NewsSepakbola

Sheikh Jassim dan skenario tiga Arab Teluk menguak takdir

Sheikh Jassim bin Hamad al-Thani (kiri) bersama kakaknya yang juga Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, saat undian penentuan grup Piala Dunia 2022 di Doha Exhibition and Convention Center pada 1 April 2022. (AFP/GABRIEL BOUYS)

POPULARITAS.COM – Pacuan untuk menjadi pemilik baru Manchester United sepertinya sudah mendekati garis finis setelah Sheikh Jassim bin Hamad al-Thani mendapatkan hak eksklusif bernegosiasi dengan pemilik United saat ini, Keluarga Glazer.

Hak eksklusif itu membuat United tak boleh lagi ditawarkan kepada pihak mana pun selain Sheikh Jassim.

Untuk itu, Sir Jim Radcliff si orang terkaya di Inggris dan menjadi kesayangan media massa Inggris dalam proses akuisisi Man United, terlempar dalam persaingan dalam mendapatkan Setan Merah.

Jalan Sheikh Jassim semakin mulus setelah Companies House menyetujui pencatatan perusahaan Sheikh Jassim, Nine Two Holdings Ltd.

Companies House adalah badan pemerintah Inggris yang berwenang mencatat perusahaan-perusahaan terdaftar di Inggris.

Nine Two Holdings Ltd adalah perusahaan yang dipakai Sheikh Jassim untuk mengakuisisi United. Melalui pencatatan itu, United akan dibeli sebuah perusahaan berbadan hukum dan berada di Inggris, sehingga tak lagi menjadi kontroversi bahwa entitas bisnis Inggris dibeli oleh asing.

Dengan demikian, United pun di ambang mendapatkan pemilik baru. Mantan bek tengah United Rio Ferdinand bahkan yakin akuisisi United oleh Sheikh Jassim sudah dalam hitungan jam.

Jika akuisisi Man United oleh Sheikh Jassim itu terwujud, maka tiga dari empat klub teratas Liga Inggris saat ini dimiliki oleh investor Arab Teluk.

Pertama, Manchester City. Sekitar 81 persen saham klub ini dimiliki Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan melalui Abu Dhabi United Group dari Uni Emirat Arab, sejak Agustus 2008.

Kedua, Newcastle United. Sejak Oktober 2021, 80 persen saham klub ini dimiliki pemerintah Arab Saudi lewat Public Investment Fund.

Ketiga, Manchester United, hanya jika Sheikh Jassim berhasil menjadi pemenang dalam kontes perburuan saham Setan Merah.

Namun jika ini terjadi, maka akan ada tiga klub Liga Premier Inggris yang dimiliki tiga negara Arab Teluk, yakni Uni Emirat Arab untuk Manchester City, Arab Saudi dalam Newcastle United, dan Qatar untuk Manchester United.

Bersahabat tapi bersaing

Saudi, UEA dan Qatar adalah tiga negara Arab yang bersahabat satu sama lain, dan sama-sama anggota Dewan Kerjasama Teluk (GCC). Namun, mereka juga acap saling bersaing dalam hampir segala sektor, dari ekonomi, politik, sains, hingga olahraga.

Persaingan mereka di Liga Premier sama menariknya dengan persaingan mereka dalam sektor-sektor lain, termasuk eksplorasi ruang angkasa yang membawa mimpi mereka ke Bulan dan bahkan Planet Mars.

Di sisi lain, uang berlimpah mereka dan antusiasme tingginya dalam menjadikan olahraga sebagai kendaraan untuk membentuk citra global yang positif, membawa banyak berkah bagi wajah Liga Inggris saat ini.

Perlu waktu 44 tahun bagi Manchester City untuk bisa menjuarai Liga Inggris. Dan itu terjadi manakala The Citizens dibeli oleh Grup Abu Dhabi pimpinan Sheikh Mansour itu.

Dari total sembilan trofi liga utama Inggris yang mereka peroleh sepanjang sejarahnya, tujuh di antaranya disabet ketika City dalam genggaman Sheikh Mansour.

Hampir separuh dari tujuh gelar Piala FA yang didapatkan City terjadi setelah dimiliki UEA. Bahkan, enam dari total delapan trofi Piala Liga yang didapatkan klub itu sepanjang sejarahnya, direbut pada era Sheikh Mansour.

Puncaknya, mereka menjadi juara Liga Champions tahun ini setelah dua tahun lalu memecahkan sejarahnya sendiri dengan masuk final kompetisi itu untuk pertama kalinya dalam sejarah klub ini.

Namun, dominasi Manchester City era Uni Emirat Arab itu mulai diancam oleh tak saja kekuatan-kekuatan lama seperti Arsenal, Liverpool dan Manchester United, tapi juga Newcastle United yang juga dimiliki Arab Teluk, melalui Arab Saudi.

Newcastle belum pernah lagi merasakan trofi liga utama sejak 1927. Mereka memang pernah enam kali menjuarai Piala FA, tetapi itu sudah lama sekali dengan terakhir kali melakukannya pada 1955.

Tapi, tengoklah Newcastle saat ini setelah diakuisisi Arab Saudi pada akhir 2021.

Dalam setengah musim pertamanya, investor Arab Saudi itu memang baru bisa mendudukkan Newcastle di papan tengah klasemen. Bahkan itu pun sudah luar biasa, karena sebelum diakuisisi Saudi, mereka tersudut di zona degradasi.

Dalam musim penuh pertamanya pada 2022/2023 yang baru berakhir lalu, Newcastle sudah menjelma menjadi kekuatan mengerikan yang bisa merobohkan dominasi kekuatan-kekuatan lama di Liga Inggris.

Perang belanja pemain

Bersama juara bertahan Manchester City, Newcastle adalah dua tim yang paling sulit dikalahkan musim lalu. Mereka sama-sama menjadi tim yang paling sulit dibobol lawan dengan sama-sama kemasukan 33 gol.

Newcastle finis keempat dalam klasemen liga atau masuk zona Liga Champions. Untuk pertama kali sejak 2003, The Magpies bisa merasakan lagi atmosfer kompetisi elite Eropa. Total sepanjang sejarahnya, Newcastle baru empat kali mengikuti kompetisi elite Eropa ini.

Revolusi yang menimpa Newcastle ini melukiskan betapa besar pengaruh uang Arab Teluk.

Tak akan mengejutkan jika kehadiran Newcastle bakal membuat kompetisi dalam Liga Premier menjadi jauh lebih sengit dari musim ini.

Ini karena modal yang dimiliki Arab Saudi disebut-sebut jauh lebih besar ketimbang yang dimiliki Uni Emirat Arab atau Qatar yang menjadi calon pembeli Manchester United.

Fakta uang besar UEA untuk Manchester City telah menghasilkan banyak piala termasuk trofi Liga Champions pada 2023, telah membuat Saudi semakin bernafsu menyulap Newscastle menjadi kekuatan dominan di Inggris dan Eropa.

Tekad yang sama tentu dimiliki Qatar yang sejauh ini gagal mencapai derajat seperti sudah dicapai City, walau sudah habis-habisan bersama Paris Saint German dengan mendatangkan superstar-superstar seperti Lionel Messi, Neymar, dan Kylian Mbappe.

Mungkin kegagalan Paris Saint Germain dalam kompetisi Eropa karena klub ini tak memiliki tradisi tampil dalam level puncak kompetisi Eropa. Ini berbeda dengan Manchester United yang sudah tiga kali menjuarai Liga Champions.

Oleh karena itu, tak berlebihan jika Qatar terlihat mati-matian berusaha mendapatkan United, walau harga yang dipatok Keluarga Glazer mencapai 6 miliar pound yang bisa membuat United menjadi klub sepak bola termahal di dunia.

Bagi Liga Inggris sendiri, persaingan ketiga negara itu bakal membuat liga ini makin seru, sekaligus menjadi magnet baik bagi pemain-pemain top dunia, maupun bagi para penyuka sepak bola di seluruh dunia.

Rumor bahwa Sheikh Jaasim bakal membetot superstar-superstar seperti Kylian Mbappe ke Old Trafford jika berhasil membeli United, bisa membuat Liga Inggris musim depan akan diwarnai perang belanja pemain hebat dari seluruh dunia.

Liga Inggris pun bisa menjelma bukan hanya ajang unjuk kebolehan pemain-pemain terbaik di dunia, tetapi juga panggung persaingan tiga serangkai Arab Teluk yang bisa membuat lanskap, wajah dan atmosfer kompetisi liga sepak bola ini berubah drastis. (ant)

Shares: