News

Pupuk Hanasa Berawal dari Upaya Mengatasi Limbah Peternakan di Aceh Utara

Koperasi Tualang Lestari berhasil memproduksi pupuk bio organik Hanasa dari limbah peternakan ayam di Aceh Utara | Foto: Courtesy YouTube/Hasbi Azhar

BANDA ACEH (popularitas.com) – Limbah ternak ayam potong yang menjamur di Aceh Utara sempat membuat peternak di daerah tersebut kerepotan. Dalam sehari saja, 1,2 juta ekor ayam peternakan di seluruh Aceh Utara menghasilkan kurang lebih 15 ton kotoran yang berdampak pada lingkungan dan tidak termanfaatkan dengan baik.

Bergerak dari keresahan tersebutlah Hasbi Azhar bersama Taufik Helmi, Hasrul, Luthfi, dan Admasnyah mencari solusi. Mereka kemudian merangkai satu formula agar limbah peternakan ayam tersebut teratasi.

Upaya ini menemukan hasil. Limbah kotoran ayam ternak itu, kini tak lagi mengundang bau di lingkungan peternakan ayam. Kotoran tersebut bahkan berhasil disulap menjadi pupuk bio organik yang dapat menyuburkan tanaman.

Ilustrasi peternakan ayam

“Namanya Hanasa, brand merk pupuk kita yang pusat produksinya di Nisam Antara. Tempat terjadinya konflik terparah di Aceh beberapa waktu lalu,” kata Hasbi Azhar, salah satu owner Hanasa kepada popularitas.com, Sabtu, 23 November 2019 siang.

Hasbi mengklaim, pupuk yang diproduksi Koperasi PT Tualang Lestari tersebut tak sama dengan pupuk kompos hasil pemanfaatan limbah peternakan lainnya. Pupuk Hanasa menurutnya memiliki formula yang jauh lebih bagus dan cepat dalam mengestrak kesuburan tanah serta membasmi hama keong mas di areal persawahan.

Pupuk yang dihasilkan dari limbah peternakan ayam, kambing dan sapi itu, menurut Hasbi, tak hanya dapat dimanfaatkan untuk menyuburkan areal sawah padi saja. Melainkan juga dapat dipakai untuk tanaman palawija, areal tambak, dan bahkan untuk perkebunan sawit.

Selama ini petani dinilai sering salah dalam memahami pola penyuburan tanah dan mengantisipasi hama tanaman seperti keong mas. Sehingga para petani kerap menggunakan zat-zat kimia yang berdampak negatif bagi unsur hara tanah dan kesehatan makhluk hidup.

Hasbi mengaku pihaknya sudah melakukan ujicoba di beberapa lahan petani di Aceh Utara. Hasilnya tanaman subur, dan hama keong mas juga teratasi karena prinsip formula pada pupuk Hanasa tersebut mampu menghancurkan bakteri dalam waktu cepat. Sehingga, kata dia, keong mas yang sering mengeluarkan lendir untuk melindungi dirinya sendiri dari baktreri ikut menyedot formula pada pupuk Hanasa dan membunuh dirinya sendiri.

Meskipun produksi pupuk mereka kini mulai dilirik oleh petani di Aceh, tetapi Hasbi mengaku pihaknya kewalahan dalam mememuhi permintaan pasar. Hal ini disebabkan karena produksi pupuk Hanasa tersebut masih bersifat mandiri. Koperasi Tualang Lestari bersama para owner pupuk Hanasa pun masih mensubsidi produk itu hingga sekarang.

“Produksi kita masih terbatas karena memang benar-benar mandiri. Namun kita tetap semangat karena kerap di-support oleh Badan Penyuluh Pertanian (BPP) Nisam,” ungkap Hasbi lagi.

Selain itu, pihaknya juga belum memproduksi pupuk Hanasa dalam skala besar meskipun sudah mendapat tawaran ekspor oleh Qatar. Hal ini dilatarbelakangi oleh kesulitan memperoleh izin edar seperti yang disyaratkan pemerintah di Indonesia. “Soal ini sudah kita sampaikan kepada Plt Gubernur Aceh saat beliau berkunjung ke stand pameran yang berlangsung di Dinas Peternakan Provinsi Aceh semalam,” ujar Hasbi.

Meskipun berorientasi bisnis, pihak owner Pupuk Hanasa tidak serta merta menjual produknya tersebut kepada petani begitu saja. Mereka kerap memberikan pendampingan kepada petani bagaimana cara menggunakan pupuk yang tepat untuk tanah pertaniannya.

“Konsep Hanasa itu adalah ayo sama-sama kita bangkit. Jangan hanya Hanasa saja yang bangkit, petani kita juga harus bangkit, makanya kami mau memberikan pendampingan untuk para petani yang menggunakan produk Hanasa,” kata Hasbi seraya menyebutkan pupuk tersebut telah diproduksi sejak setahun lalu.* (BNA)

Shares: