POPULARITAS.COM – di Tibang, Kota Banda Aceh, terdapat areal seluas 6,75 hektar. Diwilayah ini, oleh pemerintah setempat telah ditanami lebih dari 150 jenis tanaman khas nusantara. Terdapat juga sejumlah pohon-pohon langka yang tumbuh ditempat ini.
Nah, saat ini, kawasan ini miliki 3.500 lebih batang pohon. Wilayah ini juga telah menjadi kawasan baru objek wisata di Banda Aceh, Taman Hutan Kota, begitu warga sering menamai tempat ini.
Taman hutan kota Tibang memiliki luas area sekitar 6,75 Hektare. 150 tanaman khas Nusantara ditanami tanaman langka dengan total pohon berjumlah 3.500. Termasuk tanaman langka khas Aceh seperti, jeumpa puteh dan jeumpa kuneng, jampee, bak manee, jati emas dan bak gelumpang.
Taman yang berisi pohon-pohon khas itu, sebagian ditanam serentak oleh 99 kepala daerah, mulai dari walikota Sabang hingga Jayapura, Papua. Dengan menanam bibit pohon khas daerah masing-masing. Dan ini cukup bermanfaat bagi generasi muda yang ingin mengetahui pohon asli Indonesia.
“Ke 99 itu, ditanam oleh para walikota daerah pada acara Apeksi (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia) pada Tahun 2011 lalu,” kata salah seorang pengelola Hutan Kota Tibang, Rahmat beberapa waktu lalu.
Bukan hanya itu, Mantan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dan istrinya turut menanam pohon di hutan kota itu. Mereka menanam pohon Rembesi (Samanea saman) yang ditanam akhir 2010 lalu.
Awalnya, kawasan hutan kota ini dulunya lahan kosong yang terlantar. Namun setelah dibangun oleh Pemerintah Kota Banda Aceh, BNI dan yayasan Bustanuslatin, kini kawasan hutan kota ini menjadi tempat favorit bagi kaula muda.
Untuk membuat pengunjung cepat mengenali nama pohon di areal tersebut, pengelola hotan kota tibang memasang papan nama dari setiap tumbuhan. Lengkap dengan bahasa latin dan bahasa Indonesia. Khusus pepohonan khas Aceh, dilengkapi dengan nama bahasa Aceh.
Saat berkunjung ke lokasi ini, untuk masuk ke hutan kota Tibang ini harus melalui jembatan gantung besi. Panjangnya sekitar 12 meter yang melintasi kolam ikan. Dan jembatan ini salah satu tempat bagi pengunjung yang suka berswafoto.
Setelah melewati jembatan, pengunjng akan menemui papan informasi dan juga peta terdapat di pintu masuk. Beragam informasi flora dan fauna yang ada di hutan kota Tibang ada di papan tersebut.
Pengunjung juga bisa menikmati puluhan makam kerajaan Aceh yang juga berada di dalam hutan kota. Aneka permainan untuk anak-anak juga ada di taman itu.
Paling banyak dikunjungi kaula muda ialah jembatan tajuk yang berada di selatan hutan kota tibang. Jembatan ini cocok buat penggemar swafoto, jembatannya pun begitu instagramable.
Sejumlah fasilitas pendukung lainnya, berupa kantin, toilet, mushalla juga tersedia di lokasi itu. Untuk menuju ke Hutan Kota Tibang, pengunjung hanya menempuh jarak sekitar 15 menit dari pusat Kota Banda Aceh.
Tempat ini juga cocok dan rekomended bagi keluarga, sebab, lokasi ini memang di desain untuk wahana eko wisata di Banda Aceh. Apalagi banyak atraksi wisata yang bisa di jajal di taman tersebut.
Pj Wali Kota Banda Aceh, Amiruddin mengatakan, pihaknya terus memugar dan melestarikan khususnya lokasi wisata dan taman yang berpotensi bisa menggaet wisatawan. Apalagi, sejumlah taman di Banda Aceh juga memiliki sejarah Panjang yang patut diketahui.
Ia juga mengajak wisatawan untuk melihat dan berkunjung ke Taman Hutan Kota Banda Aceh. Di sana, kata dia, cukup sejuk dengan balutan pohon-pohon yang rindang. “Di Banda Aceh itu memang terkenal banyak wisata sejarah hingga taman-taman yang bisa dikunjungi para wisatawan, tempatnya juga menarik dan tidak membosankan,” katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Almuniza Kamal menyebutkan bahwa, kawasan Taman Hutan Kota di Banda Aceh, telah menjadi salah satu manget pariwisita di daerah itu. keberadaannya tidak hanya sebagai penyuplai oksigen dengan ribuan batang pohon rindang, tapi kini telah menjelma destinasi wisata.
Kawasan itu kerap dijadikan warga, baik domestik maupun wistawan nasional, untuk sekedar liburan menikmat berbagai satwa, flora yang secara alami berkembang dikawasan ini. Pada hari-hari tertentu juga banyak masyarakat datang untuk jogging berkeliling areal tersebut, demikian Almuniza.