HeadlineNews

Solusi dua negara opsi terbaik akhiri konflik Israel dan Palestina

Dosen Hubungan Internasional FISIP UIN Syarif Hidayatullah, Teguh Santosa menjelaskan, solusi dua negara yang ditawarkan oleh Perdana Menteri Israel, Yair Lapid yang disampaikan saat Sidang Majelis Umum PBB ke-77 pada 22 September 2022, adalah opsi terbaik untuk akhiri konflik negara tersebut dengan Palestina.
Dari kiri ke kanan: Ketua Umum JMSI Teguh Santosa, Dubes Palestina Zuhair Al Shun, Ketua GNPF Ulama OKU Alikhan Ibrahim, dan tokoh masyarakat OKU di Jakarta Usman Rizal.

POPULARITAS.COM – Dosen Hubungan Internasional FISIP UIN Syarif Hidayatullah, Teguh Santosa menjelaskan, solusi dua negara yang ditawarkan oleh Perdana Menteri Israel, Yair Lapid yang disampaikan saat Sidang Majelis Umum PBB ke-77 pada 22 September 2022, adalah opsi terbaik untuk akhiri konflik negara tersebut dengan Palestina.

Hal tersebut disampaikan Teguh Santosa, saat mendampingi Ketua Gerakan Nasional Pembela Fatwa Ulama (GNPF) Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, H Alikhan Ibrahim, saat menyerahkan bantuan satu unit ambulance di Kedutan Besar Palestina di Jakarta, Kamis (29/9/2022).

Menurut Teguh, gagasan solusi dua negara yang disampaikan oleh PM Yair Lapid yang akan beri kepastian keamanan dan stabilitas ekonomi bagi Israel, merupakan jalan keluar palilng kredibel untuk akhiri konflik dengan Palestina.

Gagasan Yair Lapid itu, kata Teguh lagi, harus jadi perhatian komunitas internasional untuk ciptakan perdamaian kedua negara. Terlepas dari keraguan banyak pihak atas itikad PM Yair Lapid, ujarnya lagi, saat ini hal tersebut pilihan terbaik saat ini.

Jadi, sebut Teguh lagi, ucapan PM Yair Lapid saat sidang majelis umum PBB tersebut, adalah momentum emas bagi komunitas internasional guna wujudkan perdamaian hakiki bagi kedua negara.

Bisa jadi memang, ulas Teguh, gagasan PM Yair Lapid sebagai strategi dirinya memainkan kartu untuk hadapi Pemilu pada November mendatang di Israel. Tapi jelas bahwa ucapan Perdana Menteri Israel itu sebagai bentuk pengakuan tegas atas eksistensi negara Palestina. “Ini momentum emas komunitas internasional wujudkan perdamaian di kawasan itu,” tukasnya.

Teguh sendiri, hadir dalam penyerahan ambulance di Kedubes Palestina atas permintaan GNPF Oku, yang meminta dirinya fasilitas penyerahan bantuan tersebut. Permintaan itu tentu dikarenakan rekam jejak Ketua Umum JMSI Itu yang miliki jejaring luas dubes negara sahabat di Jakarta.

Penyerahan ambulance dari GNPF OKU untuk masyarakat Palestina itu, diterima langsung Duta Besar Zuhair Al Shun. Dalam kesempatan itu, hadir sejumlah tokoh masyarakat OKU yang juga hadir dalam penyerahan bantuan ambulans itu adalah H. Mustahiruls Kohar, Dimpu Siburian, Elvis Rahman, Rama Fitrah, H. A. Muchtar, H. M. Marhum, dan H. Usman Rizal. 

Teguh melanjutkan, konflik Israel dan Palestina punya akar sejarah yang panjang. Hubungan dua bangsa, Arab dan Yahudi di kawasan itu alami pasang surut. Konstelasi politik global juga ikut mewarnai ketegangan kedua negara itu. Akibatnya kekerasan kerap menjadi unsur dominan dalam konflik itu sejak tujuh dekade terakhir.

Persoalan Israel dan Palestina adalah ‘PR’ bagi komunitas internasional. Untuk itu perlu membangun pandangan yang konstruktif melihat konflik dua negara itu dengan mengesampingkan sentimen sektarian, serta tetap kedepankan prinsip demokrasi sebagai jalan keluar perdamaian.

Perdamaian kedua negara akan memutus rantai kekerasan, memastikan perlindungan HAM, dan juga penegakan hukum bagi Israel dan Palestina, dan ini harus jadi prinsip pentin, paparnya.

Karena itu, tawaran PM Yair Lapid sebagai pendekatan baru negara Isral terhadap Palestina harus disambut dengan langkah-langkah yang kongkrit dari komunitas internasional. Bagi kita, penjajatan Israel atas Palestina harus di akhiri, dan kekekerasan terhadap warga Palestina juga harus dihentikan, demikian Teguh Santosa.

Shares: