Dinas Kebudayaan dan Pariwisata AcehHeadline

Sandiaga Unoe ingin Mie Aceh jajaki pasar Eropa

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Unoe, mendorong pelaku usaha di dapat menjajaki pasar Eropa untuk pemasaran Mie Aceh. Dirinya yakin potensi itu dapat terwujud melalui program Indonesa spice up the world.
Sandiaga Unoe ingin Mie Aceh jajaki pasar Eropa
Ilustrasi, pengunjung memperlihatkan mi lobster yang sudah siap disajikan di Warung Mie Sinan, Kabupaten Simeulue, Aceh, Kamis, 26 Desember 2019. (Fadhil/Popularitas.com)

POPULARITAS.COM – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Unoe, mendorong pelaku usaha di dapat menjajaki pasar Eropa untuk pemasaran Mie Aceh. Dirinya yakin potensi itu dapat terwujud melalui program Indonesa spice up the world.

“Mie Aceh ini memiliki peluang usaha yang baik, dan membuka lapangan pekerjaan,” tukasnya.

Dikatakannya lagi, saat ini, Mie Aceh telah tersebar hampir diseluruh penjuru nusantara, dan telah menciptakan lapangan kerja bagi banyak orang, katanya dikutip dari laman media sosial akun Resmi intagram miliknya @sandiunoe, Kamis (21/10/2021).

Menparekraf berkesempatan mencicipi kuliner Mie Aceh saat dirinya melakukan kunjungan ke Aceh. Dalam kesempatan tersebut Sandiaga mencicip dua jenis Mie Aceh yakni Mie Aceh Abu Zar dan Mie Aceh Razali.

“Karena tidak sempat makan di tempat akhirnya saya bungkus, rasanya tidak berubah dan tetap enak, badabest deh!” ujar Sandiaga.

Menurut Menparekraf, belum lengkap rasanya kalau berkunjung ke Aceh jika belum menyantap kuliner khasnya yakni Mie Aceh.

Sebelumnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menginginkan kuliner Mie Aceh bisa menjajaki pasar Eropa serta negara lainnya, dan potensi itu dinilai dapat terwujud melalui program Indonesia Spice Up the World.

Menparekraf menyebutkan dirinya telah mencicipi berbagai macam kuliner dari Tanah Rencong itu. Terdapat beberapa kuliner yang berpotensi menjajaki pasar global, salah satunya Mie Aceh, yang jauh lebih terkenal dari Ayam Tangkap dan kuliner Aceh lainnya.

Namun, kata dia, selama ini kuliner berbasis mie masih sangat kurang menjajaki pasar global. Berbeda dengan kuliner yang berbasis daging telah banyak ditemukan di berbagai negara seperti rendang, soto, sate, dan nasi goreng.

Sandiaga menilai produk ekonomi kreatif di Aceh sangat berkualitas. Karena perajinnya telah berpengalaman secara turun temurun sehingga dapat menghasilkan produk yang layak ekspor.

Editor : Hendro Saky

Shares: