HeadlineNews

Tim Sembilan Plus untuk percepatan pertumbuhan ekonomi Aceh

TIM SEMBILAN, terdiri dari sembilan lembaga vertikal, yakni Bank Indonesia (BI), OJK, BPS, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN), Kantor Perlayanan Perbendaharaan Negara (KPPN), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dan Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
Tim Sembilan Plus untuk percepatan pertumbuhan ekonomi Aceh
Kepala BI Achris Sarwani, Kepala OJK Aceh, Yusri, dan Dirut Bank Aceh Syariah, Haizir Sulaiman, saat bertemu dan bincang dengan Bupati Bener Meriah, Shabela Abubakar

POPULARITAS.COM – TIM SEMBILAN, terdiri dari sembilan lembaga vertikal, yakni Bank Indonesia (BI), OJK, BPS, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN), Kantor Perlayanan Perbendaharaan Negara (KPPN), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dan Direktorat Jenderal Pajak (DJP).

Dipusat, tim tersebut merupakan mitra komisi IX DPR RI, yang memiliki tugas dan tanggungjawab mencakup perencanaan pembangunan nasional, keuangan dan perbankan.

Salah satu anggota Tim Sembilan, Kepala BI Aceh, Achris Sarwani, menyebutkan, Bank Aceh Syariah, merupakan perbankan yang memiliki peran penting bagi ekonomi didaerah ini, karenanya dilibatkan dalam tim, sehingga khusus di provinsi ini, kami menyebutnya Tim Sembilan Plus.

baca juga : OJK Catat 1,5 Juta Rekening Warga Aceh Masih Gunakan Bank Konvensional

Sejak 18 Agustus 2021, Tim Sembilan Plus, melakukan kunjungan kerja ke sejumlah kabupaten dan kota di Aceh, seperti Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, Subulussalam, Aceh Selatan, Aceh Barat Daya, Aceh Jaya, dan Aceh Tenggara.

Kunjungan kerja itu guna menggali potensi sumber daya di daerah, serta mencari solusi atas kendala dan hambatan pemerintah kabupaten dan kota, agar segera dicarikan jalan keluar atas masalah tersebut.

Kepala OJK Aceh, Yusri, menyebutkan, melibatkan Bank Aceh Syariah sangat penting, sebab, saat ini, total aset perbankan didaerah ini sebesar Rp61,03 triliun, dan 44,73 persen merupakan aset bank yang sahamnya dimiliki pemerintah daerah itu. Sebabnya, peran Bank Aceh sangat besar dalam mendorong sektor unggulan di provinsi ini.

Yusri menambahkan, salah satu peran penting OJK saat ini di Aceh adalah memastikan implementasi Qanun LKS Nomor 11 tahun 2018. Yusri mengatakan, sebagai lembaga yang diberikan tugas untuk mengatur, mengawasi dan melindungi sektor perbankan, maupun lembaga keuangan lainnya, dirinya ingin mendengar langsung setiap masukan maupun permasalahan perbankan yang ada di masing-masing daerah.

Dalam kunjungan keberbagai kabupaten dan kota itu, Tim Sembilan Plus bertemu dengan Bupati Abdya Akmal Ibrahim, Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar, Bupati Aceh Jaya Irfan TB, Walikota Subulussalam, Affan Alfian Bintang, Wakil Bupati Aceh Tenggara.

Sementara di Aceh Singkil, melakukan kordinasi dengan bupati setempat, dan di Gayo Lues bertemu dengan Bupati Amru.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh, Ihsanurijal mengatakan pencatatan terhadap seluruh indikator ekonomi di Aceh dilakukan secara objektif dengan metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Tingkat pengangguran terbuka dan pandemi berdampak pada tingginya tingkat kemiskinan di Aceh. 

Kepada Tim Sembilan Plus, Bupati Aceh Jaya, Teuku Irfan TB menerangkan, daerahnya memiliki potensi besar sektor kelautan, perikanan dan juga komoditas unggulan sektor pertanian dan perkebunan.

Sedangkan, Bupati Aceh Barat Daya, Akmal Ibrahim, di hadapan Tim Sembilan Plus menyebutkan, saat ini masyarakat didaerahnya tengah menggalakan budidaya udang vaname.

baca juga : Maybank Indonesia miliki unit usaha syariah di Aceh

Dikatakan Akmal, Udang vaname memiliki sejumlah keunggulan, di antaranya, udang itu mudah beradaptasi, kemungkinan udang mati juga sangat kecil, sehingga memiliki prospek yang cukup baik untuk dibudidayakan. Di samping itu, laju pertumbuhan udang vaname juga cepat. Sehingga pengelola tambak tidak perlu menunggu panen dengan waktu yang terlalu lama.

Sementara itu, di sektor pertanian, lanjut Akmal, ia dengan dinas terkait tengah melakukan budidaya dan sosialisasi tanaman polong jengkol. Menurutnya, komoditas jengkol di Abdya di hargai sebesar Rp 13.000/kg. Sementara itu di pulau Jawa, dengan kuantitas yang sama, harganya bisa setara harga daging sapi. 

“Jengkol Abdya merupakan jengkol terbaik se-Indonesia. Awal tahun lalu, kementerian pertanian telah menyerahkan sertifikasi varietas unggul nasional terhadap komoditas jengkol Abdya,” ujarnya. 

Ia berharap, sektor perbankan dapat membantu dalam memberikan pelatihan sekaligus pembiayaan bagi sektor unggulan di Abdya. 

Di Pulau Banyak, Kamis (19/08/2021) Bupati Singkil, Dulmusrid mengatakan, Pulau Banyak merupakan satu destinasi bahari terbaik di Aceh. Investor dari Uni Emirat Arab, telah berkomitmen mendukung ekosistem pariwisata yang ada di Pulau Banyak. Diakuinya, saat ini infrastruktur yang ada saat ini belum optimal,  sehingga kemampuan pulau banyak menampung wisatawan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi belum begitu dirasakan dampaknya. 

“Kehadiran bank menjadi salah satu indikator penting dalam membangun destinasi wisata di pulau banyak,”ujarnya. 

Walikota Subulussalam, Affan Alfian Bintang dalam audiensi yang dilaksanakan di pendopo bersama seluruh unsur forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda), Jumat (20/08/2021) mengharapkan dukugan Bank Aceh dalam membangun jaringan kantor di kecamatan Longkib dan Sultan Daulat. “Ini akan membuka akses pasar yang lebih luas bagi masyarakat di dua kecamatan tersebut,” ujarnya. 

Wakil Bupati Aceh Tenggara, Bukhari, Sabtu (21/08/2021) mengatakan, daerahnya yang terletak di perbatasan memiliki sejumlah komoditas ungulan seperti jagung, kelapa sawit, dan ikan mas. Namun menurutnya, komoditas tersebut belum memiliki nilai tambah mengingat masih tingginya ketergantungan proses pengolahan di Provinsi Sumatera Utara. 

“Pabrik pengolahan jagung menjadi salah satu kebutuhan yang mendesak untuk saat ini,”  ujarnya.

Saat Kabupaten Gayo Lues, kepada Tim Sembilan Plus, Bupati Amru menyebutkan, saat ini sere wangi merupakan komoditas unggulan di daerahnya.

Namun, secara geografis, 80 persen wilayah Kabupaten Gayo Lues merupakan kawasan hutan lindung, sehingga pemanfaatan lahan untuk pertanian cenderung terbatas. “Hal ini berdampak pada kemampuan produksi belum mampu memenuhi kapasitas minimal untuk melakukan ekspor secara mandiri,” ujarnya. 

Sementara itu, Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar, dalam audiensi di pendopo, Minggu, (22/08/2021) menyambut baik kunjungan tim sembilan dan Bank Aceh. Dikatakan, selain kopi Gayo, daerah Aceh Tengah memiliki komoditas unggulan seperti bawang dan cabe. 

Kembali kepada Kepala BI Aceh, Achris Sarwani, Ia menyebutkan, kunjungan tim sembilan dimaksudkan sebagai upaya sinergitas seluruh sektor dalam rangka mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi daerah. 

“Kami di tim sembilan membuka diri seluas-luasnya untuk melakukan koordinasi dengan seluruh pihak dalam upaya mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing daerah,” ujarnya. Dikatakan, tahun lalu sisa lebih pembiayaan anggaran (SILPA) Aceh cenderung tinggi. 

Ia berharap, seluruh pihak dapat lebih proaktif bersinergi dalam rangka mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi daerah. 

Menurut Achris, kunjungan pihaknya itu, merupakan langkah awal tim sembilan dalam membangun sinergitas di antara seluruh instansi dan kepala daerah. Selanjutnya, koordinasi akan terus dilakukan dalam rangka mengakomodir permasalahan di masing-masing daerah. 

Editor : Hendro Saky

Shares: