajan di kantin atau area sekolah lainnya,” sebut dr. Iqbal.

Orang tua juga perlu mengedukasi anak dengan baik perihal virus corona. Seperti, bahaya virus corona dan risiko yang terjadi saat tertular. Dengan memahaminya, protokol kesehatan yang telah diajarkan menjadi beralasan dan dapat diterima anak.

Dokter Iqbal juga mengingatkan orang tua supaya mempersiapkan mental dan pikiran dengan baik. “Maksudnya, orang tua juga jangan terlalu cemas berlebihan atau overthinking terhadap COVID-19,” saran dr. Iqbal.

“Kita waspada boleh, tapi jangan sampai takut atau cemas berlebihan. Agar kita bisa mempersiapkan anak sebaik mungkin ketika berangkat ke sekolah dengan menerapkan beberapa protokol kesehatan dan mengedukasi juga,” dr. Iqbal menegaskan.

Saat orang tua cemas berlebihan, hal itu tentu akan berdampak pada anak. Si kecil mungkin akan ikut cemas, sehingga berdampak kepada persiapannya ke sekolah. Oleh karena itu, orang tua perlu memberi contoh yang baik kepada anak.

Di samping itu, WHO mengingatkan untuk menimbang kondisi kesehatan anak ketika akan kembali ke sekolah.

Apakah seorang anak harus kembali bersekolah atau tidak bergantung pada kondisi kesehatannya, penularan COVID-19 di sana, dan langkah-langkah perlindungan yang diterapkan sekolah untuk mengurangi risiko penyebaran virus.

Berdasarkan data WHO, orang dengan penyakit pernapasan kronis, termasuk asma (sedang hingga berat), obesitas, diabetes, atau kanker, berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah dan kematian dibanding yang sehat-sehat saja. Hal tersebut tampaknya juga terjadi pada anak-anak.

Bila anak hendak kembali bersekolah, persiapkan segala sesuatunya dengan matang. Konsultasi ke dokter disarankan agar dapat lebih yakin dan sesuai kondisi anak. []

Editor: Acal

Shares: