POPULARITAS.COM – Mantan kombatan GAM sekaligus pelaku ekonomi kreatif Aceh saat ini, yakni Syardani M Syarief atau yang akrab disapa Tgk Jamaika, mengunggah curhatan di media sosial Facebook, Selasa (19/11/2024).
Dalam postingannya, Tgk Jamaika menceritakan terkait sebuah peristiwa berbentuk ancaman yang diduga dilontarkan oleh calon wakil gubernur Aceh nomor urut satu, yakni M Fadhil Rahmi alias Syekh Fadhil.
Hal itu terjadi saat mereka ikut mengantarkan tamu dari luar, termasuk tamu negara, di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Aceh Besar, Senin (18/11/2024) kemarin.
Di mana, Syekh Fadhil diceritakan menghampiri dirinya (Tgk Jamaika) dengan memberikan sejumlah ucapan yang dinilai tak mengenakkan, dengan raut wajah yang emosi saat itu.
Bahkan, Tgk Jamaika juga menceritakan bahwa Syekh Fadhil melontarkan ancaman hendak meninju dirinya. Ia pun merasa kaget dan malu di depan banyak orang, hingga menyesali kejadian ini.
“Padahal, syech Fadil sudah pernah duduk di kursi DPD RI selama satu periode. Lima tahun sudah menjadi politisi bergaul dg ratusan politisi lainnya dari seluruh Indonesia, saya pikir dia sudah dewasa dalam berpolitik, ternyata SD belum tamat. Bagaimana mau jadi pemimpin negeri?,” ucap Tgk Jamaika dalam curhatannya yang dikutip di laman Facebook-nya.
“Siapapun kalau terjun ke dalam dunia politik dan menjadi politisi itu harus siap mental lahir dan batin dg segala kemungkinan terburuk terjadi,” katanya.
“Politisi itu ibarat tong sampah, segala yg busuk akan dibuang ke dalam tong sampah. Politisi harus siap berkorban, bisa korban uang jika gagal, korban pikiran, korban perasaan, bahkan mungkin korban nyawa pun bisa saja terjadi,” ungkap Tgl Jamaika dalam postingannya.
Postingan itu pun mendapat beragam like dan komentar dari para netizen. Namun, apakah benar terjadi hal yang demikian, seperti yang diceritakan oleh Tgk Jamaika?
Syekh Fadhil sendiri yang dikonfirmasi popularitas.com terkait hal ini belum memberikan keterangan apapun, meski sempat dihubungi via telepon dan pesan singkat WhatsApp. Begitu juga dengan timsesnya saat dikonfirmasi dalam grup Whatsapp yang ada.
Berikut kutipan postingan curhatan Tgk Jamaika di laman Facebook-nya:
“Lam Pah Pam Sigò”
Kemarin Senin (18/11/2024), kebetulan saya ikut mengantarkan rombongan Fauka Noor Farid, Utusan Khusus Presiden Prabowo untuk Pilkada Aceh ke Bandara SIM.
Fauka ikut ditemani Sekretaris Gerindra Aceh, Abdurahman Ahmad, Juru Bicara Mualem-Dek Fadh, Mahfudz Y Loethan, dll.
Setiba di Bandara SIM, Fauka disambut oleh Abu Razak (Sekjen Partai Aceh), mereka langsung membuat rapat khusus di ruang tertutup VVIP Lounge. Selesai itu mereka keluar berbaur ngobrol-ngobrol dg Tim di ruang VVIP Lounge.
Kemudian tiba Dek Fad, Fauka memindahkan tempat duduknya dan berbicara khusus dg Dek Fad.
Lalu berikutnya ustad Abdul Somad (UAS) tiba.
Selesai berbicara dg Fauka, Dek Fad menuju ke tempat duduk menemani UAS.
Menjelang waktu boarding pesawat, saat berjalan hendak keluar ruang VVIP Lounge, Fauka berhenti dan duduk berbicara sejenak dg UAS.
Saya bertemu dg Fachrul Razi dan berfoto dg kode jari menunjukkan nomor pasangan kandidat Cagub/Cawagub masing-masing.
Kemudian dua orang Timses Cawagub 01 memhampiri saya, mengatakan bahwa mereka bersama syech Fadil tapi mereka adalah follower setia saya. Setiap hari mereka menanti dan mengikuti postingan-postingan di akun Facebook saya.
Terus saya melihat syech Fadil datang menghampiri saya sambil berteriak “Ee ustad impor”, dia semakin mendekat dan mengulang lagi kalimat “ustad impor yéh” dg suaranya lebih keras sambil mengarahkan kepalanya ke arah UAS untuk memperlihatkan UAS ke saya.
Syech Fadil belum puas, terus mengatakan “Ka kheun keu gob leupah-leupah that, lam pah pam sigò” dg mimik raut wajahnya yg terlihat begitu emosi.
“Lam pah pam sigò” dg kata lain Pam = Tinju, kalau diterjemahkan artinya “Seharusnya saya tinju sekali”. Berarti syech Fadil ka geulakèë tinju Lôn baroë di Bandara SIM hai pak kadih Murthala Murthalamuddin
Saat itu saya merasa malu dan terhina, karena suara diucapkan syech Fadil itu cukup keras dan juga didengarkan oleh timnya yg sedang berbincang-bincang penuh keakraban dg saya sambil berdiri.
Saya hanya diam dan tersentak melihat tingkah dan sikap politisi yg kekanak-kanakan itu.
Lalu Fauka dan UAS bergerak menuju ke ruang boarding, tampak sejumlah orang bersalaman dan foto-foto dg UAS dan Fauka, semua Tim juga ikut meninggalkan ruang VVIP Lounge tersebut.
Beberapa waktu yg lalu saya diminta “Gitok di kepala” oleh Kanda Syukri, terus kemarin diminta “Pam sigò” oleh syech Fadil. Saya tidak tahu entah besok apalagi yg terjadi terhadap saya hai TuSudan
Padahal, syech Fadil sudah pernah duduk di kursi DPD RI selama satu periode. Lima tahun sudah menjadi politisi bergaul dg ratusan politisi lainnya dari seluruh Indonesia, saya pikir dia sudah dewasa dalam berpolitik, ternyata SD belum tamat. Bagaimana mau jadi pemimpin negeri?
Siapapun kalau terjun ke dalam dunia politik dan menjadi politisi itu harus siap mental lahir dan batin dg segala kemungkinan terburuk terjadi.
Politisi itu ibarat tong sampah, segala yg busuk akan dibuang ke dalam tong sampah.
Politisi harus siap berkorban, bisa korban uang jika gagal, korban pikiran, korban perasaan, bahkan mungkin korban nyawa pun bisa saja terjadi.
Jadi, politisi bèk lipéh that ôn geulinyuëng, harus tahan jika dikritik, dibully, bahkan dihina dan dicaci.